Sekarang jam istirahat di hari Senin dan itu berarti keadaan kantin saat ini sedang sangat ramai dipenuhi ratusan siswa SMA Negeri 1. Adinda tidak ikut bergabung bersama para sahabatnya bukan hanya karena itu, melainkan karena dirinya sedang berbicara empat mata dengan Arjuna di rooftop sekolah sekarang.
"Adinda" panggil Arjuna.
"Embel kakaknya jangan lupa!" peringat Adinda.
"Kak Adinda" panggil Arjuna lagi.
"Hm?"
"Lo masih marah sama gue?" dengan berhati-hati Arjuna bertanya.
"Lo masih bisa nanya, setelah ngeliat muka gue sekarang hah?"
"Maafin gue" mohon Arjuna. Adinda menghela nafasnya mendengar permohonan maaf Arjuna yang sudah berulang kali terucap ini.
"Gue benar-benar minta maaf" dan masih terus meminta maaf.
"Gak papa" balas Adinda.
"Tapi gu-"
"Gue bilang gak papa"
"Tap-"
"Diam!" perintah Adinda. Arjuna pun segera menutup mulutnya dan beberapa detik kemudian, Adinda mulai tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa ketawa?" tentu saja, Arjuna kebingungan melihat hal ini.
"Emangnya gue gak boleh ketawa?"
"Lo boleh ketawa kok, tapi hal ini gak baik untuk jantung gue"
"Hah? Ken-"
"Lo cantik banget dan itu bikin jantung gue berdetak lebih kencang gak seperti biasanya. Gue takut bakalan kena serangan jantung nantinya"
"Hm. Modusnya lancar"
"Hanya untuk lo"
"Idih!" walaupun terdengar menggelikan, namun tidak bisa diungkiri bahwa dirinya merasa malu mendengar hal murahan seperti ini.
"Tadi ketawa, karena kejadian malam minggu itu?" tebak Arjuna.
"Yaps. Indi lucu banget sumpah!" Adinda kembali tertawa mengingat kejadian hari sabtu lalu, dimana munculnya kejadian yang akan diingat oleh Laurensia Inri selamanya.
Flashback on
Adinda memutuskan untuk bergabung bersama Indi dan Mille, setelah rencana kencannya dengan Arjuna telah gagal total, namun Adinda merasa menyesal sekarang. Semua bukan dikarenakan Mille yang sudah pamit pulang sekarang, melainkan karena Indi yang tidak berhenti memarahi Adinda saat sempat menangis untuk seorang Arjuna.
"DING DONG IH!" teriakan Indi berhasil kembali menyita perhatian beberapa pengunjung cafe. Adinda sendiri hanya menutup wajahnya menggunakan tisu ditangannya.
"Jangan nangis lagi dong!" lanjut Indi memerintah. Adinda hanya mengangguk, tanpa mau menunjukkan wajahnya.
"Tenang aja! Besok gue bakalan ajak anak-anak untuk mukulin yang namanya Arjuna Kingxton! Biar dia tau rasa udah ngelukain salah satu princess sekolahan kita" Indi membalas dengan begitu menggebu-gebu dan dibalas dengan gelengan oleh Adinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
A & A [END]
Dla nastolatkówAdinda dan Arjuna, nama yang cukup cocok jika harus menjadi pasangan bukan? Tapi tentu hal ini tidak akan disukai oleh pemilik nama Adinda. Dia tidak suka dengan peserta MOS bernama Arjuna yang dengan sok berani menantang dirinya dipertemuan pertama...