ingatan

1K 127 19
                                    

Gue ganti gaya bahasa ya, biar bisa panjang wkwk.
Kalo rajin part sebelumnya bakal disunting juga, tapi kalo males yauda biarin aja woakwok


Jeno diam denger penuturan Minju. Ia harusnya sadar dari awal kalo Minju gak serius, tapi dianya malah baper. Hatinya udah kayak nasi uduk tanpa karet alias ambyar ora karuan.

"Jen...oooowww," Minju berucap sambil ngelambaikan tangannya di depan wajah Jeno. Jeno menatap malas ke arah Minju kemudian melangkah gitu aja.

"Dih dih ngambekannnn," Minju mencubit pipi Jeno sambil narik - narik gak ngotak. Walaupun dia cowo, Jeno tetep kesakitan dong ya.

"Kantin dimana, Jen? Hayu beli es krim," ucap Minju sambil narik - narik tangan cowok itu.

"Gila lo pagi - pagi minum es krim," ucap Jeno menolak.

"Gak minum ok , tapi makan," balas Minju.

"Sama aja, Minju," ujar Jeno.

"Yaudah kalo gitu emut es krim," ucap Minju lagi. Jeno diem bentar, pikirannya jadi kemana - mana karena Minju nyebut kata 'emut'.

"Aisss pokoknya gak boleh," ucap Jeno.

"Kalo gitu beli susu deh. Gue pengen minum sesuatu yang manis," ucap Minju.

"Cepetan ayookk," Minju menarik - narik tangan Jeno namun tak membuat Jeno bergerak sedikit pun.

"Yaudah yaudah. Tapi gak boleh dingin," ucap Jeno memperingati.

"Yiidih yiidih. Tipi gik bilih dingin," beo Minju hanya saja ya gitu.

"Gue gigit lo lama - lama. Yodah buru," Jeno kini menggerakkan kakinya. Keduanya berjalan menuju kantin.










Jeno dan Minju yang niatnya cuma mau beli susu jadi kebablasan ampe mesen mie ayam. Laper katanya.

"Suer dah ini enak banget," ucap Minju dengan mulut masih mengunyah mie tersebut.

"Lebay lo ah," celutuk Jeno.

"Bodo wle," ucap Minju kemudian melanjutkan makannya.

"Mmm... kurang pedes," Minju mengambil botol saos yang ada di pinggir meja kemudian menuangkannya ke mangkuknya.

Crott

Crott

Crott

Maapin bunyinya emang rada jorok. In real life juga gitu kan:)

"Udah woi! Lo mau makan saos?" Jeno menarik botol saos itu dari tangan Minju. Setelahnya ia menarik mangkuk bakso Minju.

"Lo makan punya gue. Yang ini dibuang," ucap Jeno.

"Mubazir tau gak, Jen," ucap Minju sambil mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah, lo makan punya gue, biar gue yang makan punya lo," ucap Jeno. Gak ngerti lagi sama kebucinan seorang Lee Jeno ini:).





Sementara itu, di pintu masuk kantin, Yujin dan Wonyoung baru saja datang ke kantin. Yujin terkejut melihat Minju yang sudah lama menghilang. Ia pikir Minju mati.

"Dia—" Yujin hendak menghampiri Minju, tapi dengan cepat Wonyoung menahan lengan Yujin. Yujin menatap Wonyoung, sementara Wonyoung yang ditatap menggeleng dan memberi tatapan yang mengisyaratkan jangan.

"Gak bisa gitu," Yujin menepis pelan tangan Wonyoung kemudian melangkahkan kakinya menuju dua insan yang terlihat sangat bahagia itu.

"Woi," ucap Yujin sambil menggebrak meja.

Minju dan Jeno dengan kompak menatap Yujin.

"Wah Yujin," Minju dengan polos merapihkan rambutnya kemudian berdiri.

"Mau gabung? Ayo pesen lagi, bel masih 3 menit lagi," ucap Minju sambil tersenyum ramah.

"Gak punya malu apa gimana? Lo masih punya hutang maaf ke pacar gue!" ucap Yujin sambil menunjuk kekasihnya, Wonyoung.

"Maaf kenapa ya?" tanya Minju sambil mengerutkan dahinya.

"Yujin, mending lo diem shh," ucap Jeno, dia mau marah tapi dia kepedesan pake banget.

"Wonyoung sini," ucap Yujin. Wonyoung dengan takut - takut melangkah mendekat.

"Ini pacar lo?" tanya Minju.

"Dia cantik," ucap Minju.

"Tapi masih kalah ama gue," lanjutnya.

"Minta maaf sekarang," ucap Yujin.

"Minta maaf buat apa sih?" tanya Minju, dia tuh beneran bingung sama maksud Yujin.

"Oh paham."

"Pacar Yujin, gue minta maaf ya karena Yujin lebih milih gue daripada lo," ucap Minju sambil tersenyum, tanpa ragu dia memeluk lengan Yujin.

"BUKAN ITU YA!" Yujin menepis kasar tangan Minju kemudian mengambil langkah mundur untuk sedikit menjaga jarak dengan Minju.

"T-trus apa?" Tanya Minju pelan.

"Lo tolol apa gimana sih? Jelas - jelas lo bikin tangan dia kayak gitu dan lo sekarang berlagak amnesia?"

"Gue bikin tangan dia patah? Kapan?"

"Kapan? Lo masih nanya kapan?!"

Minju perlahan duduk. Kepalanya mendadak sakit. Ingatan masa lalu saat ia melakukan kejahatan pada Wonyoung samar - samar terbayang.

Minju meremas rambutnya sendiri, tak lama ia berteriak.

"Akhhh!!"

"Minju," Jeno mendekati Minju.

"Kenapa?"

"S-sakit. Kepala gue sakithh," ucap Minju dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

"Gue bawa ke uks ya," Jeno menyelipkan tangannya di bawah lutut serta di leher bagian belakang Minju. Dengan mudah ia mengangkat tubuh Minju.

"Tolong, jangan lakuin itu lagi ke Minju," ucap Jeno ke Yujin.

"L—"

"Dia emang amnesia, Yujin," ucap Jeno kemudian melangkah pergi.

Yujin terdiam, mendadak merasa bersalah



















Tbc

𝔸𝕟𝕥𝕒𝕘𝕠𝕟𝕚𝕤𝕥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang