[9] Junial dan Juju

65 37 128
                                    

"Soalnya banyak banget!" sunggut Adinda sembari melihat secarik kertas yang berisi dua puluh soal matematika peminatan yang diberikan oleh ibu Milka, guru matematika peminatan mereka. Ibu Milka memberikan soal tersebut lantaran berhalangan masuk untuk mengajar di kelas mereka.

Kenapa harus Adinda yang mengambil soal tersebut dan bukannya Herdy atau Ikhsan sebagai ketua kelas atau wakil ketua kelas? Ibu Milka sudah hafal kelakuan biadap kedua orang itu. Dulu kedua orang itu yang disuruh, tapi kertas yang diberikan malah dipakai untuk membuat pesawat kertas. Hukuman dari keduanya berimbas kepada seluruh kelas yang dengan terpaksa disuruh ulangan mendadak dan berakhir dengan nilai yang sangat menyedihkan.

"Adinda" panggilan tersebut membuat Adinda mengangkat wajahnya.

"Junial?" panggilan itu beras dari seorang laki-laki yang sedang bersandar ditembok depan kelas Adinda, namanya Junial Skelton. Junial bukan berasal dari jurusan IPA, melainkan dari IPS. Junial juga merupakan salah satu Most Wanted Male disekolah mereka, oleh sebab itulah kehadirannya saat ini berhasil menarik perhatian beberapa murid.

"Kalau datang itu harus sapa dulu!" cibir Adinda.

"Yaudah. Hay Adinda!"

"Terlambat"

"Gak sampai satu meni-"

"Intinya gue udah gak mood"

"Yaelah. Jangan ngambek dong!" Junial mulai bertingkah imut, padahal itu sama sekali tidak cocok dengan image premannya selama ini.

"Ngapain lo disini? Mau berantem sama anak IPA lagi?" tuduh Adinda.

Junial, jika datang ke area IPA hanya untuk dua tujuan yang pertama untuk ngajak berantem dan yang kedua untuk dan ngapelin Juju. Ya, Juju sahabat Adinda itu. Junial begitu menyukai Juju, namun Juju tetap tidak pernah mau membuka hatinya.

"Gue mau bicarain sesuatu sama lo" ternyata ini alasan Junial datang ke area kelas IPA.

"Bicarain apa?"

"Kalau mau nembak gue, maaf saja. Gue gak mau nikung sahabat gue sendiri!" belum sempat Junial menjawab, Adinda sudah kembali angkat bicara.

"Gue gak mungkin nembak lo, ib-" 

"Kesannya gue kek ditolak sama lo"

"Sorry. Lo emang cantik banget, tapi gue gak mungkin suka sama lo"

"Iyalah. Lo kan cintanya sama Juju" balasan Adinda berhasil membuat Junial tersenyum malu.

"BABY BOO!" teriakan tersebut berhasil menarik perhatian Adinda dan Junial. Adinda mendengus kesal melihat sosok Arjuna datang mendekati keduanya. 

"BABY BOO!" Arjuna kembali berteriak. Tampak jelas, raut wajah kesal diwajahnya.

"Siapa dia?" bisik Junial.

"Cuekkin aj-"

"BABY BOO!" Arjuna kembali berteriak.

"Ngapain lo teriak-teriak sih? Bikin malu aja!" kesal Adinda. 

"Kan ini menunjukkan bahwa aku itu milik kamu" balas Arjuna.

"Gue tau kalau lo itu gila, tapi tolong jangan terlalu menunjukkannya. Bisa?"

"Gak bisa"

"Anak set-"

"Kamu gak boleh ngomong kasar sama tunangan kamu ya!" nasihat penuh omong kosong itu tentu pantas mendapat pukulan dari Adinda.

"Ehem" deheman dari Junial berhasil menghentikan niat Adinda.

"Apaan lo ehem-ehem?" sewot Arjuna. Baik Arjuna maupun Junial saling menunjukkan raut wajah tidak bersahabat.

A & A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang