Chapter 19

705 162 20
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Happy reading,

Tak banyak santri putra maupun santri putri yang mengikuti ekskul BTQ, bahkan bisa dihitung oleh jari karena terlalu sedikitnya murid yang mengikuti ekskul ini.

"Baiklah, mari bersama-sama kita memulai ekskul ini dengan membaca surah Al Fatihah," ucap Ustadz Aby.

"Tunggu, Ustadz, maksud Aqis, Ustadz saja sama yang lain, karena Aqis ada panggilan alam. Izin ke toilet sebentar, ya, Ustadz," ucap Balqis yang segera berdiri untuk meninggalkan mushola.

"Sepuluh menit dari sekarang," ujar Ustadz Aby mengingatkan Balqis bahwa ia hanya boleh ke toilet dalam waktu sepuluh menit.

"Aduh, Ustadz, enggak bisa. Aqis sakit perut," ucap Balqis mencoba menyangkal.

"Baiklah 15 menit."

"Terlalu cepat, Ustadz. Berjalan dari mushola sampai toilet saja, jaraknya cukup jauh."

"20 menit."

"Ustadz, Aqis belum lagi harus melewati lapangannya, belum juga melewati koridor, dan ditambah, Aqis kan, membutuhkan waktu untuk mengeluarkan sisa kotoran yang ada di perut Aqis, lalu juga--" ucap Balqis yang mengabsen kegiatan yang akan ia lakukan selama perjalanan menuju kamar mandi.

"Baiklah, terserah kamu," sahut Ustadz Aby menyerah.

"30 menit, ya, Ustadz," jawab Balqis yang pergi meninggalkan mushola tanpa menunggu persetujuan dari Ustadz Aby.

30 menit? Buang air besar atau menggali harta karun? batin Ustadz Aby.

~~~

Cukup jauh perjalanan dari mushola menuju toilet wanita, yang harus melewati lapangan serta koridor kelas.

"Sebenarnya Aqis bukan mau ke toilet, cuma kepengin menghindar saja dari ekskul BTQ itu. Malu juga kan, kalau Ustadz Aby mengetahui ternyata Aqis enggak bisa mengaji. Aqis mau tidur sajalah di kobong," gumam Balqis yang tengah berjalan di koridor yang cukup sepi dan hanya ada beberapa santri yang memang sedang berlewat-lewatan, hingga ia melihat Ustadzah Hanin yang baru saja keluar dari lingkungan kobong putri.

"Lho, itu kan, Hanin, dia mau apa, ya, ke kobong santri putri? Bukannya semua santri sedang mengikuti ekskul, itu artinya enggak ada yang menjaga kobong. Wah, kok Aqis merasa curiga, ya? Logikanya seperti ini, Hanin enggak mungkin mau menumpang tidur di kobong putri. Tapi ya sudahlah, Aqis mau merebahkan tubuh saja di kobong," gumam Balqis yang mengangkat bahunya, tanda ia tidak terlalu peduli.

Krieett ...

"Hoaa, nikmatnya merebahkan tubuh setelah beberapa hari selalu memforsir kegiatan," ucap Balqis yang merebahkan tubuhnya di kobong 9, dan tanpa disadari ia pun mulai ternyenyak dalam tidurnya.

Zzzzz ...

"Balqis, bangun! Kamu enggak mengikuti ekskul? Enak sekali, ya, yang lain mengikuti ekskul, sedangkan kamu enak-enakkan tidur di sini," ucap Sasa yang merupakan teman satu kobong dengan Balqis.

"Hm, kamu kalau iri, bilang saja, jangan menggerutu enggak jelas seperti itu. Aqis itu sedang lelah, sudah sana-sana!" usir Balqis pada Sasa.

Assalamualaikum Aqis✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang