Viona bingung ia harus apa, ia bimbang, kenapa harus kaya gini.
Viona yang memikirkan masalah ini sampai 1 minggu belakangan ini ia sengaja tidak mengabari kenzo selama ini. Bukan untuk menghindarinya tapi karena ia bingung harus apa, ia ingin kenzo bahagia tapi tidak dengannya.
Sekarang ia sedang berada di dalam kamarnya yang sunyi sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan
Ia harus mengambil keputusan ini, bahwa ia akan memutuskan kenzo malam ini. Viona segera mengechat kenzo menyuruhnya kesini jam 7
Viona yang datangnya rada telat karena terjebak macet, ia turun dari mobil memasuki cafe yang sudah dijanjikan dan mencari keberadaan kenzo yang ternyata duduk di dekat tembok dan menghampirinya
"hei, udah lama nunggunya" tanya viona sambil duduk di bangku sebelah kenzo
"lumayan" ucap kenzo
"udah pesen minum sama makan" tanya viona memanggil waiters
"baru minum aja nih" ucap kenzo menunjukkan gelas miliknya
Waiters pun datang membawa buku menu dan memberikan ke mereka, viona membolak balikkan buku menu dan memesan
"kentang goreng 1 sama orange jus" ucap viona ke waiters
"kamu mau pesen makan engga" tanya viona ke kenzo
"engga deh minum dulu nanti gampang" ucapnya ke viona
"yauda mas itu aja" ucap viona
Waiters pun mengangguk dan meninggalkan mereka
"kata kamu ada yang mau di obrolin" tanya Kenzo sambil menghadap ke viona
"eee... " Viona menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu "kita selesai disini ya" menundukkan kepalanya "gue harap lo bahagia sekalipun bukan sama gue" lanjutnya
Kenzo yang kaget mendengar ucapan yang dilontarkan dari mulut viona langsung membulatkan matanya
"kenapa" tanya kenzo
"gue enggak bisa buat lo bahagia, selama 1 minggu ini gue mikir kalo kebahagiaan lo itu bukan di gue" ucap viona
"tapi bahagia gue sama lo, kenapa harus kaya gini, gue engga mau" ucap kenzo membantah
"gue engga bisa cerita alesannya kenapa" ucap viona pergi begitu saja meninggalkan kenzo yang bergeming kebingungan
***
Kenzo menghampiri viona yang sedang duduk berdiam sendirian di bangkunya
"gue masih belum ngerti kenapa lo putusin gue" tanya kenzo
"maaf" menundukkan kepala "tapi gue engga bisa jelasin sekarang suatu saat lo kan ngerti apa yang selama ini gue rasain" lanjutnya
"kalau lo ada masalah bilang aja sama gue siapa tau gue bisa bantu, jangan jadi beban tersendiri" ucap kenzo
"maaf ken engga bisa" ucap viona "gue harap lo bisa ngertiin gue" lanjutnya
"yauda kalo itu keputusan lo gue hargain, tapi kita masih bisa jadi sahabat kan" ucap kenzo
Viona yang hanya menganggukan kepalanya pertanda setuju
Kelas pun rame sahabatnya datang satu per satu, kenzo segera pergi ke tempat duduknya pelajaran pun berjalan seperti biasa sampai bel istirahat berbunyi viona memilih tetap di dalam kelas sambil menelungkupkan kepalanya yang merah ke tembok
"ayo vi ke kantin" ajak kenzo seperti biasa
Viona menggelengkan kepala tetap menelungkupkan kepalanya kearah tembok
"yauda kalau gitu gue temenin lo disini" ucap kenzo
"engga usah ken, lo ke kantin aja nanti lo kelaperan" tolak viona
Kenzo tetep kekeuh ingin menemani viona di dalam kelas dan duduk disampingnya
"lo mau nitip engga" tanya lana
"engga usah gue belum laper" viona berbohong
"oh yauda lo temenin viona ya" ucap lana
Seisi kelas pun ke kantin tinggalah mereka berdua di kelas
"lo masih engga mau cerita sama gue" tanya kenzo
Saat viona ingin menjawab pertanyaan kenzo, ia panik membulatkan matanya melihat viona yang sudah pucat
"muka lo pucet banget, gue anter ke uks ya" ucap kenzo
"engga usah gue cuma butuh istirahat aja disini"
"tapi setidaknya di uks bisa buat lo lebih nyaman" ucap kenzo memaksa dan akhirnya viona pun menuruti
Kenzo memapah bahu viona sampai ke uks dan merebahkan tubuhnya dikasur, kenzo mencari petugas uks untuk memeriksanya
Petugas uks pun datang kenzo segera pergi membelikan roti dan minum untuk viona
***
KAMU SEDANG MEMBACA
VIONA [Completed]
Teen FictionWarning! Pertama kali aku bikin cerita maaf jika tulisannya masih acak-acakan harap maklum ya Viona Anggeraini Suhendra seorang gadis yang cantik dan sangat beruntung ia dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya Tetapi di balik itu semua ada s...