[39] Bahagia?

30 10 4
                                    

"Gue kenapa bisa ada disini?" tanya Adinda kebingungan saat berada diatas atap sebuah gedung yang tinggi. Kenapa dirinya bisa berada diatas gedung ini?

"Disini sangat nyaman" Adinda tidak bisa berbohong bahwa dirinya merasa nyaman berada ditempat ini. Adinda mendudukkan dirinya dan mulai menikmati semilir angin sore yang menerpa dirinya.

"Adinda" mendengar namanya disebut, Adinda segera membalikkan badannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adinda" mendengar namanya disebut, Adinda segera membalikkan badannya. Adinda hanya bisa membeku saat melihat orang yang memanggilnya ternyata Arjuna.

"Adinda" panggil Arjuna sekali lagi. Kali ini Arjuna tersenyum padanya.

"Apa ini mimpi?" tanya Adinda pelan. Matanya serasa memanas, namun Adinda bertahan sekuat tenaga untuk tidak menangis.

Arjuna melangkahkan kakinya mendekat dan Adinda semakin menguatkan dirinya untuk tidak menangis.

"Boleh gue duduk?" tanya Arjuna. Adinda tidak menjawab.

"Terimakasih" Arjuna langsung duduk disamping Adinda tanpa menunggu jawaban lagi.

"Apa kabar?" tanya Arjuna. Adinda menundukkan kepalanya. Adinda ingin menjawab pertanyaan Arjuna, tapi dia takut akan menangis saat membuka mulutnya.

"Adinda" panggil Arjuna.

"Apa gue boleh peluk lo?" kali ini Adinda tidak mempedulikan keadaannya. Adinda bergerak cepat memeluk tubuh Arjuna dengan tangisan yang mulai cepat. Adinda tidak bisa menahan dirinya lagi.

"Jangan menangis!" larang Arjuna. Adinda menggeleng dan semakin menguatkan tangisannya. Arjuna hanya bisa mengelus puncak kepala Adinda untuk menenangkannya.

"Aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf untuk semua kesalahan aku. Aku gak seharusnya nyium Sthella waktu itu. Aku gak seharusnya menghindar dari kamu. Aku gak seharusnya pergi dari kamu. Aku ga-"

"Arjuna" potong Adinda.

"Ya?" Adinda melerai pelukannya. Adinda menatap wajah Arjuna dengan jarak yang sangat dekat.

"It's okay, asalkan kamu kembali lagi sama aku" ucap Adinda.

"Kamu maafin semua kesalahan yang telah aku lakuin?" tanya Arjuna. Adinda mengangguk.

"Aku bakalan maafin semua kesalahan kamu" jawab Adinda memaafkan.

"Karena aku mencintai kamu" lanjut Adinda. Arjuna tersenyum, lalu bergerak menghapus air mata Adinda yang masih mengalir. Arjuna memegang kedua pipi Adinda, lalu mengecup kening Adinda pelan.

Chup!

"Aku juga cinta sama kamu" ucap Arjuna membuat Adinda tersenyum. Adinda sangat merindukan kata-kata cinta dari mulut Arjuna.

"Jangan nangis lagi!" larang Arjuna.

"Ini bukan mimpikan?" tanya Adinda sambil memegang tangan Arjuna.

A & A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang