[1] Pertemuan pertama

483 69 228
                                    

Pagi ini suasana SMA NEGERI 1 tampak begitu ramai dipenuhi dengan banyaknya orang yang berpakaian putih-biru, kalung terong, gelang cabe, kaos kaki berwarna beda dan masih banyak hal aneh lainnya. Kalian pasti bisa menebak apa yang tengah terjadi bukan?

"Hari pertama MOS" perempuan bernama lengkap Adinda Juletin itu menghela nafasnya lelah, setelah menyadari bahwa hari pertama MOS akhirnya kembali lagi dan tentunya hari ini akan menjadi salah satu hari yang melelahkan bagi dirinya.

"Selamat pagi, kak Adinda!" sapaan tersebut membuat Adinda berbalik. Adinda melihat seorang perempuan yang bisa diduga merupakan salah satu peserta MOS tersenyum lebar kepadanya.

"Siapa lagi ini?" batin Adinda bertanya-tanya. Apakah dirinya pernah bertemu dengan peserta MOS ini?

"Selamat pagi, kak Adinda!" sapa peserta MOS itu lagi.

"Pagi" akhirnya Adinda membalas sapaan tersebut, walaupun dengan begitu singkat, padat dan jelas.

"Ternyata memang benar ya, kalau kak Adinda pasti bakalan balas sapaan orang lain hanya dengan menggunakan kata 'pagi' dan 'selamatnya' pasti selalu tidak diucapkan" balasan panjang lebar tersebut membuat Adinda melirik name-tag peserta MOS tersebut yaitu Ardira Laras. Adinda tidak menyalahkan apa yang dikatakan oleh Ardira, karena memang apa yang dikatakan oleh Ardira benar adanya.

Alasan perempuan bernama Adinda Juletin, tidak menggunakan kata 'selamat' saat membalas sapaan, karena menurutnya kalimat 'selamat pagi' itu terlalu panjang untuk diucapkan oleh mulutnya. Adinda terlalu malas berbicara terutama dipagi hari seperti itu.

"Nama saya Ardira. Salam kenal ya, kak Adinda" kini Ardina mulai memperkenalkan dirinya.

"Salam kenal, Ardi-"

"KYAAAAAAAAAKKKKKKK!" teriakan dari Ardira tentu membuat Adinda terkejut.

"Kenapa lo teriak kek gitu?"

"Habisnya....habisnya gue nge-fans banget sama kak Adinda" mendengar jawaban Ardira, tentu membuat Adinda kebingungan. Bagaimana bisa ada yang nge-fans dengan dirinya? Padahal Adinda kan bukan artis.

"Kakak. Boleh minta sesuatu gak?"

"Apa?"

"Tanda tangan kakak. Boleh minta kan?"

"Hah?"

Adinda yang masih dalam keadaan kebingungan, hanya bisa segera menandatangi sebuah buku yang diberikan oleh Ardira. Adinda tentu tidak bisa menolak permintaan aneh ini, setelah melihat begitu antuasiasnya Ardira saat ini. 

"Thank you, kak Adinda" Ardira mengucapkan terimakasih, saat Adinda mengembalikan buku miliknya. Adinda pun mengangguk sebagai balasan.

"Kakak"

"Apalagi?"

"Boleh peluk gak?"

"Hah?"

Grep!

Sekali lagi dalam rasa kebingungan, Adinda membiarkan Ardira yang tengah memeluk tubuhnya dengan begitu erat tersebut.

"Sudah puas?" tanya Adinda saat melihat keduanya kini menjadi tontonan bagi semua orang.

"Jangan sampai ini jadi bahan pemberitaan sekolah!" batin Adinda.

"Sekali lagi thank you, kak Adinda" Ardira kembali berterimakasih.

"Sama-sama" balas Adinda.

"Kak-"

"Kamu mendingan masuk sekarang deh! Kayaknya udah mau disuruh kumpul tuh" Adinda mencoba memotong perkataan Ardira. Adinda melakukan hal ini bukan tanpa alasan, Adinda hanya tidak mau harus memenuhi keinginan lain dari Ardira.

A & A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang