Suara pedang tajam dan runcing saling bergesekan membuat suara tersebut sangat nyaring di sebuah hutan yang sepi dan sunyi. Dengan gagah dan hebatnya pria tersebut melawan satu persatu prajurit yang berusaha menyerangnya, namun pria itu selalu menjatuhkan semua prajurit di sana.
Prajurit yang sedari tadi jatuh berusaha bangkit dan kembali melawan pria tersebut, namun kembali jatuh karena kondisi prajurit-prajurit tersebut sudah benar benar sangat lemah akibat serangan bertubi-tubi dari pria yang berkeringat kemenangan itu.
"Cepat bangun! Jangan lemah kalian" bentak pria tersebut sambil memegang pedangnya dengan kedua tangannya. Namun prajurit-prajurit tersebut malah diam sambil mengatur nafas mereka yang sudah tidak kuat melawannya.
"Kalian prajurit yang harus berani dan bertahan saat melawan musuh kalian. Kalian harus mengeluarkan semua kemampuan kalian untuk membunuh musuh kalian"
"Jangan anggap aku pangeran sekarang!!, pikirkan saja kalau di hadapan kalian itu musuh besar Goryeo!" Bentak pria itu kembali.
"Pangeran taehyung, haruskah kita kembali ke kerajaan sebelum matahari tenggelam" ucap seseorang yang sering di juluki jendral besar goryeo.
Pangeran taehyung mendengar kalimat tersebut jelas di telinganya membuatnya membuang nafas panjang dan menurunkan pedangnya. Taehyung membalikkan badannya lalu menatap lurus ke arah jenderal tersebut.
"Hyung, bisakah kau beradu perang dengan ku? Kita uji coba kekuatan. Kau jendral besar goryeo dan aku seorang pangeran" pangeran taehyung memberi tantangan pada jendral tersebut. Namun jenderal itu hanya menggeleng pelan saja sambil tersenyum.
"Maaf pangeran taehyung, keluarga pangeran bisa saja marah jika pangeran tidak pulang tepat waktu"
"Ayolah Baekhyun Hyung... Kau ini jendral besar yang selalu mengalahkan musuh dan memimpin setiap peperangan. Aku selalu kalah dengan mu bahkan dengan Jimin Hyung" bujuk pangeran taehyung kembali.
Mereka memang terlihat sangat dekat dan akrab karena pangeran taehyung yang lebih suka akrab tanpa ada sedikitpun kelakuan formal. Pangeran taehyung pun menganggap jendral baekhyun sebagai Hyung nya karena dia memang sudah akrab sebelumnya.
"Pangeran taehyung, apa pangeran lupa? Kalau waktu belajar pangeran sudah terpakai hari ini karena latihan pedang dengan prajurit-prajurit pangeran" balas jendral Baekhyun sambil tersenyum mengingatkan. Pangeran Taehyung jadi terdiam karena dia sedang berfikir sejenak. Saat dia mengingatnya, dia langsung mengerutkan keningnya sambil memejamkan matanya.
"Aaaah... Aku sempat melupakannya. Aku harus kembali, jika tidak? bisa bisa aku di beri banyak pertanyaan oleh Jimin Hyung" pangeran taehyung menjatuhkan pedang yang ada di tangannya lalu segera menunggangi kuda nya yang sedari tadi di jaga oleh salah satu prajurit lainnya.
"Oh ya pangeran, jangan lupa kalau pangeran di tanyakan oleh yang mulia raja Jimin... Lebih sopanlah padanya karena dia bukan lagi putra mahkota kerajaan melainkan seorang raja" saran jendral Baekhyun mengingatkan. Seperti itulah Baekhyun jika mengingatkan yang terbaik untuk pangeran taehyung membuatnya selalu menganggap jendral Baekhyun sebagai kakaknya sendiri.
Pangeran taehyung yang sudah duduk di kudanya hanya menatap jendral Baekhyun lalu tersenyum mengartikan iya.
"Baiklah Hyung"
"Dan biasakan jangan panggil aku Hyung karena bisa saja keluarga pangeran akan bertanya-tanya" jelas jendral Baekhyun kembali.
Di sini bukannya pangeran yang menyarankan pada jenderal, malah sebaliknya. Jenderal Baekhyun lebih sering menyarankan pangeran taehyung karena kelakuan pangeran Taehyung yang selalu membuat semua orang geleng geleng kepala. Namun sifatnya malah membuat semua masyarakat goryeo semakin menyayangi pangeran mereka karena sang pangeran yang lebih terbuka, ramah, baik, dan tak mempedulikan sekitarnya.
