ELSHADAI BUTIQUE
Adinda menatap nama yang terdapat didalam butik bernama Elshadai ini. Ini pertama kalinya Adinda pergi kesini, tapi bukan itu yang terpenting. Yang terpenting sekarang adalah Adinda harus bertemu kembali dengan orang-orang yang tidak ingin ditemuinya sekarang. Siapa lagi kalau bukan rombongan keberangkatan tadi pagi?
"Cepetan jalannya!" perintah Roos. Dengan rasa malas, Adinda melangkahkan kakinya memasuki area fitting baju untuk perempuan. Disana dia bisa melihat para sahabatnya yang sedang berceloteh ria.
"Ah Ding Dong datang juga akhirnya!" suara Indi menyambut kehadiran Adinda. Adinda hanya diam tidak merespon dan memilih untuk memainkan handphonenya.
"Mampus dicuekin!" ejek Mille yang membuat semua tertawa, kecuali Indi yang cemberut dan Adinda yang masih memilih untuk diam.
"Ini gaun punya lo. Coba pakai gih!" perintah Roos yang kini menyodorkan sebuah gaun hitam pada Adinda. Adinda menatap gaun indah itu tanpa minat.
"Pakai!" perintah Roos lagi.
"Yang lain aja dulu, gue masih capek" tolak Adinda.
"Kita semua udah fitting kok. Tinggal lo doang" sahut Uthy menjelaskan.
"Cepetan pakai!" perintah Juju. Mau tidak mau, Adinda mengambil gaun dari tangan Roos dan berjalan dalam bilik ruang ganti. Roos ikut masuk untuk melihat apakah adiknya bisa memakai gaun dengan baik.
"Cantikkan gaunnya?" Roos meminta pendapat, saat Adinda telah selesai memakai gaunnya.
"Hm"
"Ayo keluar!"
"Untuk apa?"
"Untuk nunjukkin ke anak gang lo lah"
"Cukup disini! Gue gak mau keluar!" Adinda menolak sambil berusaha membuka gaunnya, tapi dengan penuh paksaan, Roos menariknya untuk keluar menemui para sahabatnya.
"Astaga! Lo cantik banget!" puji Mantha.
"Gue tau badan lo gak semok-semok amat, tapi seriusan ini pas banget dibadan lo" tambah Alisma.
"Ah gue kalah cantik sama kak Din" dan itu dari Eve. Adinda hanya diam tidak menanggapi semua perkataan para sahabatnya.
"Lo gak mau berterimakasih atas semua ucapan mereka?" sinis Roos. Adinda tidak menjawab dan lebih memilih berjalan kembali ke dalam bilik ruang ganti.
"Din" namun segera ditahan oleh Indi. Indi memberikan tatapan memelasnya saat ini.
"Lepas!"
"Lo marah sama kita?"
"Lepasin gue!" Indi menggeleng menolak dan semakin mengeratkan pegangannya pada tangan Adinda.
"Lo marah, karena candaan kita dibandara tadi?" tebak Mille.
"Gak usah pakai nanya, kalau udah tau" balas Adinda sambil menghempaskan tangan Indi.
"Siapa tuh yang mulai, marah aja orangnya tapi jangan kita" rengek Likze.
"Kita minta maaf. Kita hanya bercanda doang" tambah Juju meminta maaf.
"Maafin kita yah?" mohon Uthy kali ini. Adinda menatap satu persatu wajah sahabatnya dan tanpa bisa ditahan Adinda tersenyum sekarang.
"Lo mau maafin kita kan?" tanya Mantha dengan tatapan memelas.
"Sejak kapan gue gak maafin kelakuan biadap lo semua?" tanya Adinda balik. Para sahabatnya mulai bersorak senang dan memeluk Adinda dengan heboh.
"Gak usah alay gue mohon!" pintah Adinda dan dihiraukan oleh para sahabatnya. Mereka malah semakin mengeratkan pelukan mereka. Adinda sendiri heran pada dirinya, entah kenapa dia akan selalu memaafkan perbuatan para sahabatnya, apalagi jika mereka meminta maaf duluan seperti ini. Adinda selalu luluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
A & A [END]
JugendliteraturAdinda dan Arjuna, nama yang cukup cocok jika harus menjadi pasangan bukan? Tapi tentu hal ini tidak akan disukai oleh pemilik nama Adinda. Dia tidak suka dengan peserta MOS bernama Arjuna yang dengan sok berani menantang dirinya dipertemuan pertama...