Tanpa permisi atau meminta maaf karena terlambat, Minju langsung menerobos masuk kelas, mengabaikan gurunya yang tengah menerangkan materi baru.
"Kamu gak pernah diajarin sopan santun, Kim Minju?" tegur sang guru sambil membenarkan kacamata yang bertengger di atas hidungnya.
"Maaf, pak," ucap Minju sambil menunduk.
"Kali ini saya maafkan, tapi kalau kamu begitu lagi, saya akan spo kamu," ucap guru itu sembari melanjutkan kembali pembelajaran mereka.
Minju menghela nafas kasar kemudian menunduk.
Ia patah hati.
Teman sebangku Minju, Jo Yuri, terlihat mengerti suasana hati temannya itu. Ia pun berinisiatif bertanya.
"Minju, lo kenapa?" tanya Yuri.
"Y-yujin.."
"Kenapa Yujin?" tanya Yuri.
"Yujinudahpunyapacar," ucap Minju cepat, setelahnya ia menjatuhkan kepalanya di atas meja.
"Yaelah masih pacar, masih bisa putus kan?" Yuri menyemangati Minju, lebih tepatnya mengarahkan temannya untuk menik00ng.
"Coba deh, lo gak terlalu agresif. Mungkin Yujin bakal sukaan dikit gitu ama lo," ucap Yuri memberi saran tapi nyelekit di hati Minju.
"Jadi selama ini Yujin gak suka gue sama sekali?" lirih Minju.
"Yaiyalah, bego. Elunya aja gitu," sarkas Yuri.
"Jadi gue harus make over diri gitu? Jadi lebih diem? Duh gue gak bisa," ucap Minju.
"Keliatan banget lo bibit jalang,"
"Jalang mata lo!"
"HEH MINJU YURI! BISA DIAM KALIAN?!" ucap guru mereka yang daritadi nyimak.
"M-maaf, Pak,"
"Maaf pak saya terlambat," ini suara Yujin. Dia sudah kembali, mungkin ia tadi mengantarkan Wonyoung ke kelasnya terlebih dahulu.
"Silahkan duduk, Yujin," ucap sang guru sambil tersenyum.
"Makasih, Pak," Yujin membungkuk sedikit sebagai tanda hormat kemudian melangkah ke kursinya.
"Dan kamu, Minju, maju! Kerjakan contoh soal nomor 3," ucap Pak Guru sambil menunjuk papan tulis.
"Cepat, Kim Minju," Minju menunduk kemudian menghela nafas.
"Saya gak bisa ngerjain, Pak," jawab Minju.
"Berdiri kamu disini." ujar bapak Guru. Minju mengerucutkan bibirnya sambil menatap Yuri seolah meminta pertolongan, tapi Yuri hanya menggedikkan bahunya.
"Gak asik lo ah," Minju menghentakkan kakinya kemudian berdiri di depan.
"Ada yang mau nolong temen kalian ini?" ucap bapak Guru.
Minju menatap mata Yujin, berharap Yujin akan membantunya. Namun yang ia dapatkan adalah senyuman miring dari Yujin.
Minju rasanya mau nangis, siapa coba yang mau nolongin dia? Yuri aja 11-12 begonya sama dia.
"Kalo gak ada, kam-"
"Saya, Pak," ucap seseorang. Minju mendongak menatap orang itu.
"Baik, Jeno. Silahkan," ucap Bapak Guru. Jeno dengan senyum di bibir serta matanya menatap lembut pada Minju.
"Emang lo bisa, Jen?" bisik Minju.
"Tenang aja udeh,"
Jeno mulai menyelesaikan soal itu. Sesekali ia menunduk untuk mengintip angka - angka yang ia tuliskan di telapak tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔸𝕟𝕥𝕒𝕘𝕠𝕟𝕚𝕤𝕥
Fanfiction"Aku adalah karakter yang selalu dibenci di dalam kisah apapun. Tapi cobalah lihat dari sudut pandangku" -Kim Minju- Start : 14 Feb 20