"Yoongi Hyung!!"
Jungkook berteriak tanpa mengalihkan perhatiannya pada lelaki di depan. Jantungnya berdegup kencang antara ragu dan senang. Kakinya ia pacu lebih cepat. Tak mau kehilangan jejak sang Kakak yang telah berada di hadapannya.
"Hyung!!"
Sang lelaki menoleh. Menatap heran pada seorang bocah yang berlari ke arahnya. Ia menurunkan kardus yang ia angkat, berjalan mendekat pada bocah yang baru saja berteriak dengan tatapan heran.
"Memanggilku?" tanyanya sembari menunjuk diri, dan Jungkook sukses dibuat terdiam olehnya.
Bukan?
"M-maaf, aku salah orang ...," ucapnya kikuk lantas berbalik dengan langkah gontai yang mengiringi.
Si lelaki berbalut kaus hitam mengendikkan bahu acuh. Ia berjalan masuk kedalam toko, menghampiri seseorang yang sedang menata barang di rak paling belakang.
"Hei, dia sudah pergi," ujarnya singkat. Sang lawan bicara berbalik. Menatap lelaki yang lebih tinggi darinya lalu membungkuk.
"Terima kasih sudah membantu," ujarnya.
"Yah, kau memaksa, sih. Apa boleh buat?" Si lelaki mengendikkan bahu. "tapi sama-sama," lanjutnya lalu melangkah keluar.
"Tunggu," ucapnya sebelum memijak tanah luar bangunan.
"Namamu Yoongi?" tanyanya. Sang lawan bicara mengangguk membenarkan.
"Iya," jawabnya sopan.
Alis lelaki didepannya terangkat. "Min Yoongi?" tanyanya lagi membuat lawan bicaranya terkejut.
"Benar, tapi Anda tahu dari mana?" tanyanya kaku. Sedikit waswas pada lelaki yang bisa mengetahui namanya tanpa asal-usul.
"Uh? Tidak, hanya saja nama itu terdengar familiar bagiku."
Yoongi tersenyum canggung. Familiar?
"Aku pergi dulu, banyak pekerjaan." Baru saja Yoongi ingin bertanya, si lelaki lebih dulu berbalik dan melangkah keluar. Kali ini benar-benar pergi tanpa berbalik lagi. Meninggalkan Yoongi yang terpaku di tempatnya. Kedua matanya menatap punggung sang lelaki yang terus melangkah menjauh.
"Dari mana ia tahu namaku?"
***
KyuhyunJin, aku bertemu orang bernama Yoongi saat aku pergi ke toko tadi.
Tidak tahu orang itu Yoongi yang kau cari atau bukan, tapi saat kutanya,
marganya sama seperti milikmu.
16.35 |Seokjin mengernyit dalam. Membaca pesan yang dikirim oleh rekannya berulang kali sebelum kedua ibu jarinya mengetikkan kalimat pada keyboard.
Seokjin
Benarkah? Di mana?
16.38 | ReadKyuhyun
Salah satu toko di dekat rumah Ibuku. Aku tidak berbohong. Sungguh.
16.38 |Seokjin
Rumah Ibumu? Di mana alamatnya, Tuan Choi?
16.39 | ReadKyuhyun
Ah, sebentar. Aku lupa nama dan alamat tokonya.
16.39 |
Seokjin
Maksudku alamat rumah Ibumu.
16.39 | ReadKyuhyun
Oh, sebentar. Aku juga lupa.
16.39 |Seokjin mendengus kecil. Memutar ponselnya sembari menunggu jawaban dari rekan aneh.
Kyuhyun
Aku tidak tahu pasti nama tempat ini. Besok kuajak kemari.
Sepertinya anak itu bekerja disana.16.41 |
Seokjin mengerutkan alis. Bekerja?
Seokjin
Kau tidak mengambil foto?
16.41 | ReadKyuhyun
Tidak, aku tidak membawa ponsel saat pergi ke toko tadi.
16.41 |Seokjin
Ya sudah, terima kasih.
16.42 | ReadSeokjin melempar ponselnya setelah mengirim pesan berisi ucapan terima kasih pada sang teman. Tak disangka, Choi ceroboh itu cukup membantu juga. Yah, walaupun belum terbukti jika orang itu adalah Yoonginya, tapi Seokjin cukup berterima kasih.
"Hyung?"
Seokjin menoleh. Mendapati wajah Taehyung yang menyembul dari balik pintu kamar. Ia bergegas bangun. "Ada apa, Tae?"
"Itu ... mau pinjam laptop," Taehyung berujar. Alis Seokjin menukik.
"Laptopmu?"
Cengiran lucu terpampang. "Rusak," balasnya.
Seokjin mendengus, walau ia tetap bergerak untuk berdiri dan mengambil laptop beserta cas, lalu menyerahkannya pada Taehyung.
"Ini, jangan sampai rusak," peringatnya. Yang lebih muda mengangguk mantap.
"Terimakasih, Hyung," ucapnya lantas berbalik. Membawa laptop kepunyaan Seokjin menuju kamarnya.
.
.
.
"Ayo, ayo .... Kerjakan tugas dan bermain sepuasnya," remaja itu bergumam riang sembari menggerakkan kursor dengan lincah. Merefresh beberapa kali sebelum mulai mengoperasikan laptop sang Kakak.
Tangannya membuka laci meja. Mengambil flashdisk putih berisi data tugas dan menancapkannya pada lubang di samping laptop. Bersiul riang, Taehyung membuka ikon file. Hingga satu folder di sana membuat ia berhenti bersiul.
"Jin dan Suga," ujarnya membaca nama folder yang ada terpampang di layar. Taehyung mengerutkan dahi mengamati isi folder, yang merupakan foto.
Suga, lagi?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth: REVEALED ✔
FanfictionDisclaimer: fanfiction | Brothership - Completed "Kau tahu, semua kata maafmu itu tak akan ada artinya di mata kami! Kau datang dan menghancurkan semuanya! Hidupku, hidup kami bertiga hancur hanya karenamu!" Benarkah? Bagaimana jika pada akhirnya na...