[4] Permintaan pertama

106 50 170
                                    

Hari MOS akan segera berakhir dan itu berarti hari ini Adinda akan mengumumkan siapa yang akan menjadi peserta terbaik. Adinda berharap semoga saja yang memenangkan peserta terbaik bukan Arjuna.

"Eh tapikan kalaupun bukan si bocil yang menang, tetap aja first kiss gue tetap hilang!" batin Adinda.

"Agh! Kepala gue pusing" ringis Adinda saat menyadari kenyataan bahwa first kissnya sudah hilang. Padahal Adinda sudah mengumpulkan niat menjaga first kissnya untuk suami masa depannya. Setidaknya kalau tidak suami masa depannya, mungkin untuk Shawn Peter Raul Mendes, idolanya itu.

"Oy!" Juju menyengol lengan Adinda.

"Hm"

"Lo kenapa?"

"Gak kenapa-kenapa"

"Masa?"

"Iya. Gue gak kenapa-kenapa" Adinda berbohong. Tidak mungkin dia akan menceritakan hal memalukan itu kepada Juju ataupun sahabatnya yang lain. Lagipulakan mereka sepakat dengan taruhan sialan itu.

"Yang lain dimana? Perasaan tadi ada mereka disini" tanya Adinda tersadar bahwa para sahabatnya yang lain telah menghilang.

"Tuh disana" jawab Juju sambil menunjuk ke arah para sahabatnya yang lain yang sedang carmuk kepada para peserta MOS yang sedang beristirahat sebentar, setelah melakukan kegiatan dihari terakhir MOS.

"Kalau ngeliat cogan, selalu gatalnya pada kumat!" cibir Adinda.

"Lo juga sama"

"Sembarangan!"

"Lo juga sama, Adinda. Lo juga gatal kalau ngeliat cogan, apalagi kalau mereka udah pamerin sixpacknya" balasan Juju membuat Adinda hanya mampu menampilkan cengiran. Memang benar apa yang dikatakan Juju, bahwa Adinda juga tertarik dengan spesies cogan, apalagi yang memiliki tubuh bagus.

"Eh. Gimana motor lo?" pertanyaan Juju membuat Adinda kembali teringat mengenai kelakuan kurang ajar para sahabatnya.

"Gak ada otak mah lo semua!"

"Kerjaan yang lain mah! Gue hanya ikut arus"

"Sama aja lo termasuk!"

"Yang pentingkan lo aman-aman aja"

"Aman darimana hah? Kemarin itu gue hampir kena bahaya tau!" mendengar kata bahaya, tentu saja Juju jadi khawatir.

"Bahaya? Maksud lo apaan?"

"Kemarin Kenneth datang"

"Gue kirain apaan. Ternyata bahaya disamperin mantan terindah!" cibir Juju. Adinda menggeleng cepat, karena bukan itu bahaya yang dia maksud.

"Kemarin si Kenneth berubah jadi kasar dan bahkan hampir melakukan pelecehan seksual sama gue" jelas Adinda.

"WHAT? DEMI APA LO? TAPI LO GAK KENAPA-KENAPA KAN? SI KENNETH MEMANG SANGAT BANGSAT!" tentu saja, Juju harus mengeluarkan umpatannya.

"Gue masih gak percaya dia bisa ngelakuin hal itu ke gue kemarin" jujur, Adinda pun masih tidak percaya mantan kekasihnya bisa melakukan hal seperti itu. Padahal Adinda tau, Kenneth adalah laki-laki yang baik.

"Tapi.....lo gak papakan?"

"Gue gak papa"

"Seriusan nih? Jangan bohong!"

"Gue gak papa. Kemarin ada yang nolongin" Adinda mencoba menenangkan.

"Pasti Arjuna kan yang nolongin?" goda Juju dengan senyuman jail. Adinda hanya memalingkan wajahnya.

"Kalau gitu, lo harus berterimakasih sama si Arjuna dong!" usul Juju.

"Malas"

"Heh orang udah nolongin lo!"

A & A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang