| 32

5.2K 372 98
                                        

"Tapi kenapa harus malam hari? Kenapa tidak sekarang. Kau tahu, Kook? Yoongi murung seharian ini."

Jungkook terdiam sesaat.

"Bagus, dong," ucapnya santai menuai kernyitan tak suka.

"Kook!" Seokjin berseru tak percaya. Menatap Jungkook dengan tatapan sarat akan kecewa.

"Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu?!"

Jungkook tertawa keras. Tak peduli dengan mata Seokjin yang berkilat marah menuju padanya. Bocah itu mengusap air mata di sudut mata, lantas menarik napas sebelum berkata, "Astaga ... Hyung--"

"Ini hanya akting, kok!"

"A-apa?"

Jungkook kembali tertawa keras. Diikuti oleh Taehyung yang datang entah sejak kapan. Kedua bocah itu terlihat senang sekali. Berbanding terbalik dengan Seokjin yang menganga. Ia merasa seperti orang bodoh, tak tahu apa-apa.

"K-kalian berdua?"

"Akting Hyung. Hanya akting. Tahu, 'kan?" Taehyung berucap dengan tawa kecil. Jungkook mengangguk membenarkan.

"J-jadi ...." Seokjin terdiam. Otak lemotnya masih mencoba memproses data yang menghantam kepala. "Kalian hanya pura-pura?" lanjutnya. Masih dengan raut terkejut yang nampak jelas di wajahnya.

Taehyung merengut. Alisnya menukik kecil.

"Hyung ini tidak tahu artinya akting, ya?"

***


Sekembalinya Seokjin dari rumah, lelaki itu masih saja tak paham.

Semua, hanya akting?

Dua bocah itu hanya hanya pura-pura?

"Anak-anak itu menyebalkan sekali," umpatnya. Membuka pintu bersungut-sungut, dan terkejut ketika sampai di dalam.

"Yoon? Mau ke mana? Kenapa turun?"

Pertanyaan beruntun terucap dari bibirnya. Sejenak melupakan kekesalannya pada Taehyung dan Jungkook, lelaki itu berjalan mendekati Yoongi yang kini telah menapakkan kakinya dengan sempurna di atas ubin keramik.

"Hanya ingin ke toilet, Hyung," Yoongi berujar. Berjalan pelan sembari menyeret tiang infusnya masuk ke dalam toilet.

Seokjin membuang napas kasar. Dirinya berdiri di samping pintu. Menapak diri, menunggu hingga Yoongi keluar dari toilet.

"Hyung? Sedang apa--"

"Menunggumu. Ayo, ke mari," Seokjin memotong. Dengan cekatan ia membantu Yoongi membawa tiang infusnya kembali ke ranjang.

"Duduk sebentar, Yoon," ujarnya, sementara dirinya mulai duduk berlutut di depan Yoongi.

"Hyung, ada apa?"

"Hanya ingin melepas infusmu. Junhae Hyung bilang, kau sudah boleh pulang," Seokjin menjawab. Yang lebih muda membulatkan mulutnya paham. Remaja itu menatap tangan Seokjin yang bergerak lihai melepas infus, hingga menempelkan plaster kecil di punggung tangan miliknya.

"Terima kasih, Hyung," anak itu berujar riang setelah jarum infus ditarik. Senyumnya mengembang, mengingat ia tak lagi harus merasakan rasa nyeri ataupun kebas pada tangannya.

Seokjin mengangguk kecil. Menyempatkan diri untuk mengacak rambut sang Adik sebelum berjalan ke sofa.

"Ini, ganti bajumu," ujarnya dengan senyum tipis. Yoongi mengangguk cepat. Mengambil tas jinjing kecil berbahan kertas dari tangan Seokjin, lalu berjalan memasuki kamar mandi untuk yang kedua kalinya.

Truth: REVEALED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang