09

874 88 1
                                    

"Gue di jadiin taruhan, Jim?"

"Iya awalnya, tapi kesininya ngak. Jack serius sama lo, jawab dulu pertanyaan gue," tanya Jimin.

Hana mejamin mata lalu mengepalkan tangan erat. Dia berusaha tersenyum meski aslinya marah.

"Gue ngak tau, ngak tau gue Jim. Kalian tega banget ama gue sih, apa salah gue cobak?:

"Ngak tau gimana? Lo selama ini jalan sama dia kelihatannya bahagia lo nyet! Sering berduaan, ngak mandang tempat, serius lo ngak ada perasaan?" Jimin agak ngegas.

"Gue sayang sama Jojo, tapi gue juga ngak mau dibohongi kayak gini."

"Han, gue sayang sama lo seperti kakak, lo tau gue ngak bakal diem kalau, Jack emang permainin lo. Tantangan itu waktunya tiga bulan dan Jack emang sudah bilang kalau dia nyaman sama lo terus dia juga cinta sama lo, gue ngomong ngini karena gue pingin lo itu ngelarang dia buat ngecengin cewek dibelakang lo. Bisa ngak lo ngelarang dia?" tanya Jimin.

Hana manyunin bibir sambil bernapas berat, Hana lalu natap Jimin sambil mengelengkan kepalanya singkat.

"Kenapa ngak bisa? Ngak berani? tolol lo  ye! Harusnya lo tu ngelarang dia begok, kesel gue ama cewek modelan lo gini. Bilang cinta tapi mau aja dibegoin, modelan Jungkook itu kalau udah cinta itu ngak bakal setia kalau ngak lo kasih kapok sekali - sekali,"

"Kalau gue ngelarang itu artinya gue harus siap buat ngantiin mereka Jim, Jojo juga sering bilang dia ngak mau ngerusak gue makanya kadang -kadang dia kelepasan tapi ngak sering juga,"

"Goblok emang lo jadi cewek! Gemes banget gue ini, ada ya cewek modelan kayak lo? Diselingkuhin malah slow mellow, adem ayem gitu,"

"Kamu ngak ngerti gimana Jojo kalau lagi marah, lo pasti tau gimana tempramennya dia kalau lagi emosi."

"Widiihh ... tikungan tajam ini broo!" teriak Jin yang langsung nimbrung.

"Ngak bareng Jack lo Han?" tanya Namjoon.

"Ngak, Jack masih ada kuliah," sahut Hana.

"Bener juga, sama Yongi dan Taehyung. Btw ... aniway busway ... libur semester kalian ikut camping ngak ke puncak? Ngak mungkin lo ngak ikut Han secara Kack yang ngusulin," ucap Namjoon.

"Modus aja tu kadal burik, palingan juga biar bisa diangetin ama Hana. Ngusulnya ke puncak segala, biasanya juga daki gunung kita," sambar Jin.

"Lo kenapa surem gitu Han?!" ucap Namjoon.

"Ngak papa,"sahut Hana.

"Ngak biasanya lo, muka udah jelek jadi ngak usah lo serem - serenin gitu. Berasa kembaran mabak Kunti ya? Hiiiiiiiik ... cemungut!" Jin ngakak tapi Hana enggak.

"Ellah, ngak ada bahagianya lo ya? Kenapa si lo Kadal manis?" tanya Jin lagi tapi Hana malah tersenyum dipaksa.

"Lagi dapet dia Jin, lucu ya wajahnya Hana? Persis kayak orang lagi nahan ketut," Jimin ngajak bercanda.

"Pantes, biasanya lo suka ngakak setiap gue mangap," ucap Jin.
.
.

Hana pikirannya lagi galau berat karena marah dan kecewa ama Jungkook. Sejak dari cafe tadi dia memang ngak makan ngak enak apapun. Jungkook emang nelpon sedari tadi tapi ngak mau dijawab ama Hana.

Hana sedang jalan menuju kosan Jenni karena mau menginap tapi ponselnya terus bunyi dan Hana mengacuhkannya.

