"Mending lo berdua jemput deh tuan putri kalian ini, dia di rumah sakit pusat kota. Ruangan nomor 19," ucap Yujin sambil memutuskan sambungan telepon.
Yujin memasuki ruang rawat, dilihatnya Minju yang masih belum sadar, sementara Wonyoung sudah, hanya saja dia terisak . Dia merasa sedih dan marah. Ia kehilangan fungsi tangan kanannya.
"Sayang," ucap Yujin sembari melangkah mendekati Wonyoung. Ia mengusap lembut dahi Wonyoung dan sesekali menyeka air matanya.
"Jangan nangis. Aku rela jadi pengganti tangan kanan kamu sampe kamu sembuh," ucap Yujin, Wonyoung menggeleng pelan.
"Gak usah, Yujin," ucap Wonyoung.
"Bukan itu yang harus kamu lakuin, bukan jadi tangan kanan aku, bukan,"
"Kamu cuma perlu menjauh dari aku, Yujin. Aku mohon sama kamu, cuma itu yang bisa bikin aku aman di sekolah," dengan berat hati, Wonyoung mengatakan hal itu. Yujin terdiam, tapi ia tak terlihat menolak. Sepertinya ia setuju dengan apa yang Wonyoung katakan.
"Ibu aku di rumah, dia gak tau aku dimana. Ibu aku pasti khawatir dan pusing mikirin biaya perawatan aku. Kalo kamu tetep sama aku, mungkin hal yang lebih buruk bakal terjadi, Yujin,"
"Jadi aku mohon, Yujin. Menjauh dari aku,"
"Kita pasti punya solusi lain. Kita bis-"
"Kita putus, Yujin," ucap Wonyoung, setelahnya ia memejamkan matanya, memilih untuk tak melihat wajah kecewa Yujin.
"Oke, kalo itu mau kamu." ucap Yujin sambil tersenyum tegar.
"Tapi kalo kamu butuh teman atau sandaran, kamu bisa panggil aku..."
"Kapanpun,"
Yujin duduk bersandar pada sofa sambil merenung. Ia menatap Minju yang masih setia tertidur disana tanpa ada niat untuk bangun. Padahal Yujin sudah tidak sabar untuk mencaci maki gadis itu.
Mata Yujin beralih pada pintu yang terbuka, menampilkan empat orang yang dua diantaranya adalah Jeno dan Jaehyun.
"Lo apain Minju?!" ucap Jaehyun sambil menarik kerah Yujin.
"G-gue apain Minju?" beo Yujin sarkastik.
"Harusnya gue yang tanya. Wonyoung diapain sama Minju," ucap Yujin sambil menepis kasar tangan Jaehyun.
"Tangan Wonyoung patah, gara - gara cewe lo! Dan dia minta putus karena takut sama kejahatan yang bakal dilakuin cewek lo suatu saat nanti," ucap Yujin.
"Jaehyun, sudah. Sekarang lebih baik kita urus dulu administrasi Minju, sekalian kita pindahkan ruang rawatnya," ucap Seokjin.
"Iya, Om," ucap Jaehyun.
Jaehyun, Jeno, dan Seokjin pergi mengurus itu sementara Jisoo masih disana.
"Kamu, Yujin ya?" tanya Jisoo kepada Yujin. Yujin mengangguk.
"Ternyata kamu pangeran yang didambakan anak saya," ucap Jisoo, Yujin terkejut, ternyata ia sedang berhadapan dengan orang tua Minju.
"T-tante tau darimana?" tanya Yujin.
"Minju sering cerita. Di kamar dia juga ada banyak agenda sama foto kamu. Kamu aslinya ganteng ya," puji Jisoo.
"Maafin putri tante ya," ucap Jisoo.
"Disini saya lihat Minju tanpa peralatan medis apapun. Dia baik - baik aja?" tanya Jisoo.
Yujin menunduk takut, ia tak bisa menjawab itu.
Sebenarnya ia tak tau apa yang dialami oleh Minju. Bahkan ia mengatakan bahwa ia tak bersedia membantu Minju, ia hanya memberikan Minju tempat beristirahat sampai Jaehyun menjemputnya.
"K-kamu biarin anak saya gitu aja?" tanya Jisoo.
"M-maaf tan-"
"Terima kasih, Yujin," ucap Jisoo.
Minju sudah dipindahkan ke ruang rawat lain dan ia diberi berbagai pertolongan medis karena benturan cukup kuat di bagian kepala belakangnya.
"Gue berharap Minju amnesia dan lupain Yujin," lirih Jeno dengan tangan mengepal. Ia sangat marah sebab Yujin hanya membawa Minju ke rumah sakit, tetapi tak memberikan pertolongan medis apapun.
Setelah beberapa saat, dokter keluar dari ruang rawat dan mengatakan semuanya boleh bertemu Minju.
Mereka berempat memasuki ruang rawat, hati Jisoo terenyuh melihat pandangan kosong putrinya pada langit - langit.
"Mincuu," panggil Jisoo lembut. Tapi Minju tak menoleh.
"Sayang," Jisoo mendekat sembari mengelus pipi putrinya.
Minju menatap bingung pada Jisoo.
"Anda.... Siapa?" tanya Minju.
"Harapan lo terkabul," bisik Jaehyun.
"Hm, dia lupa Yujin, tapi.. dia lupa kita juga,"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔸𝕟𝕥𝕒𝕘𝕠𝕟𝕚𝕤𝕥
Fanfiction"Aku adalah karakter yang selalu dibenci di dalam kisah apapun. Tapi cobalah lihat dari sudut pandangku" -Kim Minju- Start : 14 Feb 20