| 01

10.3K 581 29
                                        

"Yoongi-ya ... bisa ke mari sebentar?"

"Eum ...."

Si kecil itu segera melepaskan balok berwarna biru dari tangannya. Ia berdiri, meninggalkan sebuah istana balok yang telah dibuatnya hampir satu jam lamanya.

"Ada apa, Ibu?"

Wanita yang dipanggil 'Ibu' tersenyum hangat. Mengacak ringan rambut hitam arang milik si bocah, ia lantas bersuara,

"Ayo berikan salam pada paman ini ...," ujarnya lembut. Namun, tanpa disangka si bocah kecil menggeleng ribut. Bersembunyi secepat mungkin di belakang kaki ibu panti, seolah tempat itu merupakan persembunyian paling aman.

"Maaf, Tuan ...." Ibu panti membungkuk kikuk. Lelaki itu mengangguk maklum. Hanya bisa menatap sendu kedua orang di depannya yang saling berbincang.

"Yoongi-ya ... paman ini orang baik. Tidak perlu takut, ya?" ujar ibu panti sambil mengusap surai Yoongi. Beralih menghapus air mata yang mengalir di pipi gembil si bocah.

"B-baik? Orang baik? Apa Ibu mengenalnya?" cicit si bocah. Ibu panti tersenyum lantas mengangguk.

"Namanya Hyunjae Ahjussi. Tidak apa, tidak perlu takut ...," tuturnya lembut. Yoongi mendongak. Menatap perempuan di depannya dengan mata berkaca-kaca, seolah bertanya 'benarkah' yang dibalas dengan anggukan yakin.

Mata si bocah bergulir. Ia menatap lelaki yang ada didepannya. Kepalanya ia miringkan ke kanan, berpikir apakah ia harus memberi salam dengan baik? 

Uh ... nampaknya lelaki di depannya ini bukan orang jahat. Jadi beri salam saja.

"Annyeonghaseyo, Yoongi imnida ...," tuturnya, dengan suara khas anak empat tahun, dilengkapi bungkukan badan sopan. Telak membuat si lelaki mengulas senyum gemas.

"Pintar sekali. Jadi namamu Yoongi?"

Bocah kecil mengangguk lucu, membuat poni depannya ikut bergerak.

"Jadi, apa Yoongi mau ikut paman?"

"Ikut? Ke mana?"

"Ke rumah paman, bagaimana, hm?"

***

"Ini Yoongi, ia kami temukan malam hari di halaman panti saat hujan deras mengguyur tanah. Anak ini sendirian di halaman depan dengan tubuh basah kuyup," terang ibu panti sembari mengacak surai bocah kecil yang asyik bermain dengan baloknya. 

Bocah itu nampak tak peduli. Terlihat dari matanya yang terus menatap penuh ambisi balok-balok di depannya

"Bagaimana Yoongi bisa ada di halaman depan, Nyonya?"

"Kami tidak tahu, Tuan. Yoongi masih tiga tahun saat itu. Saat kami bertanya di mana ayah atau ibunya, ia hanya menggeleng tidak tahu sembari menangis," jawab ibu panti. Lelaki bernama Hyunjae itu mengangguk pelan. Menatap sendu punggung bocah yang duduk memunggunginya. Hingga memutuskan untuk mengeluarkan pertanyaan yang terus berputar di kepalanya.

"Maaf ... tapi, apa Yoongi punya semacam trauma? Sepertinya ia takut saat melihat saya tadi."

"Iya, Yoongi takut pada orang baru. Ia juga bukan anak yang mudah bergaul. Di saat teman-teman yang lain bermain bersama, ia lebih memilih untuk menyendiri. Kami tidak tahu apa yang terjadi hingga bisa seperti ini."

"Ah, begitu ...." Hyunjae mengangguk pelan. Mengamati punggung bocah yang bermain dengan balok untuk beberapa waktu, hingga ia membuat keputusan.

"Saya akan mengadopsinya."

***

"Ya, ya, ya ... anak pungut memang seharusnya seperti itu! Pel yang bersih, paham?!"

Gelak tawa terdengar setelahnya. Sementara si 'anak pungut' terus menjalankan pekerjaannya. Mengepel lantai yang teramat jauh dari kata bersih. Kelakuan kedua Adiknya yang menumpahkan minuman beserta makanan ringan seenak hati.

"Aku senang melihatnya seperti ini!"

"Bukankah memang seharusnya seperti ini? Haha ...."

Remaja bersurai hitam arang itu nampak tak peduli dengan berbagai ejekan yang dilontarkan. Bukan apa, tapi diperlakukan seperti sudah biasa baginya. Lagi pula, ini juga balasan yang ia dapatkan.

Anak pungut yang datang dalam keluarga bahagia, sama sekali bukan keinginannya. Tapi takdir berkata demikian. Yoongi tak bisa membantah ataupun mengelak. Memutarbalikkan alur kehidupan, itu artinya ia pengecut, bukan? Hingga harus lari dari kenyataan yang ada.

Ia menghela napas panjang. Yoongi tak ingin seperti ini sebenarnya. Jika bisa, ia ingin pergi saja rasanya. Pergi jauh agar tak lagi mengusik kehidupan bahagia tiga saudaranya. Tapi apa? Mereka melarangnya. Karena Yoongi berguna di sini.

Berguna sebagai pembantu tanpa sepeserpun upah yang diterima.




TBC

Main cast :

Main cast :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Truth: REVEALED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang