ℙℛⅈℕℂℰ ℳᗅՏKTaehyung menariki gadis itu sungguh cepat, bahkan rasa kesalnya pada pangeran tersebut belum kunjung hilang karena memaksanya untuk ikut.
Selama mereka berjalan, sang pangeran hanya memegang telapak tangan Jeongyeon erat. Jeongyeon yang berjalan tepat dibelakang Taehyung itu tentu hanya bisa menatap pangeran yang ada di hadapannya.
"Bisa ku tau, mengapa kau menarik ku paksa bersama mu, pangeran?" Pertanyaan yang berhasil memecahkan keheningan di antara mereka segera di balas Taehyung walau tidak berbalik menatap kearahnya, "kebetulan kau berada disini, walau tanpa ku ketahui sebelumnya... Tidak ada salahnya jika aku ingin bersama separuh jiwaku sekarang."
Tidak masuk akal, pikir Jeongyeon. Kini gadis itu hanya menatap jengkel ke arah sang pangeran, lalu menghela nafas berat.
"Jika itu alasan yang kau beri, pangeran? sungguh sangatlah buruk."
Langkah kaki sang pangeran kini terhenti seketika, sontak membuat Jeongyeon ikut menghentikan langkah kakinya. Terdengar Taehyung menghela nafas cukup panjang hingga akhirnya ia berbalik menatap sosok gadis yang berjalan di belakang sebelumnya, "singa kecil... Menggemaskan tapi sangat ganas.... Aku membawamu memang agar ingin bisa bersama-sama lebih lama denganmu, hanya saja bukan itu alasan utama dibalik semua ucapan ku."
"Anak singa, singa kecil. Mengapa harus singa?!"
"Kan tadi sudah kuberikan penjelasannya? Singa kecil.... Menggemaskan tetapi sangat ganas!" Jelas Taehyung lebih rinci, namun senyumnya tak kunjung lepas.
"A-aaah ma-maaf! Sakit aw!" Teriak Taehyung yang berusaha membujuk, karena gadis yang ada di hadapannya tersebut kini mencubit lengannya. Merasa belum puas dengan itu, Jeongyeon sendiri mencubitnya lebih parah hingga bisa membuat bekas pada kulit mulus sang pangeran.
"Haishh! A-ahh... Jeongie?!"
Sedikit melirik ke tangan sang pangeran, Jeongyeon kini membungkam mulutnya agar tidak tertawa saat itu juga. Entah sakit atau tidak, tentunya sangat sakit pikirnya, Karena terlalu gemas, tentu saja Jeongyeon mencubitnya sangat kencang sekali.
Ia memutuskan untuk menatap pangeran yang kini masih memegang lengannya kesakitan, lalu memegang lengan pangeran tersebut untuk memeriksa. "Ini hanya cubitan saja, mengapa kau meringis kesakitan? Bukankah tidak sebanding dengan latihan seorang pangeran?" Tanya gadis yang kini memegang lengannya, mengelusnya perlahan untuk meredakan rasa sakit sementara itu.
Taehyung yang memandangi gadis itu lekat, kini menggambarkan senyum di sudut bibirnya. Merasa tenang dengan sosok gadis yang kini mengkhawatirkannya walau sebelum itu dia membuatnya merasakan cubitan. Mengapa sangat istimewa di mata pangeran tersebut, sosok pemarah namun menggemaskan.
"Dibalik rasa sakit, terdapat rasa peduli. Jika aku merasakan sakit, bukankah kau merasa peduli padaku?
Memeriksa lenganku, lalu mengelusnya lembut agar rasa sakit ini berkurang."
Jeongyeon yang sebelumnya masih terfokus pada lengan sang pangeran, kini terhenti saat balasan Taehyung terucap. Mencerna baik-baik kalimat tersebut, hingga hembusan nafas sejenak ia berikan.
Ia melepaskan jari lentik itu dari lengannya, lalu menggegam kembali tangan lembut tersebut. "Ini tidak sakit, hanya saja perih..." Sahutnya lalu tertawa geli. "Tidak sakit sama sekali."
Gadis itu memanyunkan bibirnya untuk sesaat, hingga mulut Taehyung kembali berucap, ia mendengarkannya seksama. Mengambil poin yang terdapat dalam ucapan Sanga pangeran.
"Satu alasan yang bisa ku berikan saat ini adalah, kebersamaan untuk sepanjang hari. Aku ingin memberitahukan sesuatu padamu, bisakah aku menunjukkannya langsung pada singa kecil ku?" Sedikit geli dengan permohonan sang pangeran, Jeongyeon mulai tertawa kecil di sana. Ucapan singa kecil yang keluar dari mulut pangeran itu, bagaikan sesuatu yang menggelitik perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE MASK
Fanfiction#𝐅𝐚𝐧𝐭𝐚𝐬𝐲 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 "Kalau tidak indah, bukan bunga namanya..." Sambil mengangguk benar, Taehyung menatap Jeongyeon lalu mengambil alih bunga tersebut sehingga berada di tangannya, "tapi bunga ini kurang indah menurutku." "Mengapa? Bunga itu...