Apa yang harus kalian lakukan, saat kalian ingin mengatakan perasaan kalian kepada orang yang kalian suka, tetapi secara tiba-tiba orang itu berubah dan menjauh dari kalian?
Mungkin ini yang sering terjadi beberapa novel yang telah dibaca oleh Adinda, namun semua cerita itu berakhir happy ending. Lalu apakah Adinda juga akan mendapatkan happy ending? Entahlah! Dirinya sendiri pun tidak yakin.
Sudah tiga hari berlalu, semenjak Arjuna berperilaku berbeda kepada dirinya tanpa suatu alasan yang jelas. Adinda berusaha keras untuk menutupi kesedihannya setiap kali melihat sikap acuh tak acuh Arjuna disekolah. Jujur, Adinda merasa sangat kecewa.
"Jadi lo sama Arjuna sekarang gimana?" Uthy bertanya dengan hati-hati, berusaha tidak menyakiti perasaan Adinda.
"Waktu istirahat bakalan berakhir lima menit lagi. Cepat habiskan makanan kalian!" bukannya menjawab, Adinda lebih memilih memerintah kelima sahabatnya untuk segera menghabiskan makanan mereka.
Ya, saat ini sedang jam istirahat. Namun Adinda menghabiskan waktu istirahatnya hanya dengan Alisma, Juju, Likze, Mantha dan Uthy dikantin.
Lalu dimana Eve, Indi dan Mille? Mereka bertiga sedang melancarkan aksi mencari muka dihadapan kak Thomas, anak laki-laki dari ibu Meggy yang berprofesi sebagai dokter gigi yang kebetulan sedang datang untuk menemui ibunya.
"Dia gak pernah negur lo lagi?" Mantha kembali bertanya. Tentu, para sahabatnya lebih memilih menggali informasi dibandingkan mematuhi perintah Adinda untuk kondisi seperti ini.
"Ah gila! Gue ikutan pusing sama masalah lo!" keluh Alisma.
"Jangan dipaksain untuk berpikir! Otak lo yang pas-pasan bisa gak berfungsi lagi nanti" nasihat menyebalkan diberikan oleh Likze. Alisma melotot tajam.
"LO!"
"Apa?"
"Perasaan niat khawatir gue sama Adinda itu baik deh. Kenapa sih lo selalu nyari masalah?"
"Perasaan gue hanya memberikan nasihat yang baik deh! Kenapa sih lo selalu sensi sama gue?"
"Likz-"
"Lagipula satu hari tanpa adu mulut sama lo, rasanya itu kurang pas"
"Gue sumpahin gak bakalan bisa dapetin hatinya Kris!"
"SIALAN LO! JAUHKAN JAUHKAN!" dan tentu tidak mendapat respon yang baik oleh Likze. Alisma tersenyum mengejek.
"Kalian berdua jangan ribut! Kita lagi bicarain tentang masalahnya Adinda sama Arjuna!" mendengar perintah Juju, keduanya langsung saja menutup mulut.
"Gue gak masalah ngeliat adanya adu mulut bahkan adu jontos dari mereka berdua kok" sahut Adinda sembari berusaha meminum habis air mineralnya.
"Gimana kalau sebentar kita jalan?" Adinda mencoba mengganti pembicaraan.
"KEMANA?" dan syukurlah berhasil.
"Nonton gimana? Sepertinya ada film bagus" usul Adinda.
"Wait! Gue cek dulu" Juju pun bergegas mengecek website XXI menggunakan handphonenya.
"Eh! Jangan nonton film horor yah!" pintah Likze.
"Takut hah?" ejek Alisma.
"Gue takut sama film horor. Lagian gue jugakan gak punya siapa-siapa untuk gue peluk disana" Likze mulai mendramatisir. Tentu, Likze berhasil mendapatkan sorakan hura.
"Lo harus ingat satu hal, Likze!" kali ini Uthy angkat bicara.
"Apa?"
"Ada istilah yang mengatakan bahwa setan gak boleh takut sama setan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
A & A [END]
JugendliteraturAdinda dan Arjuna, nama yang cukup cocok jika harus menjadi pasangan bukan? Tapi tentu hal ini tidak akan disukai oleh pemilik nama Adinda. Dia tidak suka dengan peserta MOS bernama Arjuna yang dengan sok berani menantang dirinya dipertemuan pertama...