"Lo mau pulang bareng atau disini?" tanya Jaehyun tanpa menatap Minju.
"Gue.."
"Cabut," ucap Jaehyun ke Jeno. Jaehyun sepertinya sudah tahu apa yang akan dijawab Minju, maka dari itu dia tak menunggu lagi.
Minju menghela nafas kasar. Ia membiarkan Jaehyun dan Jeno pulang lebih dulu, sementara ia menunggu Yujin yang masih diobati.
Tak lama menunggu, Yujin keluar dari ruangan dimana ia diobati. Luka -lukanya terlihat lebih baik dari yang tadi.
"Udah selesai, yuk pulang!" ajak Minju sambil menarik tangan Yujin. Yujin hanya diam, tapi dia ikut melangkah ke luar rumah sakit.
"Y-yujin? Dia mau gue tarik gini? Demi apaaa," batin Minju sumringah. Gadis itu menyembunyikan senyumannya dengan tertunduk sedikit.
Namun, senyumnya tak bertahan lama karena saat tiba di luar rumah sakit, Yujin melepas tangannya. Minju menoleh menatap wajah Yujin kemudian menunjukkan ekspresi wajah yang seolah menanyakan kenapa?
"Cukup," ucap Yujin.
"Supir gue udah sampe, bye," ucap Yujin sambil melangkah ke mobil putih yang baru saja tiba.
"Yujin!" Panggil Minju. Tapi Yujin mengabaikannya.
"Jadi gue pulangnya gimana?!" kesal Minju sambil menghentak - hentakkan kakinya.
"Bisa pesen taksi kan? Gak usah manja," ucap Yujin sembari melanjutkan langkahnya.
Ketika Yujin sudah memasuki mobil, mobil itupun langsung melaju begitu saja. Minju terdiam.
Sakit hati rasanya.
Esok harinya , semua berjalan seperti biasa. Yujin sedang bersama Wonyoung. Keduanya tengah menyantap sarapan pagi buatan Wonyoung.
"Gimana? Enak gak?" tanya Wonyoung khawatir. Ini pengalaman pertamanya memasak.
"Enak banget, hehe," jawab Yujin jujur, memang masakan Wonyoung terasa lezat.
"Syukurlah," Wonyoung mengelus dadanya.
"Hehe, takut amat sih neng." ucap Yujin sambil mencubit pipi kanan dan kiri Wonyoung kemudian menggoyangkannya ke kanan dan kiri.
"Swakwitt Ywuujinn," Yujin tertawa pelan kemudian melepaskannya.
"Is nyebelin," ambek Wonyoung sambil menggembungkan pipinya.
Yujin semakin gemas dengan kekasihnya itu. Dengan jahil ia menekan pipi itu dengan satu tangannya hingga terdengar suara seperti balon kempis.
"Lucuk banget sih pacar akuuu, pengen ciumm," ucap Yujin sambil memanyunkan bibirnya.
"Sana jauh - jauh! Aku ngambek tau!"
Di sela keasikan mereka, Minju dengan seorang diri datang mengganggu.
"Yujin, ngapain makan makanan buatan dia? Dia kan miskin, pasti dapurnya gak steril," ucap Minju sambil menarik kotak makan Yujin kemudian melemparkannya ke lantai.
"MAKSUD LO APA?" pekik Yujin dengan wajah memerah. Dapat dilihat bahwa ia benar - benar marah. Padahal tadi ia baru saja tersenyum lebar karena keuwuan sang pacar.
"Ini demi kesehatan kamu," ucap Minju sambil memberikan Yujin makanan lain.
"Gue gak butuh pemberian dari lo," ucap Yujin.
"Bilang makasih sekali aja apa susahnya sih?" kesal Minju.
"Bilang maaf sekali aja apa susahnya sih?" balas Yujin.
"Aku harus minta maaf atas dasar apa?!"
"Lo banyak salah ke pacar gue!" jawab Yujin.
"Ogah banget minta maaf sama sampah kayak di-"
Plakkk
"Yujin.." lirih Wonyoung sambil menatap tangan Yujin yang baru saja terayun menampar pipi Minju.
"Y-yujin.." lirih Minju dengan mata berkaca - kaca.
"Minta maaf ke Wonyoung, sekarang!" ucap Yujin seolah tak ada penyesalan telah menyakiti fisik cewek.
"CEPAT!"
"Maaf," ucap Minju, untuk pertama kalinya.
"Bukan itu yang gue mau," ucap Yujin sambil bersedekap dada.
"M-maaf, Wo-Wonyoung,"
Kalian pikir Minju benar - benar meminta maaf?
Kalian pikir Minju akan menyerah?
Kalian pikir setelah ini Minju akan membenci Yujin?
Enggak
Dia mungkin bakal ngasi balasan yang lebih sakit ke Wonyoung.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔸𝕟𝕥𝕒𝕘𝕠𝕟𝕚𝕤𝕥
Fanfiction"Aku adalah karakter yang selalu dibenci di dalam kisah apapun. Tapi cobalah lihat dari sudut pandangku" -Kim Minju- Start : 14 Feb 20