"Hai" sapa seorang anak perempuan yang berkepang dua ketika ia melihat anak laki-laki yang sedang duduk menatap langit ditengah lapangan basket. Namun sapaan dari gadis kecil itu tak kunjung dijawab oleh anak laki-laki tersebut.
"Kamu suka langit?" Tanya gadis kecil itu, tetapi tetap saja, pertanyaannya tak juga dijawab oleh anak laki-laki itu.
"Nama kamu siapa?" Kembali, gadis kecil itu berusaha kembali untuk berbicara dengan anak laki-laki yang pandangnya tak lepas sedetik pun dari langit yang sedang bersih dengan warna birunya yang damai.
"Yaudah kalo kamu gak mau ngasih tau nama kamu" ucap gadis kecil itu kemudian ia ikut duduk di samping anak laki-laki itu.
"Gimana kalau aku panggil kamu langit aja?" Dan anak laki-laki itu baru meresponnya dengan cara melihat ke gadis kecil berkepang dua itu.
"Iya, langit. Kan kamu suka langit. Benerkan?" Jelas gadis kecil itu. "Terserah" satu kata yang keluar dari mulut anak laki-laki yang sedari tadi belum mengeluarkan suaranya.
"Kalau kamu bisa panggil aku senja" kata gadis kecil itu sambil melihat langit seperti yang dilakukan anak laki-laki disampingnya.
"Kenapa?" Satu pertanyaan yang terlontar dari mulut anak laki-laki itu.
"Karena kamu langit. Jadinya aku senja" jawab gadis kecil itu.
"Karena aku suka langit" sambung anak laki-laki itu.
"Yaudah, kalo gitu aku juga suka senja" sahut gadis kecil itu.
"Dengan alasan?" Tanya anak laki-laki tersebut yang kemudian melirik gadis kecil disampingnya.
"Alasan? Alasannya karena senja akan mewarnai langit. Kamu itu sama kayak langit biru itu" ucap gadis kecil itu sambil menunjuk langit biru yang sedang bersih dari awan.
"Sepi, sendiri, jauh, susah dijangkau, gak ada yang ngajak dia main, gak ada yang ngajak dia bicara, tapi dia indah, dia gak pernah ninggalin kita, dia selalu ada buat kita. Mangkanya aku mau jadi senja, senja buat langit, supaya langit bisa main. Biar langit lebih cerah dan berwarna, tapi dengan warna yang beda, biar kamu gak bosen sama warna biru aja, kamu bisa berubah jadi jingga karena senja" sambung gadis itu sambil menatap langit pula seperti yang dilakukan anak laki-laki disebelahnya.
"Tapi aku gak suka sama senja" jawabnya tanpa melihat gadis disampingnya. Tapi sang gadis kecil itu hanya diam sambil menunggu si anak laki-laki tadi mengeluarkan suaranya kembali.
"Karena setelah dia merubah langit, dia pergi. Dan kalau dia pergi, langit bakal langsung berubah jadi gelap" sambung anak laki-laki itu.
"Dengerin ya Langit" kata gadis kecil itu.
"Langit? Jadi kamu beneran manggil aku langit?" Potong anak laki-laki itu dengan mata yang masih menatap langit biru.
"Tadi katanya terserah" jawab gadis kecil itu. "Yaudah terserah" sambung anak laki-laki tersebut.
"Yaudah aku panggil kamu langit aja. Dengerin ya, senja itu mengajarkan bahwa hal yang indah sekalipun dapat pergi dan sen-"
"Berarti nanti kamu bakalan pergi juga" potong anak laki-laki itu.
"Ih, kamu tuh diem dulu! Aku belum selesai ngomong. Kata ayah gak boleh motong ucapan orang lain. Dengerin dulu, senja itu juga mengajarkan kesetiaan kepada langit, senja akan tenggelam ditemani langit yang sama, senja itu indah, dia bakal kembali lagi buat nemenin kamu" kata gadis kecil tersebut.
"Yang setia itu justru langit, dia nungguin senjanya datang" sahut bocah laki-laki itu.
"Yaudah biar adil, senja sama langit sama-sama setia, langit setia nunggu senja, dan senja yang setia muncul di langit yang sama" kata gadis kecil tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/214374411-288-k210607.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Senja
Romance#3 in kulkas ( 1 Mei 2020 ) #3 in Gunawan (26 Sep 2020) SENJA TERLALU CERAH BUAT LANGIT YANG SELALU MENDUNG "Kalau kamu bisa panggil aku senja" kata gadis kecil itu sambil melihat langit seperti yang dilakukan anak laki-laki disampingnya. "Kenapa?"...