[10] Rahasia

69 32 93
                                    

Flashback on

"Keberangkatan aku besok lusa" ucapan Rio membuat Juju tersenyum, walaupun wajahnya tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran. Juju khawatir hubungannya dengan Rio akan renggang akibat LDR, apalagi LDR beda negara. Hubungan mereka sudah berjalan empat tahun dan selama itu juga mereka selalu bersama, dimanapun dan kapanpun. Juju bergantung kepada Rio dan begitu juga dengan Rio yang bergantung kepada Juju.

"Kamu jangan nakal yah, kalau nanti aku udah gak disini!" peringat Rio. Juju menggeleng dengan cepat.

"Aku gak pernah nakal kok"

"Oh yah? Trus siapa yang selalu pajakkin pak Rudy di sekolah?"

"Itu Eve" Juju mulai membawa nama sahabatnya, Eve. Hubungan pak Rudy dan Eve adalah opa dan cucu, jadi biarlah Juju membawa nama Eve saat ini.

"Eve atau Juju?"

"Eve"

"Tapi perasaan kamu yang selalu terlihat mangkal di kantin sama pak Rudy"

"Itu mah traktiran ulang tahun pak Rudy"

"Jadi ulang tahun pak Rudy setiap hari?"

"Auh ah elap!" Juju ngambek Juju, tapi itu sebenarnya hanya pengalihan pembicaraan lantaran sudah jelas bahwa dirinya memang benar suka meminta traktiran kepada pak Rudy. Biarlah, pak Rudy kan sudah Juju anggap sebagai opa sendiri.

"Cih! Make acara ngambek segala" goda Rio sambil menoel kedua pipi Juju dengan rasa gemas. Juju masih tetap mempertahankan wajah ngambeknya.

"Hari ini kamu nginap dirumah aku yah?" pintah Rio.

"Minta ijin dulu sama mama" balaa Juju membuat Rio mengangguk mengerti, kemudian mulai kembali masuk ke dalam rumah Juju untuk meminta ijin. Juju sendiri tentu saja mengikuti Rio agar bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri, apa mamanya akan memberikan ijin atau tidak.

"Mama" panggil Rio membuat mama Juju yang sedang asik menonton serial turki pun berbalik.

"Kenapa Rio?"

"Juju boleh nginap dirumahnya Rio bentar malam gak?"

"Rio berangkatnya kapan?"

"Besok lusa, ma"

"Sudah mau dekat"

"Iya, ma. Sudah mau dekat keberangkatannya, jadi boleh gak Juju nginap dirumah Rio?" Rio memasang wajah penuh harap. 

"Boleh. Asalkan kalian gak boleh ngelakuin hal aneh lainnya. Kalian taukan maksud mama?" kedua pasangan ini menganggukkan kepalanya serempak.

"Mama butuh jawaban, bukan hanya anggukan kepa-"

"IYA MAMA. KAMI BERDUA TAU" Juju dan Rio serempak.

"Yaudah. Siapin baju kamu!" perintah mamanya Juju. Juju pun segera berlari ke kamarnya untuk menyiapkan pakaian gantinya.

"Kamu cukup bawa pakaian dalam saja!" perintah Rio yang ternyata sudah ikut bergabung. Juju kebingungan.

"Maksud kamu?"

"Kamu cukup bawa BH sama CD ka-"

"RIO HERMAWAN!" potong Juju saat pacarnya berbicara begitu frontal.

"Kenapa sayang?"

"Omongan kamu terlalu frontal"

"Biarin. Yang pentingkan kamu cinta" Rio mengambil sebuah gitar, kemudian mulai memainkannya.

A & A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang