Sebenarnya, saya sebagai penulis cerita ini juga masih kebingungan akan cerita yang saya tulis. Mungkin terdapat puluhan atau ratusan pelupaan tanda baca dan lain sebagainya. Mohon untuk memakluminya.
Deadline mengajarkan sebuah peringatan untuk tidak menunda-nunda waktu. Ya beginilah hasilnya. Ketika kualitas bukan menjadi yang utama, tetapi yang utama adalah selesai. Yap, cerita novel ini juga selesai.
Masih bingung dengan kata VON? VON itu sebenarnya saya mengambilnya dari sebuah anime, dan saya yang memaknai sendiri. Dalam anime tersebut memaknainya adalah Harapan. Jadi saya pikir juga, cocok tuk membuat cerita tentang seseorang yang menggantungkan harapannya.
Cerita yang saya buat jauh dari kata sangat sempurna, dikatakan sempurna saja belum. Maka dari itu, saya persilahkan untuk memberikan kritik. Ajak teman-teman yang lain untuk membaca cerita saya :').
Terima kasih kepada semuanya. Baik yang sudah mendukung, menyemangati, membaca, memvoting. Terima kasih, saya ucapkan berkali-kali terima kasih. Seorang amatiran yang diajar untuk menulis bukan hal yang buruk, jika hasilnya buruk. Wajar-in saja.
Mohon maaf untuk akhir cerita. Sepertinya jika saya memiliki waktu senggang, doakan saya untuk menulis kelanjutan dari VON ini.
Salam VON.
Terima kasih semuanya, Matur suwun, Hatur nuhun, Arigatou, Gomawo, Thank u.
Sampai jumpa dilain cerita. ^,^
KAMU SEDANG MEMBACA
V O N : Hidup atau Harapan
Teen FictionKamu itu egois. Sikapmu tak bisa dijaga dengan baik. Musibah bisa saja datang setiap saat kepadamu jika kamu tetap memiliki sifat itu. Cerita ini bukan hanya sekedar cerita. Jika kamu membaca dengan jelas dan tenang pasti kamu akan mendapatkan makna...