Hana melihat ponselnya setelah suara berisik berhenti dan bunyi sebuah chat masuk.

34 panggilan tidak terjawab dan satu pesan.

Ichi chat
Cha. Dimana? Aku sakit,
Badanku panas Cha.

Hana yang melihat itu malah lupa segalanya lalu segera menelponya.

Telpon.

"Hallo, Chi. Kamu dimana?" Hana.

"Uhuk ... uhuk ... apartemen, Cha. Sakit," Jungkook.

"Aku kesana sekarang, udah makan? Minum obat?" Hana.

"Belum ... uhuk ... nungguin kamu Cha," Jungkook.

"Aku kesana," Hana.

Hana nutup telponnya lalu segera memesan taksi saking khawatirnya. Hana kalah lagi karena setelah mengikrarkan tidak akan mau bicara sama Jungkook selama dia emosi tapi itu tinggal wacana karena terbukti dia malah lari mendekat.

Hana sampai di apartemen Jungkook lalu segera berlari ke dalam. Hana memegang kunci apartemennya jadi dia tidak perlu repot nekan bell.

Ceklek ... pintu terbuka.

"Chi. Kamu dimana?!" teriak Hana.

Hana masuk lalu melihat Jungkook terbaring di sofa masih dengan jaket dan baju kuliahnya. Jungkook tertidur pulas lalu Hana memegang keningnya.

"Panas sekali,"

Hana langsung mengambil kompresan sambil menyiapkan bubur dan obatnya. Selesai semuanya maka Hana langsung berjalan ke arah Jungkook.

"Chi. Bangun, makan dulu," suruh Hana.

Jungkook membuka mata lalu melihat Hana singkat. Jungkook bangun dan duduk lalu memeluk Hana lama banget.

"Kangen, kenapa ngak ngakat telponku? Aku sakit Cha," rengek Jungkook lalu Hana melepas pelukannya.

"Makan dulu,"

"Suapin,"

"Manja, baru sakit gini aja?"

"Ngak enak makan maunya tidur aja,"

Jungkook bangun lalu berjalan ke kamarnya dan diikuti oleh Hana. Jungkook tiduran lalu disuapi oleh Hana dengan telaten. Jungkook terus mengusap pipi Hana disela makannya.

"Kamu makin chabi Cha, nambak cantik," rayu Jungkook.

"Modus, gombal," sahut Hana dan Jungkook hanya tertawa.

Hana menaruh mangkuk yang sudah kosong lalu mengambil obat buat Jungkook.

"Ngak mau minum obat Cha!" elak Jungkook.

"Mas. Mau sembuh ngak?!"

"Mau, keloni aja juga besok sembuh Cha. Ngak perlu obat,"

"Sinting, minum atau aku pulang,"

"Tapi kasih ciuman habis minum obatnya ya? Cha! Kasih ya," Jungkook merengek lalu Hana meneloyor keningnya.

"Sakit juga masih mesum! Minum," Hana memberikan lalu Jungkook mengambil dan meminumnya.

"Pahit!" teriak Jungkook.

"Eemmmppttt," Hana tidak bisa bicara karena Jungkook memeluknya lalu mencium dan menjatuhkannya di kasur.

Hana terengah saat Jungkook melepas ciumannya. Jungkook tersenyum lalu merapikan rambut Hana dan mengecup keningnya sayang.

"Chi," ucap Hana.

"Eemmhh," sahut Jungkook.

Mereka posisinya tidur saling berhadapan dengan tidur miring. Hana tersenyum lalu melingkarkan tangannya dipinggang Jungkook.

"Ichi cinta ngak sama Ocha?" tanya Hana.

"Cinta banget Cha," Jungkook ikut mengeratkan pelukannya.

"Kamu serius ngak sama aku?" tanya Hana.

"Kamu ragu Cha? Kalau ngak serius mana mau aku kenalin kamu sama mama. Demi apapun aku berani Cha, cintaaa banget aku sama kamu." sahut Jungkook

.
.
.

.
.
.
.
.tbc

Kesayangan PlaiboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang