Chapter 23

764 167 39
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Happy Reading,

Malam semakin larut, di saat semua orang memanfaatkan malam hari untuk beristirahat, tetapi kini berbeda dengan Ustadz Aby, yang tidak menyerah untuk membawa Balqis menuju Masjid saat cuaca tidak memungkinkan karena hujan deras disertai petir yang seakan bersahutan.

"Bismillahirrahmanirrahim, Aqis saya mohon, kamu harus bertahan," gumam Ustadz Aby tanpa memperdulikan pakaiannya yang sudah basah kuyup.

"Bunda," lirih Balqis di tengah ketidaksadarannya

"Sabar, ya, Aqis, sebentar lagi kita sampai di Masjid, sebenarnya saya maunya mengantar kamu ke rumah sakit, tetapi takut ada fitnah, karena kamu perempuan dan saya laki-laki," gumam Ustadz Aby yang tanpa sadar meneteskan air matanya di tengah hujan deras.

Masjid yang sunyi dan sepi, hanya terdengar suara jangkrik yang seakan bersahutan dengan suara air hujan serta beberapa kali terdengar suara petir.

"Kamu tunggu di sini, ya, Aqis, saya mau mencari Abah." Ustadz Aby kemudian meninggalkan Balqis yang setengah sadar, dengan tubuh yang bergemetar antara suhu tubuhnya yang terlalu panas dan cuaca yang begitu dingin.

"Jangan pergi, Aqis mohon," lirih Balqis dengan mata terpejam membuat Ustadz Aby menghentikan langkahnya dan berbalik melihat keadaan Balqis.

"Tapi saya enggak akan lama, kok--" ucap Ustadz Aby yang ragu untuk meninggalkan Balqis sendiri.

"Jangan pergi," lirih Balqis yang terus menerus berkata 'jangan pergi' membuat Ustadz Aby benar-benar bimbang, apakah ia harus meninggalkannya atau tidak. Sampai pada akhirnya Ustadz Aby melihat Abah Afif dengan ketidaksengajaannya habis keluar dari tempat wudhu pria.

"Abah, emergency, emergency!" panik Ustadz Aby yang berlari menghampiri Abah Afif.

"Emergency apa, Aby?" tanya Abah Afif dengan meneliti pakaian anak laki-lakinya dari ujung kepala hingga kaki yang terlihat basah kuyup.

"Kamu habis dari mana malam-malam seperti ini keluyuran, hujan-hujanan pula, sudah bosan menjadi dewasa? Mau kembali menjadi anak kecil lagi yang sukanya bermain hujan-hujanan, bermain ayunan tanpa mengenal waktu? Kamu--"

"Abah, marahnya nanti saja, ya. Aby mohon, ini sedang emergency, Abah, keadaan darurat," ucap Ustadz Aby dengan tubuh yang bergemetar menahan dingin.

"Apanya yang darurat? Kamu kalau bicara jangan setengah-setengah, Abah tidak mengerti," ucap Abah Afif yang mulai kesal karena anaknya terlalu banyak bicara tanpa menjelaskan inti dari pembicaraan itu.

"Aqis, Abah. Aqis--"

"Aqis kenapa?" Jawab, Aby, Aqis kenapa? sahut Abah Afif yang penasaran.

"Sabar, Abah, Aby belum selesai berbicaranya," ucap Ustadz Aby karena Abah Afif memotong pembicaraannya.

"Aduh, Aby, kamu itu terlalu bertele-tele. Aqis kenapa?" tanya Abah Afif, lagi.

"Itu, Abah, sebenarnya Aqis  itu ... anu ... apa, sih, bwleblwe," kesal Ustadz Aby pada lidahnya yang selalu melesat hingga tidak bisa segera mengatakan inti dari pembicaraannya, membuat Abah Afif menepuk keningnya gereget.

"Aby, sebenarnya itu ada apa, sih?" tanya Abah Afif gereget dengan anaknya.

"Tunggu, Abah, lidah Aby selalu melesat hingga susah untuk berbicara," gerutu Ustadz Aby.

"Kamu itu tidak berubah, ya, Aby, masih seperti anak kecil, merasa tidak? Masa berbicara seperti itu saja susah?" omel Abah Afif yang tanpa sengaja melihat seseorang yang sedang berbaring di lantai depan Masjid.

"Eta, saha? Ya Allah, Balqis kamu kenapa bisa seperti ini? Aby, kamu apakan Balqis? Astaghfirullah, Abah tidak menyangka, ternyata kamu--" Abah Afif tidak melanjutkan ucapannya, tetapi lebih memilih menghampiri Balqis.

"Tunggu, Abah, jangan salah paham. Jadi gini ceritanya--" Ustadz Aby mengejar abahnya hendak menjelaskan.

"Dongengnya nanti saja, sekarang kita harus segera membawa Balqis menuju rumah sakit. Kamu tunggu di sini dan jaga Balqis! Abah mau memanggil Mang Asep, untuk menyetir mobil mengantarkan kita menuju rumah sakit," perintah Abah Afif yang merasa panik dan segera pergi meninggalkan Ustadz Aby yang merasa heran dengan sifat abahnya.

Siapa yang mau mendongeng, coba, Aby kan, hanya mau menjelaskan yang sebenarnya terjadi, agar enggak terjadi kesalahpahaman, batin Ustadz Aby.

___________________________

Part telah dihapus untuk kepentingan penerbitan

Assalamualaikum Aqis✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang