ke-10

350 60 18
                                    

ℙℛⅈℕℂℰ ℳᗅՏK

Jimin melangkahkan kakinya, menginjak setiap tangga yang menuju pada takhta. Seluruh anggota kerajaan menundukkan kepala memberi hormat pada raja mereka.

Tanpa harus memerintah, sekertaris kerajaan mengerti maksud dari sang raja. Segera ia memanggil pengawal untuk membawa pangeran Taehyung pada hadapan.

Dengan tatapan dingin, Jimin menatap ke arah bawah. Tempat dimana ia mengadili, di sinilah takhta tersebut. Duduk di hadapan mereka, dimana banyaknya para prajurit juga anggota lainnya.

Sebelumnya ia mengadili orang asing yang melakukan kesalahan atas perlakuannya. Memberi hukuman setimpal akan perlakuan mereka yang secara tidak sengaja di lakukan namun berujung salah. Raja itu tidak menyangka jika hari ini, ia akan mengadili adiknya sendiri.

Untuk hari ini, ia akan menghukum pangeran Taehyung atas perlakuannya yang bagi Jimin salah. Menegaskan keadilan, untuk apa yang Taehyung perbuat. Mengambil lebih banyak kebenaran dari mulut sang adik di hadapannya.

Kedua pengawal itu datang membawa Taehyung. Pangeran itu sedikit tersungkur ketika ia di perlakuan kasar oleh para pengawal tersebut. Perlahan ia mendongak, menatap raja yang sudah duduk di tempat ia mengadili. Tatapan benci yang Taehyung dapat, membuatnya tertunduk kembali.

Salah satu dari pengawal itu menyuruh Taehyung berlutut dengan tangan yang masih terikat. Lalu keduanya berdiri di samping Taehyung sigap.

"Jaga secara ketat kawasan istana. Jangan sampai ada yang menempati pengadilan," perintah Raja Jimin pada pengawal pribadinya.

"Jika ada yang berani menginjakkan kaki ke tempat ini, bunuh saja di tempat ia berdiri. Siapapun itu, lakukanlah karena ini perintah."

J-hope menundukkan kepalanya memberi hormat. dengan sigap ia melakukannya, lalu segera pergi melaksanakan tugas yang di berikan sang raja.

Setelah menatap lama pada pangeran Taehyung yang berada di bawahnya, kini ia angkat bicara untuk pembukaan.

"Kau harus menjawab jujur perkataan ku, pangeran Taehyung."

Taehyung hanya menunduk. Mau tak mau ia harus melakukannya, menerima segala sesuatu yang akan ia dapat.

Jimin menarik nafasnya dalam-dalam, lalu memejamkan mata sesaat. Di sisi lain pengawal lainnya sudah memegang sebuah cambuk, dimana benda tersebut akan membuat seseorang menjerit kesakitan.

"Apa kau benar-benar memegang benda itu, benda dimana terdapat sebuah mask."

Terdiam sejenak, kini Taehyung mengangguk pelan kepalanya. "Itu benar" balas pangeran tersebut masih menunduk. Ia menjawabnya jujur, membuat Jimin sedikit mengepalkan tangannya.

"Raja Donghae memberikannya bukan hanya sekedar memberi, pasti ada alasan tertentu mengapa ia memberikannya padamu," tekan Jimin menatap Taehyung serius.

Pangeran itu hanya terdiam. Cukup lama terdiam hingga Jimin menekan rahangnya sampai mengeras, "jawab, pangeran Taehyung." Tegas raja Jimin sekali lagi.

"Aku menerimanya atas permohonan raja Donghae. Appa memberikan itu dengan kepercayaan besar terhadap ku untuk memimpin," dengan penuh keraguan, Taehyung menjawabnya.

Sambil membuang wajah, Jimin mengangguk pelan atas pernyataan Taehyung tersebut. Sekali hentakan kaki, kini Jimin menatap kembali Taehyung yang berlutut di bawah itu.

"Siapa yang mengetahui hal ini, selain kau, Taehyung."

Mendengar hal itu, Taehyung membulatkan matanya tidak percaya di dalam tundukan kepala. Jantungnya berdetak kencang, merasa gelisah atas pertanyaan yang baru saja di lontarkan ke arahnya.

PRINCE MASK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang