ℙℛⅈℕℂℰ ℳᗅՏK
Jin baru saja meletakkan sarapan diatas meja, namun pandangannya teralihkan ketika adik perempuannya itu keluar dari kamar dengan pakaian rapih memakai sebuah kemeja putih serta celana bahan berwarna hitam. Jeongyeon segera melangkah keluar dari sana sembari memakai tas selempang miliknya, dengan cepat Jin pun segera memanggilnya.
"Jeong!" Panggil Jin berhasil menghentikan langkah kaki perempuan itu.
Sang pemilik nama segera menoleh, lalu menyadari jika kakak laki-lakinya itu sudah memasang ekspresi penasaran ke arahnya. Dia tahu apa yang akan terjadi setelah mendekat, sehingga Jeongyeon menyiapkan jawaban yang tepat akan pertanyaan dari Jin kepadanya nanti.
"Ya, oppa?"
"Kau akan pergi kemana sampai melupakan sarapan mu?" Ucap pria itu sembari menaruh sendok garpu yang ada ditangannya dengan sedikit kencang hingga menimbulkan suara antara benda itu dengan meja makan disana.
Jeongyeon menyipitkan matanya ketakutan kala mendengar suara itu, sehingga perempuan itu sedikit menciut untuk berbohong. Mau tidak mau Jeongyeon mencari jalan yang aman untuk tidak macam-macam.
Suasana disana pun berubah ketika Jeongyeon menunjukkan ekspresi tenang setelah menghela nafas panjang. Dia masih menatap ke arah bawah, hingga pada akhirnya Jeongyeon menatap lurus ke arah Jin menunjukkan keseriusan dirinya untuk berbicara.
"Aku akan ke kantor hari ini," ujar Jeongyeon berucap dengan jujur.
Jin yang mendengar itu mengerutkan keningnya heran. Dia berdesis sembari menggeleng pelan karena tidak percaya akan hal itu. "Apa aku tidak salah dengar? Adik perempuan ku ini sudah kerja?" Ledek pria itu masih tidak percaya.
"YA! AKU INI BUKAN ANAK KECIL LAGI! AKU BAHKAN SUDAH BEKERJA SEBELUM KAU PULANG!" Marah Jeongyeon merasa tidak terima dengan ucapan kakak satu-satunya itu.
Jin yang tidak bisa menahan tawanya pun kini pecah, dia tertawa puas disana melihat amarah sang adik yang tiba-tiba saja meledak akibat gurauan darinya.
"Hahaha! Kenapa kau sampai menunjukkan wajah merah mu itu? Aku sampai sakit perut melihatnya, hahaha!" Jin masih belum puas sehingga dia kembali menertawakan adiknya itu.
Dengan kesal Jeongyeon menghentakkan kakinya, dia merengek seperti anak kecil akibat tawa Jin seperti meremehkan dirinya.
"Oppa saja bisa mendapat cuti jika bekerja, kenapa aku tidak? Aku juga butuh waktu istirahat. Selama oppa dirumah, itulah waktu yang ku habiskan selama mendapatkan cuti, kau tau!" Omel Jeongyeon balik, karena tidak terima jika dia selama ini di anggap pengangguran oleh kakak laki-lakinya itu.
"Aha! Oppa mengerti sekarang. Baiklah-baiklah, aku menerimanya! Kalau begitu, sebelum bekerja sebaiknya isi perut kosong mu itu." Jin pun menarik salah satu kursi supaya Jeongyeon segera duduk dan menikmati sarapannya dengan baik.
Segera perempuan itu tersenyum, lalu menduduki kursi yang disediakan oleh Jin. "Oppa selalu membuatkan masakan yang enak. Aku akan memakannya dengan lahap supaya bisa bersemangat untuk hari ini," balas Jeongyeon menanggapi ucapan Jin yang sebelumnya menyuruh agar sarapan.
Mendengar itu, Jin tersenyum manis dihadapan Jeongyeon. Sembari menyaksikan adik perempuannya itu lahap memakan sarapan yang dia sediakan, Jin teringat akan beberapa hari yang lalu dimana Jeongyeon terbangun dari pingsannya. Sejak kejadian hari itu dimana Jeongyeon tiba-tiba saja menyaksikan fakta baru yang bahkan perempuan itu sendiri tidak ketahui, adik semata wayangnya tersebut sedikit shock bahkan tidak bisa berkata-kata akan kejadian itu. Jeongyeon terbangun tanpa berbicara sepatah katapun, hingga pada akhirnya Jin bisa mendengar suara adiknya namun dia berusaha tidak mengungkit kejadian pada hari itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE MASK
Fanfiction#𝐅𝐚𝐧𝐭𝐚𝐬𝐲 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 "Kalau tidak indah, bukan bunga namanya..." Sambil mengangguk benar, Taehyung menatap Jeongyeon lalu mengambil alih bunga tersebut sehingga berada di tangannya, "tapi bunga ini kurang indah menurutku." "Mengapa? Bunga itu...