بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Happy Reading,
Waktu pulang sekolah telah tiba, meskipun begitu, mereka tetap berada dalam lingkungan sekolah sebelum adzan dzuhur berkumandang, dikarenakan akan melaksanakan sholat berjama'ah.
"Kak Balqis, mau ke mana?" tanya Biah yang berusaha menjajarkan langkahnya dengan Balqis.
"Iya, Kak, jangan kemana-mana karena peraturannya, kita harus tetap berada di sekolah sebelum adzan dzuhur yang mengharuskan kita untuk sholat berjama'ah di masjid," ucap Azizah yang juga mengikuti Balqis sedangkan Suci terlalu malas untuk hal itu semenjak mengetahui sifat Balqis yang menurutnya terlalu kasar.
"Huh, kalian itu enggak mempunyai pekerjaan lain, apa? Selain mengikuti kemanapun gue pergi," kesal Balqis yang menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Azizah dan Biah.
"Biah tahu kalau Kak Balqis risih diikuti sama kita, tapi kita kan sahabat, sudah seharusnya selalu bersama," ucap Biah dengan wajah lugunya.
"Oh, jadi kalau semisalnya seseorang menjalin persahabatan itu harus selalu bersama kemanapun pergi? Berarti kalau gue mau ke kamar mandi kalian harus ikut? Begitu?" tanya Balqis memancing.
"Hm, bukan begitu, Kak, jadi maksud kita itu, mau memastikan saja kalau Kak Balqis selalu dalam pengawasan kita," jelas Azizah.
"Pengawasan? Kalian fikir gue anak kecil yang kemana-mana harus diawasi karena takut hilang?" ucap Balqis yang mulai kesal.
"Eh, jangan marah dulu, Kak. Kak Balqis itu harus dalam pengawasan kita, karena Kak Balqis itu istimewa bagi kita," sahut Biah.
"Enggak peduli, terserah apa kata kalian berdua!" Balqis kemudian berjalan meninggalkan Azizah dan Biah.
"Aduh, bagaimana, nih, Zah? Kak Balqis pergi," ucap Biah khawatir.
"Kita ikuti Kak Balqis," sahut Azizah menarik tangan Biah agar mengikutinya.
~~~
Di koridor kelas terlihat wanita separuh baya bersama seorang ikhwan sedang berbicara dan sepertinya begitu akrab hingga mengalihkan perhatian seorang gadis, tertarik untuk menghampirinya.
"Assalamualaikum, Umi," salam Balqis tanpa mengalihkan pandangan dari ikhwan tersebut seraya tersenyum tidak jelas.
"Waalaikumussalam, Balqis kamu mau kemana? Umi lihat sedang berjalan di sana," tanya Umi Dahlia.
"Ehem, itu tadi aduh apa, ya, kok Aqis jadi agak lupa gini, sih? Maaf ya, Umi, maklum Aqis masih normal, jadi kalau lihat cogan, langsung lope-lope," ucap Balqis tidak tahu malu.
"Umi, dia siapa?" lanjut Balqis berbisik pada Umi Dahlia tanpa menghiraukan pertanyaan tadi.
"Oh iya, perkenalkan ini Abyasa Aktam, anaknya Umi," ucap Umi Dahlia memperkenalkan Aby.
"Dipanggilnya?" tanya Balqis yang tengah sibuk menatap wajah Ustadz Aby yang kini menundukkan pandangan.
"Tidak jarang yang memanggil saya dengan sapaan, Ustadz Aby," jawab Ustadz Aby yang melihat senyuman manis Balqis dan segera mengalihkan pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Aqis✔ [REVISI]
Teen FictionGenre : Religi-Humor-Romance. __________________________ -Balqis Ufaira- "Dalam logika berpikir untuk menyerah, tetapi hati berkata untuk terus berjuang walau sakit." -Abyasa Aktam- "Bersabarlah, Allah mengetahui jika kamu adalah orang yang kuat, ma...