بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Happy Reading,
Kobong yang begitu ramai membuat suasana kali ini bertambah panas, ditambah beberapa anak kobong yang bergosip ria membicarakan pujaan hati mereka, siapa lagi jika bukan, Ustadz Aby dan Ustadz Raif.
"Kak Balqis, kenapa? Kok tadi Ustadzah Hanin bertanya, enggak dijawab?" tanya Biah.
"Harus? Gue jawab pertanyaan yang enggak bermutu seperti itu? Nih, ya, gue beritahu sama kalian, orang semacam dia itu bermuka dua," sahut Balqis berbalik menatap ketiga temannya.
"Astaghfirullah, Kak Balqis. Enggak baik suudzon seperti itu," jawab Azizah.
"Jadi kalian fikir gue buruk sangka sama dia, seperti itu? Amit-amit, terserah kalian deh mau percaya atau enggak, gue enggak peduli," ucap Balqis keluar kobong meninggalkan ketiga temannya.
"Kak Balqis, kok, bisa bicara seperti itu, ya? Seakan-akan dia sudah mengenal lama dengan Ustadzah Hanin," bisik Biah pada Azizah dan Suci.
"Kalian sepertinya kurang memahami sifat Balqis. Selain angkuh dan enggak sopan, berburuk sangka terhadap sesuatu juga menjadi suatu keburukan dia," sahut Suci santai.
"Astaghfirullah, Suci, kamu enggak boleh bicara seperti itu!" ucap Azizah mengingatkan Suci yang mengangkat kedua bahunya tanda tidak peduli.
~~~
Terik matahari yang begitu menusuk kulit membuat beberapa santri putri malas untuk keluar kobong, terkecuali Balqis.
"Itu kan Ustadz Aby. Dekati, ah," gumam Balqis melihat Ustadz Aby yang sedang membaca buku.
"Ustadz, hai," sapa Balqis tersenyum gugup.
"Assalamualaikum," tegur Ustadz Aby mengingatkan bahwa seharusnya Balqis mengucap salam.
"Eh iya, ustadz. Waalaikumsalam," jawab Balqis, sedangkan Ustadz Aby menggelengkan kepala, selalu saja begitu, padahal ia kan hanya mengingatkan, tetapi Balqis justru malah menjawab salamnya.
"Ada apa? Kalau tidak ada urusan penting, lebih baik saya permisi," ucap Ustadz Aby yang berdiri dari duduknya.
"Eh, tunggu ustadz! Huh, baru juga bicara, sudah mau pergi saja. Enggak baik, lho, Ustadz, saya kan belum selesai berbicaranya," sahut Balqis mencegah kepergian Ustadz Aby.
"Hm, baiklah, apa ada hal penting?" tanya Ustadz Aby yang gelisah takut ada yang berfikir macam-macam karna hanya ada mereka berdua di tempat itu.
"Apa hubungan Ustadz dengan Hanin?" tanya Balqis lantang.
"Apakah Ustadzah Hanin yang kamu maksud?" ucap Ustadz Aby bertanya kembali dan dijawab anggukkan kepala oleh Balqis.
"Kenapa kamu tidak memakai embel-embel 'ustadzah' saat menyebutkan namanya?" lanjut Ustadz Aby heran.
"Itu enggak penting, Ustadz, jawab pertanyaan saya. "
"Saya tidak ada hubungan apa-apa dengannya. "
"Bagus, memang sebaiknya begitu. Jangan terlalu dekat dengan Hanin, ya, Ustadz," ucap Balqis dengan nada lembut seraya tersenyum membuat Ustadz Aby heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Aqis✔ [REVISI]
TeenfikceGenre : Religi-Humor-Romance. __________________________ -Balqis Ufaira- "Dalam logika berpikir untuk menyerah, tetapi hati berkata untuk terus berjuang walau sakit." -Abyasa Aktam- "Bersabarlah, Allah mengetahui jika kamu adalah orang yang kuat, ma...