"Baiklah Hyung baik... E-eh maksudnya, baiklah jenderal"
Jenderal Baekhyun tersenyum senang mendengar jawaban dari pangeran taehyung, lalu dia naik di kuda pribadinya.
Taehyung menatap jendral Baekhyun dan prajurit-prajurit nya sudah menaiki kuda mereka, lalu dengan gagahnya pangeran Taehyung mulai melaju dengan kecepatan penuh kuda tersebut di ikuti oleh jenderal Baekhyun dan prajurit-prajurit di belakangnya untuk segera kembali ke kerajaan.
•
7 tahun lalu saat umur kedua pangeran yang sudah ingin memasuki kedewasaannya Sang raja meninggal karena penyakitnya, sehingga putra mahkota di nobatkan menjadi seorang raja.
Setahun sudah kematian ayah mereka, kematian sang ratu pun datang. Ibu mereka pun harus meninggal karena Peperangan besar dan licik yang mengakibatkan ibunya tertusuk pedang di perutnya oleh salah satu musuh yang kali ini sedang di hukum berat oleh yang mulia raja Jimin setelah kekalahan musuh mereka.
Tentunya dengan balas dendam dari tangan sang raja sendiri dia mengalahkan peperangan tersebut dan tak lepas dari jenderal baekhyun yang selalu menjaga sang raja di belakangnya dan membunuh musuh mereka satu persatu lalu memantau sang raja agar tidak terluka.
Jenderal Baekhyun setia menemani sang raja muda karena tak sepantasnya dia masuk ke dalam peperangan selama jenderal Baekhyun masih ada di sana memimpin peperangan. Namun karena ibunya yang meninggal akibat peperangan tersebut, Jimin menjadi marah dan geram sehingga dia angkat pedang dan membunuh satu persatu musuh mereka penuh dengan amarah.
Semenjak perang tersebut dimenangi oleh yang mulia raja Jimin, dengan bangga dia berdiri di dekat mayat ibunya yang sudah dingin lalu berlutut sambil menunduk. Dia menangis sekencang kencangnya lalu dia rela melepaskan ibu kesayangannya itu. Raja Jimin sangat menyayangi ibunya namun kali ini meninggalkannya sehingga dia sangat kehilangan.
Semenjak kejadian 7 tahun yang lalu itu, sosok raja Jimin menjadi pendiam dan lebih dingin. Walau dia masih menjalani tugasnya sebagai seorang raja, tapi masih ada dendam di dalam hatinya juga perasaan dinginnya.
"Hyung..." Panggil pangeran taehyung dari luar kamar yang mulia raja Jimin.
Tidak ada jawaban darinya membuat taehyung sedikit ragu untuk kembali memanggilnya. Memang sudah biasa jika Jimin selalu mendiami taehyung karena sifatnya yang hampir sepenuhnya berubah.
Taehyung sudah mengetahuinya, mengapa dan kenapa Jimin bisa berubah. Karena kehilangan sosok ibu mereka dan itu pun di alami oleh taehyung. Namun taehyung masih sama seperti sebelumnya tidak seperti Jimin yang sudah berubah.
"Taehyung ingin-" ucapan pangeran taehyung terhenti lalu diam sejenak. Menatap ke arah bawah lalu membuang nafasnya kasar.
"Bisakah kau beritahu pada yang mulia raja kalau dia harus makan" perintah pangeran taehyung pada pengawal pribadi yang mulia raja Jimin yang menjaga di depan kamarnya.
Pengawal tersebut membungkukkan badannya lalu menjawabnya.
"Baiklah pangeran, hamba akan berusaha membujuk yang mulia raja untuk segera makan"
"Jangan biarkan yang mulia diam dan murung seperti itu. Kau teman masa kecilnya jadi jangan pedulikan posisi mu sebagai pengawal nya, tetapi berposisi lah sebagai temannya dan mendukungnya. Jangan takut karena kau hanya seorang pengawal, jika kau melakukan terbaik untuk temanmu pasti dia akan menyetujui nya J-Hope Hyung" pangeran taehyung menepuk pelan bahu pengawal tersebut lalu segera pergi.
Taehyung kembali ke ruang belajarnya dan membaca baca setiap buku yang dia harus kerjakan. Walau di pikiran nya masih ada kekhawatiran akan Jimin, dia tetap melanjutkan tugasnya dan menjalaninya.
.
T
B
C
.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE MASK
Fanfiction#𝐅𝐚𝐧𝐭𝐚𝐬𝐲 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 "Kalau tidak indah, bukan bunga namanya..." Sambil mengangguk benar, Taehyung menatap Jeongyeon lalu mengambil alih bunga tersebut sehingga berada di tangannya, "tapi bunga ini kurang indah menurutku." "Mengapa? Bunga itu...