ℙℛⅈℕℂℰ ℳᗅՏKTawa yang kini sangat nyaring terdengar membuat emosi seseorang memuncak. Ia kini menyadari bahwa apa yang ia lakukan sangatlah benar dan berada di pilihan yang tepat.
"Aku menerimanya," pinta Jimin sembari menghapus darah yang baru saja keluar dari hidungnya. Ia menatap kembali pada seseorang yang berada di hadapannya, kini tak terlihat wajah amarah karena tertutupi akan satu benda yang terpakai di wajahnya.
Raja itu menghembuskan napasnya yang memburu, lalu kembali menatap kearah benda tajam yang saat ini sudah menancap di perutnya. Lagi-lagi ia tertawa melihat itu, benda yang sebelumnya ingin ia pakai untuk membunuh Taehyung, kini dirinyalah yang merasakannya dengan pedang miliknya sendiri.
Tidak ada jawaban dari Taehyung. Ia hanya menatap kebencian pada Jimin yang saat ini masih bernapas namun dengan sisa-sisa napas juga tenaganya tersebut.
"Aku menerima kematian ku, karena engkau menunjukkan sisi aslimu, Taehyung..." dengan nada yang tidak sepenuhnya terdengar, ia berusaha mengucapkan setiap kata sembari mengatur napas miliknya.
"Apa yang kau lakukan terhadap Jeongyeon, tidak sebanding dengan apa yang ku lakukan saat ini."
Jimin menatap kembali pada Taehyung yang saat ini masih memegang pedang itu. Pedang yang sudah tertancap di tubuh Jimin.
Pangeran itu, yang kini tidak mempunyai hati akan hanya bisa membalaskan dendam. Walau ia tahu, sampai kapanpun tidak akan ada sosok Jeongyeon kembali padanya. Amarah yang ia tuangkan menumbuhkan setiap luka yang menyayat hati.
"Kau membunuhnya, engkaulah yang membunuhnya! Jeongyeon menjadi korban, mengapa harus dirinya!" bentak Taehyung kembali membara. Ia menarik kasar pedang yang terdapat di tubuh sang raja, sehingga Jimin berteriak di sana.
Mengakhiri desah sakit yang ia rasa, raja itu kembali tersenyum miring dengan apa yang didapat. "Lihatlah, apa yang akan terjadi padamu setelah ini..." Balas Jimin sesekali memejamkan mata. Ia hampir tak sadarkan diri, namun sempat berbicara untuk adiknya yang kini menjadi musuh.
Sembari mengepalkan tangannya sekuat tenaga, kini Taehyung kembali mengangkat pedang miliknya setinggi mungkin. Dengan satu gerakan, darah kembali memucrat mengenai seluruh tubuhnya.
"Tidak pangeran Taehyung..."
"Taehyung!"
.
.
.
"Hhh!""Hhh...."
"Taeyung,"
"Kau baik-baik saja?"
Ia memalingkan wajahnya, menatap pria yang kini sedang melihat kearahnya. Dengan napas yang masih memburu, Taehyung mulai mengembuskan napasnya perlahan sembari memejamkan mata.
"Mimpi buruk?"
Sedikit mengernyitkan kening, kini Taehyung membuka mata perlahan. Cahaya sinar matahari di pagi hari membuatnya saat ini merasakan silau ketika membuka kelopak mata.
"Are you oke?"
Taehyung menggeleng pelan dengan helaan napas, lalu sedikit mendorong pelan bahu pria yang ada di hadapannya, meminta agar segera minggir karena dirinya terhalang untuk lewat.
"Hello... Aku bertanya padamu, apa kau baik-baik saja?"
Taehyung mengalihkan arah tatapannya pada seseorang yang baru saja menyelamatkannya dari mimpi itu, mimpi yang selalu menghantui dirinya. Sembari tersenyum, Taehyung menepuk pelan pundak pria itu lalu ia segera mengambil pakaiannya dalam lemari. Tanpa menjawab pertanyaannya, ia memasuki kamar mandi segera bersiap-siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE MASK
Fanfiction#𝐅𝐚𝐧𝐭𝐚𝐬𝐲 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 "Kalau tidak indah, bukan bunga namanya..." Sambil mengangguk benar, Taehyung menatap Jeongyeon lalu mengambil alih bunga tersebut sehingga berada di tangannya, "tapi bunga ini kurang indah menurutku." "Mengapa? Bunga itu...