Chapter 09

989 190 15
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Happy Reading,

Selesainya kajian membuat para jama'ah kembali pada aktivitasnya masing-masing. Karena hari ini merupakan hari libur, jadi tidak ada kelas untuk santri putri maupun santri putra.

"Eh, teman lu ke mana?" tanya Balqis pada Suci yang baru saja keluar dari masjid.

"Teman aku yang mana?" sahut Suci yang berbalik bertanya.

"Teman lo yang bawel dan suka memerintah itu, biasanya kalian kalau ke mana-mana selalu berdua," jelas Balqis.

"Oh, Zizah? Dia izin sama aku, tadi katanya tidak bisa mengikuti pengajian sampai selesai, karena ada suatu urusan penting," jawab Suci.

"Urusan penting apa? Sepenting apa urusan dia? Bilang aja kalau dia itu sebenarnya enggak mau mengikuti pengajian dengan beralasan, ada urusan penting," cibir Balqis tanpa rasa bersalah.

"Astaghfirullah, kamu jangan suudzon seperti itu. Lagipula, tadi aku lihat sendiri, kok, kalau uminya mau bicara dan mungkin cukup penting," sahut Suci yang tidak suka dengan perkataan Balqis.

"Terserah, deh, kalau lu enggak percaya. Gue sangat gerah, mau melepas jilbabnya, ah," ucap Balqis yang akan melepas jilbabnya.

"Eh, Balqis enggak boleh dilepas jilbabnya, pakai lagi! Kamu tahu ‘kan, kalau itu aurat wanita?" ujar Suci panik karena Balqis melepas jilbabnya di tempat yang cukup terjangkau oleh santri putra.

"Enggak peduli, intinya gue gerah," sahut Balqis berjalan meninggalkan Suci seraya menjadikan jilbabnya sebagai kipas dadakan.

Di lain tempat, Azizah sedang berjalan beriringan dengan Ustadz Aby menuju kobongnya masing-masing, sebelum akhirnya perjalanan mereka harus terhenti, karena tiba-tiba Azizah melihat kedua temannya yang sedang beradu bicara dengan salah satu dari mereka melepas jilbab.

"Tunggu, Bang!" ujar Azizah menghentikan langkah Ustadz Aby tanpa embel-embel ustadz.

"Ada apa?" jawab Ustadz Aby menengok ke kanan dan ke kiri mencari sesuatu tentang hal apa yang membuat adiknya menghentikan langkahnya.

"Bang Aby, pejamkan mata! Zizah mohon pejamkan matanya, Abang!" ujar Azizah mencoba menutup mata Aby.

"Ada apa, sih, Zah?" tanya Ustadz Aby yang bingung dengan tingkah adiknya.

"Zizah mohon pejamkan mata Abang, sebentar saja, dan jangan dibuka sebelum Zizah datang ke sini lagi. Tunggu, sebentar," ucap Azizah mengingatkan dan dijawab anggukkan kepala oleh Aby yang mulai memejamkan matanya.

"Kak Balqis, kenapa melepas jilbab?" ucap Azizah yang menghampiri Balqis.

"Gue gerah," sahut Balqis santai.

"Astaghfirullah, Zizah mohon, Kak Balqis pakai lagi, ya, jilbabnya. Atau mau Zizah pakaikan?" tanya Azizah khawatir ada ikhwan yang melihat aurat Balqis.

"Gue sudah bilang, kalau gue gerah. Lagi pula, lu enggak usah sekhawatir itu. Kalaupun santri putra lihat gue enggak memakai jilbab, enggak masalah. Nih, ya, gue beritahu, di luar sana banyak orang yang lebih membuka auratnya, memakai baju yang enggak bertangan, hotpants. Lagipula, gue hanya melepas jilbab saja, kok, enggak akan gue lepas juga ini roknya," sebal Balqis.

Assalamualaikum Aqis✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang