| 22

3.5K 394 120
                                    

"Hoseok Hyung!!"

Lelaki yang sedang berkaca dalam mobil mendadak terdiam. Matanya melirik, menatap sadis siapa yang dengan berani menyerukan namanya dengan teramat keras. Hoseok mengeraskan rahang ketika subjek ditemukan. 

"Bocah itu ...," geramnya gemas setengah mati pada oknum yang tengah melambaikan tangan dengan semangat. Kepalanya ia sembulkan keluar kaca mobil--

"Masuk, bocah! Mau sampai kapan kau mau melambai seperti itu?!" --dan membalas teriakan Jungkook dengan suara yang lebih keras. Tatapan matanya tertuju pada anak yang tengah tertawa, tak mempedulikan siswa lain yang menatapnya penuh tanda tanya.

"Hai, Hyung!" si jelmaan kelinci menyapa setelah berada di samping mobil.

"Ayo, masuk!" titah Hoseok dan kembali menyembunyikan kepalanya, membuat bocah yang mendengarnya mengepalkan tangan senang.

"Siap! Traktiran sudah menunggu!!"

***


"Bantu aku, Kyuhyun-ah ...."

"Aish! Pergi, pergi! Jangan pegang aku seperti itu! Risih, kalau mau tahu!"

Seokjin mendengus sebal. Setelahnya kembali melilitkan kedua tangannya pada tangan kanan sang teman. "Bantu aku, ya?" pintanya. Kyuhyun bergidik sebelum menarik tangan kanannya.

"Ada apa, sih?!" tanyanya kesal. Bagaimana tidak kesal, jika temanmu tiba-tiba masuk lalu bergelayut seperti ular di lengan milikmu. Aneh, tentu saja, dan risih.

"Bantu aku," melas Seokjin. 

Berkacak pinggang, Kyuhyun mengangkat satu alisnya. "Bantu apa, memang? Sedari tadi kau terus berkata, "bantu aku, bantu aku" begitu," ujarnya dongkol. Seokjin tertawa kecil.

"Kau hanya harus membantuku, Tuan Choi," ujarnya. Kyuhyun menatap penuh selidik orang di depannya. Berusaha menebak apa yang akan menjadi pekerjaan tambahannya nanti.

"Kau ingin mencari adikmu lagi? Apa kau salah orang kemarin?" tanyanya berusaha menebak. Seokjin menggeleng ribut. "Bukan! Lebih dari itu!" sanggahnya. Kyuhyun mengangkat alis. 

"Lalu, apa?" tanyanya. Mau bagaimanapun, rasa penasarannya telah terpancing. 

Seokjin mengulurkan tangan kanan. "Katakan dulu jika kau mau membantuku!" serunya, disambut dengan pincingan alis dari lelaki di depannya.

"Apa-apaan!"

Seokjin kembali merengek, "Ayolah, Choi Kyuhyun yang terhormat. Sesama teman harus saling membantu, bukan?" bujuknya. "lagi pula, bukan pekerjaan yang sulit, kok!" imbuhnya.

Kyuhyun menatap tangan Seokjin yang masih menggantung di udara. Ia menatap tangan yang bergerak merayu dan wajah Seokjin bergantian.

"Akan kutrakrir kau sepuasnya. Lagi pula bukan pekerjaan sulit, Kuhkyun-ah ...," rayu Seokjin membuat Kuhkyun menegak liur. Mau bagaimanapun, kata 'traktir' adalah hal mujarab bagi semua orang. Tapi, kata-kata Seokjin tentang mentraktir sepuasnya, itu berarti tugasnya cukup berat, 'kan?

"Benarkah? Sepuasku?" tanyanya dengan mata memicing. Seokjin mengangguk cepat. "Sepuasmu!" ujarnya meyakinkan. Matanya terangkat senang ketika tangan Kuhkyun menyambut ulurannya.

"Oke, akan kubantu. Sekarang katakan apa yang harus kulakukan," ujarnya sembari membuag muka. Sedikit malu dengan nafsunya yang bisa dikalahkan hanya dengan kata 'traktir'.

