Yujin dan Wonyoung masih lanjut main ampe mereka keluar beberapa kali.
Gak perlu diceritain lah ya detailnya kek mana.
Lanjut.
Yujin dan Wonyoung yang kecapean akhirnya tidur di kasur Yujin. Mereka emang pindah - pindah.
Pertama sofa.
Kedua bathtub
Ketiga ranjang
Mereka main cukup lama, mereka ketiduran dari sore ampe pagi.
Simulasi mati.
Pukul 9 pagi Yujin bangun. Dia ngeliat ke sampingnya. Wonyoung udah bangun, tapi cewek itu nangis.
"Sayang," panggil Yujin pelan.
"S-sakit," cicit Wonyoung saat ngerasain nyeri di bagian bawahnya.
"Maafin aku. Aku janji, aku gak akan ninggalin kamu," ucap Yujin kemudian menarik Wonyoung ke dalam dekapannya.
Fakboi banget emang.
Wonyoung dan Yujin beres - beres trus mandi, singmasing dong ya, kalo bareng ntar lama.
Setelah rapi, Yujin dan Wonyoung melangkah menuju lobby apart Yujin. Sebisa mungkin dia jalan biasa meski rasanya sakit banget.
"Aku anter aja ya," ucap Yujin. Wonyoung mengangguk saja. Dia juga takut harus menggunakan transportasi umum dengan kondisi mau jalan aja susah.
Yujin ngebukain pintu buat Wonyoung, Wonyoung senyum kecil trus masuk. Setelah Wonyoung masuk, Yujin nutup pintu kemudian masuk ke bagian kemudi.
30 menit perjalanan, mobil Yujin sampe di mansion milik keluarga Kim.
Mobilnya diperbolehkan masuk seolah dia adalah tamu yang biasa mampir.
"Kamu masuk?" tanya Wonyoung.
"Iya," jawab Yujin.
"Ngapain?" tanya Wony lagi.
"Aku ada urusan sama pak Seokjin. Semalem udah sempet janji juga." mulut Wonyoung menganga tak percaya.
"Dalam kerjaan emang harus profesional, sayang." ucap Yujin sambil mengelus kepala Wonyoung.
"Yuk turun," ucap Yujin saat mereka tiba di depan pintu masuk.
Yujin mengondisikan dirinya dengan situasi saat ini. Dia akan bersikap lebih formal ke Wonyoung. Gak enak juga dia sama Seokjin.
Yujin menekan bel rumah. Gak lama pintu dibuka oleh seorang pria yang merupakan kepala pelayan.
"Ah Tuan Yujin. Silahkan masuk," ucap kepala pelayan itu. Yujin balas dengan senyuman kemudian melangkah masuk. Dia mengikuti langkah si kepala pelayan, sementara Wonyoung melangkah ke kamarnya.
Kamar Wonyoung letaknya gak jauh sama kamar Minju dkk. Cuma kamar Wonyoung gak masuk ke dalam ruangan gede itu.
Sebelum tiba di kamar, Wonyoung ketemu ama mamanya, Jennie.
"Dari mana?" tanya Jennie dengan pandangan mengintimidasi. Wonyoung menunduk.
"Semalem Wonyoung jalan ama temen Wonyoung, Ma. Karena kemaleman, dia gak berani nganter kesini, jauh soalnya. Lagian kita berdua sama - sama cewe. Jadi dia nyuruh aku nginep," jawaban Wonyoung ini udah dia pikirin selama perjalanan bruh, dan Jennie langsung percaya karena yang dia tau putrinya gak pernah bohong.
"Ohh.. yaudah. Kamu ke kamar habis itu istirahat," ucap Jennie sambil melangkah pergi.
Wonyoung menghela nafas lega kemudian melangkah ke kamarnya.
Saat membuka pintu kamar, dia berhenti. Dia menatap ruangan yang harusnya sekarang ini kosong. Tapi rasanya kek rame di dalem sana.
Wonyoung bergidik ngeri kemudian masuk ke kamar. Setelahnya Minju dan Yeji keluar dari kamar.
"Disitu ada yang nempatin?" tanya Yeji saat ngeliat pintu kamar Wonyoung yang baru aja tertutup.
"Kita sama - sama baru tinggal disini, Ji," ucap Minju sambil melirik malas pada Yeji.
"Yamaap," ucap Yeji sambil nyengir naga.
Minju ngelanjutin langkahnya. Dia niatnya mau halan - halan bareng Yeji. Kalo Hyunjin jangan tanya, masi molor dianya.
Minju menghentikan langkahnya. Suara yang lima tahun belakangan ini gak pernah dia denger, tiba - tiba terdengar.
Dia menoleh ke ruang tengah.
Dia bisa liat papanya lagi ngobrol dengan seseorang. Seseorang itu memunggunginya.
"Y-yujin?" lirih Minju.
Tbc
Maapin gue lama ngilang. Lagi sibuk sekolah onlen. Malama makan juga onlen.
Suka heran kenapa Yujin tuh cakep banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔸𝕟𝕥𝕒𝕘𝕠𝕟𝕚𝕤𝕥
Fanfiction"Aku adalah karakter yang selalu dibenci di dalam kisah apapun. Tapi cobalah lihat dari sudut pandangku" -Kim Minju- Start : 14 Feb 20