| 18

3.7K 412 51
                                    

"Jauhi Jungkook. Kuingatkan jika kau bukan siapa-siapa di sini. Presensimu bahkan hanya sebagai anak angkat Appa. Kau hanya orang asing. Berbalas budilah dengan menuruti kata-kataku."

Yoongi mengangkat wajah, membalas tatapan tajam Taehyung dengan tatapan terkejut. Tapi mau bagaimana lagi, semua yang dikatakan Taehyung memang benar. Jadilah ia mengangguk kecil. Membuat Taehyung mengendurkan cengkeraman pada kaos, lalu mendorong tubuhnya hingga jatuh membentur sofa.

"Bagus," yang lebih muda berucap singkat lalu melangkah menjauh. Meninggalkan Yoongi yang saat ini tengah merintih kecil sembari mengurut pelan dadanya.

"Yoongi Hyung?" Yoongi mendongak. Kedua mata sayunya menatap Jungkook yang ada di depannya. Yang lebih muda dengan sigap membantu sang Kakak untuk bangun dan kembali duduk di sofa.

"Hyung baik?" Jungkook bertanya. Yoongi mengangguk kecil. Ia masih bimbang sebenarnya, tentang bagaimana cara ia harus mengambil sikap atas perkataan Taehyung tadi.

"Hyung--" 

"Jauhi dia, Kook!"

Ucapan Jungkook dipotong begitu saja. Ia menoleh ke arah Taehyung. Menatap sang kakak ketiga dengan raut terkejut yang nampak.

"Hyung?"

"Jauhi dia! Orang yang bersamamu itu hanyalah orang asing! Ia tak memiliki ikatan darah dengan kita. Dan, cih! Mana bisa orang seperti itu berada di rumah ini? Mungkin saja Appa memungutnya karena kasihan!"

Jungkook diam. Ia menatap Yoongi yang menundukkan kepalanya. Jungkook tahu mereka tak memiliki ikatan darah. Tapi, Jungkook menyayangi Yoongi sebagai seorang kakak. Jungkook mendapatkan kasih sayang, dan ia nyaman atas perlakuan Yoongi. Lantas dirinya mendesah kecil lalu mengangkat wajah.

"Mau Yoongi Hyung memiliki ikatan dengan kita ataupun tidak, aku tetap menyayanginya. Sama seperti aku sayang pada Tae Hyung ataupun Jin Hyung," jawabnya pelan. Taehyung berdecih. Menatap merendahkan orang asing yang berada di dekat sang Adik.

"Dia hanya orang asing! Dan akan kubuktikan jika orang seprti dirinya tak pantas berada di sini!"

***

Yoongi berbaring menyamping. Kedua matanya tak terpejam walau jam telah menunjukkan pukul satu dini hari. Ia hanya tak bisa tidur. Kendati telah berusaha untuk melupakan, nyatanya perkataan Taehyung terus saja terngiang di kepalanya. Yoongi menghela napas pelan. Ia membenarkan ucapan Taehyung bahwa ia hanya orang asing disini yang bahkan, tak memiliki ikatan darah sama sekali.

Tapi hidup seperti ini juga bukan keinginan Yoongi. Ia tinggal di panti asuhan dulu, yang berarti nasibnya bisa berubah kapan saja. Dan saat itulah Ayah Taehyung datang, mengadopsi, dan mengangkatnya sebagai anak.

Ingin rasanya Yoongi pergi dari rumah ini. Berada di sini dan mendapat tatapan sinis setiap hari, jujur saja, Yoongi lelah. Mungkin dengan kepergiannya dari sini, kehidupan tiga saudara angkatnya yang lain akan lebih nyaman. Lagipula, uang tabungan yang Yoongi kumpulkan lebih dari cukup untuk menyewa sebuah kontrakan kecil.

'Tok, Tok, Tok ....'



Yoongi menoleh. Segera ia merubah posisinya menjadi duduk. Kedua matanya menatap pintu rapuh yang terbuka sedikit demi sedikit. Menampakkan anak yang lebih muda beberapa tahun darinya.

"Jungkookie? Kenapa belum tidur?" tanyanya. Senyum lucu Jungkook terlihat di ruangan minim cahaya itu. "Hanya tidak bisa tidur, Hyung. Aku ingin tidur di sini, boleh, 'kan?" tanyanya. "Lagipula aku membawa bantal sendiri, kok!" lanjutnya saat melihat raut muka Yoongi berubah. Jungkook menelan ludah. Berharap agar permintaannya bisa terpenuhi.

"Tapi, Kook, punggungmu bisa sakit jika kau tidur di sini," Yoongi berujar. Jungkook menggigit bibir bawahnya pelan. "Tidak kok, Hyung! tenang saja!" setelahnya yang lebih muda meletakkan bantal dan tidur di atas kasur lipat bersama sang Kakak. Yoongi hanya tersenyum tipis, mengalah dan membiarkan Jungkook tidur di sampingnya.




"Hyung, ucapan Tae Hyung tadi, jangan diambil hati ya?"






TBC

Truth: REVEALED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang