ℙℛⅈℕℂℰ ℳᗅՏK
Bulan menyinari malam hari yang gelap, langit polos di hiasi dengan banyaknya ribuan bintang hingga sebutan langit polos tidak lagi bisa di ucapkan. Semakin lama malam berlalu semakin tinggi pula suhu meningkat membuat seorang wanita yang sedang terduduk di depan rumahnya merasa kesejukan hingga kedua tangannya saling menyentuh agar menghangatkan satu sama lain.
Ia sedang menatap langit indah tersebut yang jarang sekali di penuhi ribuan bintang bahkan bulan yang bersinar sangat terang, membuatnya enggan pergi dari tepatnya sekarang. Kesunyian yang ia dapat membuatnya damai saat menatap langit indah yang sedang ia tatap, tapi tidak sedetik kemudian saat seseorang memecahkan keheningan di sana.
"Kau sedang apa di sini?" Baekhyun menatap sang adik yang hanya membalas pertanyaannya dengan satu senyuman tipis. Melihat itu, Baekhyun menggeleng pelan lalu duduk bersama sang adik di sampingnya.
Saat ia sudah duduk nyaman di tempatnya ia menatap Jeongyeon heran, "ini sudah malam dan sangatlah sejuk, apa kau tidak merasa kedinginan?"
Jeongyeon menggelengkan kepalanya pelan lalu ia menurunkan Pandangannya sambil tersenyum, "siapa yang ingin melewatkan malam ini, Oppa?" Ucapnya lalu menatap Baekhyun sambil tersenyum. "Lihat, Oppa..." Jeongyeon mendongakkan kepalanya kembali lalu menunjuk ke arah langit, "satu... Dua... Tiga..."
Melihat itu Baekhyun tertawa kecil, kelakuan Jeongyeon itu malah mengingatkannya pada sosok Jeongyeon kecil yang selalu ingin bermain dengan dirinya. Dengan gemasnya Baekhyun mengelus pelan puncak kepala Jeongyeon, "kau ingin menghitung bintang? Kau yakin bisa menghitung semua bintang-bintang tersebut" tanya Baekhyun sambil ikut mendongakkan kepalanya.
Senyum geli pun menghiasi wajah Jeongyeon hingga ia tertawa geli di sana saat mendengar perkataan Sang kakak, "dulu aku sangat ingin menghitung banyaknya bintang-bintang di langit, Oppa. Beriringan dengan waktu yang membuatku tumbuh besar, akhirnya aku mengerti sampai kapanpun aku Tidak akan bisa menghitung ratusan bintang bahkan ribuan bintang di sana." jelasnya lalu ia membuang nafasnya panjang dengan senyuman yang tak lepas.
"Akhirnya kau lebih dewasa sekarang. Sejak dulu aku harus selalu menemanimu di sini sambil menunggu mu menghitung bintang-bintang di langit, hingga akhirnya kau tertidur di pundak ku dan sangat pulas" Jeongyeon mengalihkan pandangannya lalu ia tertawa kencang di sana begitu juga Baekhyun yang ikut geli melihat sang adik tertawa.
"Aku masih mengingat itu, Oppa. Kau sangat baik mau menemaniku, walau Oppa ku ini sudah menjadi seorang jendral besar? Dia bahkan masih bersifat lembut padaku"
Baekhyun berdecak kesal di sana lalu ia merangkul Jeongyeon sambil menatap langit, entah mengapa ia sangat kesal jika sang adik menyebutkan sebutan kata Jendral di obrolan mereka, "kenapa aku selalu kesal jika mendengarkan itu?"
"Kesal? Kesal apanya Oppa..."
"Dengan sebutan jendral dari mulut mu itu"
Jeongyeon mengerutkan keningnya lalu menatap Baekhyun heran "Apa yang membuatmu kesal, Oppa? Bahkan eomma dan appa pun sangat bangga melihat putra mereka sudah menjadi pemimpin prajurit yang sangat gagah berani memenangkan setiap peperangan, lalu membawa nama baik tanah air. Siapa yang bisa menolak semua itu?" Jeongyeon menatap Baekhyun heran lebih lebih heran. wajahnya seperti tidak suka mendengar perkataan yang baru saja ia lontarkan.
"Ada apa, Oppa... Ceritakan padaku"
"Karena aku selalu meninggalkan adik kesayanganku ini sangat lama. Sekalinya berada di rumah mungkin aku bisa menemanimu, tapi sekalinya aku berperang? Aku bahkan tidak tau kabar adikku"
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE MASK
Fanfiction#𝐅𝐚𝐧𝐭𝐚𝐬𝐲 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 "Kalau tidak indah, bukan bunga namanya..." Sambil mengangguk benar, Taehyung menatap Jeongyeon lalu mengambil alih bunga tersebut sehingga berada di tangannya, "tapi bunga ini kurang indah menurutku." "Mengapa? Bunga itu...