Seokjin tersenyum sumringah. Tangannya merogoh saku untuk mengambil ponsel miliknya. Membuka salah satu foto Yoongi yang ia ambil diam-diam, lalu memperlihatkannya pada Kyuhyun.

"Lihat ini!" serunya. Kuhkyun mengamati remaja asing dalam layar. "Siapa?" tanyanya. Seokjin menyimpan kembali ponselnya.

"Adikku," lelaki itu menjawab. Kyuhyun mengangguk paham. Sedetik kemudian menatap penuh tanya pada Seokjin. "Yang sempat hilang itu?" tanyanya. Mendengus kasar sebelum Seokjin mengangguk membenarkan. "Iya ...."

"Jadi, sekarang aku harus apa?" Kyuhyun kembali bertanya. Sedikit mengernyit aneh melihat gelagat Seokjin di depannya.

"Bantu aku mencari Yoongi, ya?" dengan rupa memelas, Seokjin berusaha merebut hati sang teman.

"Memang adikmu hilang lagi?" tanya Kyuhyun tak percaya, dan semakin tak percaya setelah anggukan singkat terlihat. Ia menegak liur, lantas menggeleng ribut.

"Aku tidak mau!!" tolaknya keras. Raut kecewa nampak jelas dari wajah Seokjin.

"Kenapa?"

"Mau bagaimanapun, hal seperti itu bukan tugasku, Jin. Aku hanya manusia biasa berseragam dokter dan bukan polisi! Tugasku mengobati orang sakit, bukan mencari orang hilang!" tolaknya keras. Seokjin mendengus lemas.

"Tolong ...," pintanya, disambut gelengan tegas sang lawan bicara.

"Mau kau bujuk dengan apapun, aku tidak akan mau! TITIK!"

***

"Hyung! Kau melewatkan supermarket!"

Teriakan heboh itu keluar dari mulut si Bungsu Min. Kedua tangannya menempel di kaca mobil dengan kedua mata yang tak lepas dari toko besar yang telah terlewat beberapa meter. Di sebelahnya, Hoseok tertawa kecil.

"Maaf, aku tidak melihat," ujarnya. Jungkook mendengus. Menurunkan kedua tangannya dan menatap Hoseok sarat akan kecewa.

"Tapi Hyung sudah berjanji tadi."

Hoseok mengangguk kecil. "Kita beli di toko depan saja, aku malas putar balik," lelaki itu berucap santai. Jungkook sih tak masalah, selagi ia mendapatkan es krim seperti perjanjian yang terlontar kemarin.

***

Dua bungkus es krim, dan dua cup ramen akhirnya dipesan oleh Hoseok. Si kelinci berhasil merayunya untuk membeli ramen sekalian membuatnya di minimarket. Lapar katanya, belum sempat makan. 

Tadinya, Hoseok menggeleng tegas, sebab perjanjian mereka hanya es krim saja kemarin. Namun, berhubung perutnya yang berbunyi tanpa tahu tempat, akhirnya ia mengalah. Membiarkan Jungkook memilih dua cup ramen dengan varian sama, sekalian membuatnya di sana. Dan kali ini, mereka berdua tengah menikmati ramen masing-masing dengan khidmat, tanpa terganggu oleh halangan apapun.

"Ah, terima kasih, Hyung."

Jungkook yang pertama selesai. Anak itu mengelap bibirnya dengan punggung tangan, lalu membuang bungkus es krim dan ramen yang telah kosong. Maniknya ia edarkan ke sekeliling. Sekadar menunggu Hoseok menghabiskan makannya. Bersenandung kecil sembari menepuk paha Jungkook lakukan sedari tadi, sampai matanya terfokus menatap lurus.

Di mana seorang lelaki tengah memindahkan kardus satu persatu. Awalnya, Jungkook tak peduli. Namun entah kenapa punggung itu terlihat familiar dengan kaos hitam polosnya. Senandung ringannya berhenti, tepat ketika wajah samping lelaki nampak di matanya. Jungkook segera berdiri, berlari meninggalkan Hoseok di minimarket untuk menghampiri pemuda yang tengah mengangkut beberapa kardus.

"Yoongi Hyung!!"






TBC

Truth: REVEALED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang