ke-23

211 39 3
                                    

ℙℛⅈℕℂℰ ℳᗅՏK






Cahaya Matahari yang melewati jendela kini menyinari seisi ruangan. Pagi yang cukup damai membuat Sosok pria yang melihat pagi hari itu mengembangkan senyumannya senang. Tidak ada kekacauan untuk saat ini, berharap jika harinya akan berjalan dengan lancar.

Dengan pakaian yang sudah rapih, kini ia melangkahkan kakinya menuju kamar sang adik. Jin mengetuk pintu itu tiga kali sembari menguping apakah Jeongyeon didalam sana sudah terbangun atau masih tertidur pulas dengan mimpi. "Jeong... Sudah terbangun? Oppa membuatkan mu sarapan. Sudah oppa siapkan dimeja makan. Jangan lupa sarapan, hm? Aku akan pergi bekerja."

"Iya, oppa! Aku sudah terbangun. Tunggu, aku akan keluar!" Teriak gadis itu dari dalam kamarnya. Jin mengangkat kedua alisnya bingung, lalu ia menunggu Jeongyeon segera keluar dari sana.

Tidak membutuhkan waktu lama, pintu kamar Jeongyeon terbuka lalu menampakkan sosok dirinya yang langsung memberikan senyuman kepada Jin. masih terbingung, segera pria itu membalas senyuman tersebut lalu kembali menatapnya dengan tatapan bertanya, "pagi-pagi seperti ini kau sudah terbangun? Biasanya suaraku dari luar kamarmu tidak akan terdengar sedikitpun. Oppa bahkan tidak tahu, setiap kali membuat sarapan akan kau sentuh kapan masakan itu," herannya sempat membungkuk mensejajarkan tubuhnya demi menatap wajah sang adik serius.

"A-ah... Oppa..." Jeongyeon tertawa hambar dihadapan Jin, lalu mengibaskan tangannya pelan, menganggap pembicaraan itu hal konyol. "Kalaupun oppa membuatkan ku sarapan, tentu akan segera ku habiskan. Bukankah sangat enak? Tidak pernah aku menyisakan masakan oppa. Pegang saja ucapan ku baik-baik."

Kembali menegakkan tubuhnya, Jin menagih kembali jawaban gadis itu akan pertanyaan sebelumnya. "Lalu, sekarang?"

"Apanya?"

"Apa ada rencana hari ini, karena kau sudah bersiap-siap."

Jeongyeon mengerutkan keningnya dengan wajah yang sedikit berfikir, lalu ia menatap pakaiannya saat ini yang terlihat baju rumahan biasa. "Aku? Tidak... Aku sama sekali tidak bersiap. Lihatlah! Bahkan pakaianku saja hanya memakai kaus dan celana biasa, apa aku terlihat bersiap? Oppa, kau belum sadar sepertinya," balasnya menyipitkan mata, lalu ia menanggapi pertanyaan Jin kembali.

Sembari mengingat, Jeongyeon mengelus telinganya yang sedikit tidak nyaman. Ia petik jarinya berkali-kali saat mengingat apa yang sudah direncanakan olehnya, lalu membuka mulut siap berbicara. "Oh! Hm, memang ada rencana hari ini untuk berpergian bersama teman-temanku. Mina, Sana, dan Nayeon. Mina akan bergabung hari ini bersama kami. Mungkin akan pulang terlambat, jadi, apa oppa akan mengizinkan ku untuk pergi? Boleh, ya..."

Tangan pria itu yang sebelumnya terdiam kini terangkat demi mendorong kepala sang adik. Ia memasang wajah datar, lalu menggeleng pelan dengan helaan napas panjang. Bosan mendengar itu. Jika sudah berpergian, Jin yakin sang adik tidak akan mengingat waktu, hingga ia memutuskan sesuatu. "Sekarang aku tahu, kenapa kau bersemangat pagi ini, dan menjawab panggilanku dari balik pintu," sindir Jin lalu memejamkan matanya sesaat.

"Bukan seperti itu, oppa. Aku sungguh bangun lebih pagi hari ini, bukan karena ingin meminta izin kepadamu. Sungguh."

"Ya, baiklah. Pergilah selagi kau bersenang-senang. Asal jangan lupa waktu, aku tidak ingin saat membuka pintu nanti adikku tidak menyambut. Jika tidak ada kau pas aku kembali, Ingatlah, tidak akan ada masakan buatan dariku lagi untuk sarapan ataupun makan malam. Semoga bersenang-senang..." Jin berbalik meninggalkan gadis itu. Sembari bersenandung, ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku.

Jeongyeon membelalakkan matanya, tidak terima mendapatkan ancaman Jin tersebut, membuatnya terdiam sejenak sembari menatap serius kearah punggung sang kakak yang semakin menjauh. "Ya! Oppa! Tidak bisa seperti itu. Mana mungkin aku bisa lebih cepat pulang dibandingkan kau. Bahkan oppa kembali sebelum matahari terbenam!"

PRINCE MASK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang