tiga

639 104 7
                                    

Harap diingat cerita ini hanya fiktif belaka. Jadi jika nanti ada adegan kekerasan diantara sesama member mohon jangan dimasukkan ke hati karena itu hanya imajinasi penulis semata. Tentang kehidupan pribadi mereka aku sama sekali tidak tau.😂😂😂

Oke tak panjang kata, ingat tinggalkan jejak sebelum membaca.

Happy Reading.
.
.
.
.
.
.

Sebenarnya ia terpaksa melakukan ini, setelah hampir satu tahun menjadi trainee di JYP dan tak kunjung ada kepastian untuk debut, akhirnya membawa langkahnya untuk menyambangi studio kecil yang terkesan rapuh dan tak menjanjikan di hadapannya.

Ia mendongak, membaca sebuah papan nama bertuliskan Big Hit Intertantment. Kemudian menghela nafas ringan, merapikan penampilan dan membenarkan posisi tas gendong yang tersampir di punggungnya "Baiklah, Jung Hoseok. Mari kita coba peruntunganmu di sini." ucapnya memberi semangat pada dirinya sendiri. Barulah setelah itu ia berderap mendekati pintu utama dan masuk ke dalam gedung itu.

Setelah berbasa-basi singkat dengan salah seorang staff akhirnya di ruangan inilah ia berada. Di sebuah ruang audisi.

Jung Hoseok kembali menampilkan keahliannya menari sebagai salah satu daya tarik yang ia andalkan untuk dapat diterima di agency ini. Sebagai seorang penari bergaya free style dia bisa dibilang luar biasa. Apalagi dengan prestasinya yang pernah menyandang gelar juara satu tingkat nasional dalam dance maka tak ada alasan lain buat Big Hit untuk menolaknya.

Selang beberapa hari setelah audisi, Hoseok pun kembali dipanggil dan dinyatakan resmi  bergabung menjadi trainee di Big Hit intertainment. Rasa suka cita hadir di hati Hoseok.

Kini ia kembali berdiri di depan gedung yang sama, sambil menggendong tas punggung yang berisi beberapa pakaian yang akan ia pakai selama menjadi trainee. Berharap semuanya akan jauh lebih baik dari tempat traineenya pertama, Hoseok pun melangkah dengan penuh kemantapan hati. "Eomma, tunggulah sebentar lagi. Perjuangan eomma untuk mendukungku tak akan sia-sia, sebentar lagi akulah yang akan membiayai hidup eomma dan yang lain, saat itu tiba eomma tak akan kuizinkan bekerja kemanapun lagi. Eomma hanya akan ada di rumah menikmati hari-hari bahagia dengan appa." Hoseok menguatkan dirinya dengan mengingat sang mama yang selalu mendukung langkahnya. Bahkan rela pergi keluar negeri untuk bekerja hanya agar bisa membiayai sekolah tarinya. Maka berbekal tekad yang kuat untuk membalas perngorbanan sang mama, ia pun melangkah dengan langkah pasti dan penuh rasa percaya diri.

Seorang staff satpam kini mengantarnya ke ruangan lain, ruangan yang berbeda dengan ruang audisinya waktu itu.

Setelah mengetuk tiga kali, satpam itu mendorong pintu saat mendengar perintah masuk dari dalam sana. "Masuklah." ucap satpam itu kemudian sambil menatap Hoseok ramah.

"Terimakasih," Hoseok membungkuk 30' pada si satpam, sebelum satpam itu berlalu meninggalkannya. Perlahan, setelah mengatur nafasnya Hoseok pun mendorong pintu. Dua sosok pria yang tengah duduk saling berhadapan dibatasi satu meja kerja menoleh berbarengan.

"Anyeonghaseo." Jung Hoseok pun membungkuk memberi salam. Dua orang itu menelisik sosok pemuda yang kini berdiri membungkuk di depan mereka. Salah seorang dari mereka pun bangkit kemudian melangkah mendekati "Apa kau yang bernama Jung Hoseok?" tanyanya.

"Benar, itu saya. Kenalkan saya Jung Hoseok dari Gwangju, yang mengikuti audisi minggu lalu."

"Oh.Kalau begitu kemarilah." ucap seorang dari mereka yang tengah duduk membelakangi meja. Tubuhnya sedikit gempal, dengan kaca mata dan senyum ramah yang tersungging di wajahnya membuat Hoseok tak merasa canggung sama sekali. Ia pun mendekat dan duduk di sebelah orang yang tadi sempat berdiri mendekatinya.

Bulletproof (We Are Not Seven With You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang