"What are we going to do about this, My Lady?" Tanya Calvin sambil menarik tangan Alea agar berdiri dari sofa. Wanita itu baru saja mengomel agar ia segera kembali ke kamarnya. Ketika Thalia sudah berdiri, Calvin mencium bibirnya sekali lagi.
"Ada alasan khusus mengapa dokter tidak diijinkan memakai lipstik yang tebal. Khususnya dokter yang mengencani pasiennya sendiri." Ujar Thalia dengan mata masih terpejam. Pria dalam balutan piyama rumah sakit itu baru saja membuatnya terbuai. Calvin tertawa.
"Kau akan pulang malam ini?" tanya Calvin."Yes. I wish I could hide you in my pocket and bring you home." Jawab Thalia sambil berjalan menuju meja dan mengambil tasnya. Setelah itu ia berjalan kembali ke arah Calvin dan meraih kedua tangan pria itu. Thalia memasukkan kedua telapak tangan yang terasa dingin itu ke dalam kantong mantelnya.
"Listen, I don't think I could spent a day away from you. I'll tell everything to Victor Brown."
"But you could lose me." Jawab Calvin khawatir.
"He must make an exception, because apparently I'm a major stockholder here. Big surprise, I have a crazy Dad who makes me one." Sambung Thalia. Calvin masih terlihat sedikit khawatir.
"I know the risks, Calvin."
"About that, Alea, I heard stories about you..."
"What stories?"Calvin mengajak Thalia duduk lagi dan menceritakan semua yang ia dengar dari Paula. Semua yang menjadi kekhawatirannya belakangan ini. Mereka mulai saling mencocokkan rentetan kejadian aneh yang dialami keduanya sejak malam Calvin mengalami kecelakaan mobil, hingga saat Thalia hampir kolaps ketika akan mengoperasinya.
"What is happening to us?" gumam Calvin heran. Thalia menghela nafas dan menyentuh kedua pipi Calvin.
"Love. Stupid man, that, is love. Therefore Mr. Harding, don't you ever leave me. Ever." Jawab Thalia. Dalam hati ia merasa senang karena secara tak langsung Calvin sudah memberitahu kalau ia belum pernah jatuh cinta seperti ini pada wanita lain."Don't think too hard, come on, you have to rest. I'll take you back to your room before I go home." Sambung Thalia lagi sebelum Calvin sempat menjawab, sambil menarik tangannya dan berdiri.
Baru beberapa langkah keluar dari dalam lift menuju kamarnya, kaki Calvin terasa sakit. Teramat sakit, hingga ia tak mampu menarik nafasnya. Hanya dalam beberapa detik saja ia merasa tubuhnya terhempas ke lantai. Ia sempat melihat wajah kekasihnya yang pucat pasi sebelum semuanya menggelap.
Thalia menyuruh perawat jaga untuk memanggil semua tim-nya datang malam itu juga. Victor Brown dan keluarga Calvin juga tiba hanya dalam beberapa saat. Sebagian besar dokter yang ada di ruangan itu mengusulkan agar Calvin dioperasi kembali, tapi Thalia tahu itu akan sangat membahayakan nyawa Calvin mengingat luka operasi di jaringan sekitar tumor yang diangkat waktu itu sudah begitu kompleks.
Sementara semuanya terlibat dalam perdebatan seru di ruang tengah, Thalia menatap Calvin yang kini terbaring pucat dengan alat bantu pernafasan. Hatinya tersayat. Refleks ia berdiri dan berjalan ke arah tempat tidur Calvin.
Satu tangan Thalia menggenggam tangan pria itu, satu lagi mengelus kepalanya. Thalia menunduk dan berbisik dengan airmata yang mengalir.
"I'm here, don't be afraid. I'm here Calvin, I know you can hear me. Don't go anywhere. I love you. I love you so much, don't go anywhere.""Thalia..." panggil Elena yang sudah berdiri di belakangnya.
"Oh God, I'm scared. I'm so scared..." isak Thalia sambil memeluk Elena yang mengulurkan tangannya.
"Don't be. He's not going anywhere. You listen to this Calvin? If you do, don't go anywhere." Jawab Elena sambil mengusap kepala Thalia. Beberapa saat kemudian ia menarik tangan Thalia ke arah jendela, menjauh dari semua orang."Kudengar kau menguasai bidang lain di luar pengobatan kontemporer..." ujar Elena dengan suara yang amat pelan. Ia terdengar begitu putus asa. "Thalia, he is my only son. Now, as a mother, I'm desperately asking you. You're the doctor. More than that, I see you love my son too. I don't trust anyone in that room, but you. Do anything you want to do. Just tell me what you need and I swear to God we'll make it for you." Sambung Elena lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Doctor (Completed)
RomanceAthalia Lexington (30), seorang dokter yang terbiasa hidup sendirian sejak dia memutuskan untuk pergi dari rumah orangtuanya yang kaya raya di London. Setelah berkeliling ke berbagai negara sebagai relawan, akhirnya ia menetap di New York. Perempuan...