Suara dari seorang Announcer selalu terdengar oleh semua orang yang ada disekitar sana. Para pengemis berlalu – lalang meminta sebuah uang ataupun sisa makanan. Menunggu menjadi kebiasaan. Kereta yang ditunggu tak kunjung datang. Suara seorang ibu yang membentak anaknya karena berlarian membuat jadi pusat perhatian. Hari sebentar lagi akan malam, tapi ia tak pernah datang. Ditunggu dan terus ditunggu tak pernah datang. Pikiranku tidak pernah tenang. Selalu ribut perihal ya atau tidak.
Kira–kira tadi ada yang ketinggalan nggak? Sepertinya nggak. Tapi kayaknya ada yang ketinggalan di meja. Tapi apa? Perasaan udah dimasukkin ke dalam tas juga gumamku tak henti di dalam hati.
Sesaat, seseorang menepuk bahuku. Riku. Ia mengkerutkan dahinya setelah melihat reaksiku.
"Nggak paham aku sama kamu. Ditepuk bahunya aja udah ibarat ngelihat setan." Ucap lelaki itu. Wajar saja, saat itu aku memang seperti orang yang penuh tekanan karena pikiran. "Udah ayok, kita salat dulu. Bentar lagi azan. Yang lain juga udah pada duluan. Berdo'a aja biar nanti udah selesai salat keretanya datang." Ia melanjutkan kalimatnya.
Malas berucap hanya demi mengucapkan kata 'iya' lebih baik ku anggukkan kepalaku. Mushola tidak terlalu jauh dengan stasiun disana. Langit sudah gelap, semuanya berkumandang. Suara yang indah, yang menyerukan, yang memanggil keluar dari toa yang ditempatkan di atas mushola.
*****
Kembali bersandar pada kursi yang tadi sempat kusinggahi. Tak sengaja kuingat sebuah kalimat. Tak ada yang benar – benar singgah, tak ada yang benar – benar pergi. Yang benar adalah adanya kematian. Sesaat langsung kubuka ponsel dan membuka aplikasi Al–Qur'an. Membaca beberapa ayat pasti akan menenangkan pikiran. Begitulah pendapatku.
Terdengar suara yang keluar dari toa. Suara itu diucapkan oleh seorang Announcer. Ia memberitahukan bahwa pemberangkatan kereta untuk ke Jogja akan datang sebentar lagi. Baru saja menengok ke arah belakang, kereta itu sudah tiba. Orang–orang berdesak – desakan memasuki kereta itu. Kami semua langsung bergegas memasuki gerbong kereta itu. Semuanya aman, lancar, dan hanya tinggal tidur dengan terlelap. Tapi pikiranku masih saja memikirkan barang apa saja yang tertinggal.
*****
Alarm yang sudah dicantumkan pada ponselku berdering. Tak membuat kebisingan tapi membuatku bangun. Semuanya sudah terlelap. Kuyakin, mereka sama halnya denganku. Semua yang menaiki gerbong kereta ini lelah menunggu. Seseorang memanggil namaku, Pilo. Ia juga ikut terbangun.
"Alarm-mu toh, kukira udah sampe stasiun." Jawab pilo dengan wajah seperti pakaian yang belum disetrika, kusut.
"Belum, aku lupa matiin alarm. Kira – kira masih lama nggak ya?" Tanyaku kepadanya.
"Bentar aku cek dulu." Ucapnya sambil mengambil ponselnya. "Beberapa menit lagi sampe. Akhirnya bisa tahajud lagi." Sambungnya.
Kembali dalam keheningan karena aku tak ingin semua orang terbangun karena perbincangan kita berdua. Pilo ikut bergabung dalam proyek ini karena ingin bertemu dengan seseorang. Bagaimana rupanya wanita itu? Apakah ia sama seperti wanita yang kucari – cari. Itulah pertanyaan saat ia meminta waktu luang untuk bertemu seseorang.
Seketika kereta berhenti. Kukira ada sebuah kendala ternyata kita semua sudah sampai di stasiun. Aku membangunkan yang lainnya. Semua memasang wajah kusut. Kita semua mengambil barang – barang yang kita letakkan. Setelah keluar dari gerbong kereta itu, kita semua beranjak ke mushola yang terdekat. Karena Ipat ingin beribadah salat tahajud.
Mushola yang kondisinya sangat indah dan wangi tapi tak pernah ada yang mengisinya. Orang – orang yang turun dari gerbong kereta tadi, hanya beberapa saja yang langsung pergi beranjak ke mushola. Tidak semuanya melaksanakan ibadah tahajud, tapi ada juga yang menumpang tidur sebari menunggu matahari terbit.
KAMU SEDANG MEMBACA
V O N : Hidup atau Harapan
Teen FictionKamu itu egois. Sikapmu tak bisa dijaga dengan baik. Musibah bisa saja datang setiap saat kepadamu jika kamu tetap memiliki sifat itu. Cerita ini bukan hanya sekedar cerita. Jika kamu membaca dengan jelas dan tenang pasti kamu akan mendapatkan makna...