ke-17

231 54 8
                                    

ℙℛⅈℕℂℰ ℳᗅՏK










Salah satu tangannya kini sibuk mengunci laci di sebuah lemari baju miliknya. Dengan ponsel yang sengaja dijepit antara pundak juga telinga, Taehyung membalas pertanyaan dari lawan bicaranya tersebut lewat sebuah telepon yang masih bersambung hingga saat ini.

"Ya, aku baik-baik saja selama berada disini. Kau tidak perlu khawatir."

"Hari ini hari Minggu, kau tidak berniat untuk keluar dari apartemen?"

Saat ia berjalan menuju kasur, merapihkan beberapa bantal yang posisinya mengacak juga guling yang berada dilantai, segera ia merapihkannya seraya menjawab pertanyaan itu.

"Ah... Sekarang hari Minggu, ya? Aku sungguh melupakannya. Mungkin terakhir kali aku keluar, sepertinya Minggu lalu ketika aku pergi ke perpustakaan."

"What! Apa-apa? Minggu lalu? Astaga, kau di rumah saja selama seminggu, tuan kuno."

Taehyung menghela napas berat ketika membayangkan hari-hari buruknya seminggu ini. Tidak dapat keluar apartemen? Lagi pula kegiatan apa yang harus dilakukannya di luar sana.

"Aku harus apa lagi, Jiwon."

"Bobby, please."

"Apa yang kau mau, tuan terhormat?"

"Kau kan tahu, jika aku biasa dipanggil dengan sebutan Bobby. Mengapa selalu saja kau yang memanggil ku dengan sebutan Jiwon? Itu hanya panggilan antar pekerjaan."

"Kau banyak sekali menuntut." Ucap Taehyung sambil membuang napasnya kasar. Setelah aktivitasnya berakhir, pria itu memutuskan untuk duduk di bibir kasur, hingga ia kembali mendengarkan suara menyebalkan itu.

"Terserah, intinya aku tidak ingin kau mengucapkan sebutan itu lagi." Tekan Bobby dari seberang sana. Jika saja ia berhadapan langsung dengan pria yang bernama Kim Jiwon itu, tidak segan tangan mulusnya mendarat kasar pada wajah Jiwon atau lebih tepatnya Bobby.

Mengingat kejadian-kejadian sebelumnya, Taehyung pun berencana membicarakan hal itu. Tentu saja ia belum sempat menceritakannya, karena Taehyung tahu jika pria itu terlalu sibuk akan pekerjaannya yang tiada akhir. Saat ini sangatlah tepat, ketika Bobby sendiri yang meneleponnya.

"Bobby... Apa kau akan terkejut jika aku menceritakan sesuatu kepadamu?"

"Tidak akan..."

Napas kasar yang mungkin saja kembali terdengar oleh Bobby itu membuatnya terkekeh kecil. "Baiklah... Cepat ceritakan. aku ingin mendengarkan apa yang dapat membuatku terkejut nantinya."

"Aku sudah bertemu dengan Jeongyeon. Bertatapan langsung dengannya, dan mendengar suara yang ku rindukan itu, kembali."

"A-apa?! Jeongyeon?"

Pria itu segera mengangguk atas pertanyaan Bobby yang baru saja didengarnya. Namun hal itu tidak akan bisa menjawab pertanyaan Bobby yang masih menunggu akan jawabannya.

"Disini aku menemukannya. Ternyata kami sangat dekat sekali, Bobby. Dan hal itu sama sekali tidak ku ketahui sebelumnya."

"Yoo seokjin kakak laki-laki Jeongyeon, dia merupakan Raja Kim Seokjin dulu kala. Raja Seokjin, pemegang pertama topeng itu, dan mengetahui segalanya tentang benda tersebut."

Bobby terperanjat akan hal itu, mendengar ucapan Taehyung hingga perkataan akhirnya yang benar-benar membuat sosok pria itu tidak mengucapkan sepatah kata sekalipun.

"Kau yakin dengan itu? Maksudku, kau sama sekali belum pernah menatap sosok raja Seokjin. Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"

"Aku pernah menatapnya lewat sebuah lukisan. Buku itu menampakkan sosok raja Kim seokjin yang sesungguhnya, sebelum lukisan topeng tersebut tampak di lembaran lainnya. dan itu masih sangat ku ingat jelas. Wajah raja Seokjin, dengan wajah Yoo Seokjin. Aku yakin dia kembali terlahir, dan kini menjadi sosok kakak Jeongyeon."

PRINCE MASK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang