dua puluh

566 92 5
                                    

Happy Reading.
.
.
.
.
.

Detuman musik yang keras terus mengudara di dalam sebuah ruangan bertuliskan Big Hit di salah satu sisi dindingnya. Sementara di sisi yang lain terdapat cermin yang memantulkan bayangan mereka. Itu adalah ruang latihan milik agensi.

Berbarengan dengan suara dentuman musik itu tampak sekelompok anak muda tengah meliuk-liuk mengikuti irama. Hentakan kakinya terdengar seirama dengan musik yang mengiringinya. Tubuh mereka pun dibanjiri tetesan keringat yang tak bisa dibilang sedikit. Nafas tersengal-sengal dengan dadanya yang naik turun menandakan jantungnya tengah berpacu dengan cepat. Bergerak dengan kondisi kelelahan tak lantas membuat mereka berlatih dengan asal-asalan.

Setelah sekitar tiga menit suara musik berhenti. Mereka pun berkumpul membahas beberapa koreo yang salah.

"Namjoon bisakah kau bergerak tanpa mengambil posisi orang lain. Saat perubahan posisi ke empat di langkah ketiga kau hampir bertabrakan dengan Yoongi." ucap sang pelatih.

"Dan catatan untuk Seokjin juga Jimin jangan bergerak terlalu cepat hingga mendahului hentakan musik. Dan gerakan kalian juga buatlah lebih lues lagi. Namjoon juga kau terlalu kaku. Dan Yoongi kau kurang bersemangat keluarkan lagi powermu kau sangat loyo!"

"Taehyung kau pun masih tampak kebingungan setiap kali akan membentuk formasi baru, jadi sebaiknya perhatikan konsentrasimu. Aku tidak mau ada kesalahan lain lagi."

"Catatan untuk Hoseok dan Jungkook, kalian bisa saja tampil dengan sangat baik tapi ini adalah team perhatikan juga yang lain jangan sampai kesempurnaan koreo hanya jadi milik kalian ini bukan lomba!" ketus pelatih pada semua. Suaranya terdengar dingin dan penuh amarah membuat seluruh member terdiam dan menunduk.

Hari ini mereka sudah latihan selama delapan jam, tapi ternyata masih ada begitu banyak kesalahan yang mereka lakukan.

"Baiklah latihan hari ini sudah cukup, kalian boleh bubar. Sampai jumpa besok. Dan besok aku tidak mau ada kesalahan lagi! Lakukan itu jika kalian benar-benar ingin debut."

"Baik, hyung." jawab mereka serempak sambil membungkukan badan. Kemudian pelatih mereka pun melangkah keluar dan menghilang di balik pintu.

Bruk!

"Akh! Ini melelahkan." tubuh Namjoon langsung ambruk ke lantai. Napasnya masih tersengal-sengal dsn dadanya turun naik dengan cepat.

"Kau benar, tulangku rasanya remuk semua." Seokjin pun menyusul Namjoon merebahkan dirinya di lantai berdampingan dengan Namjoon yang mulai tiduran tanpa alas.

"Sekarang bagaimana?" tanya Taehyung. Wajahnya sedikit murung karena dari tadi terus-menerus dapat teguran dari sang pelatih.

"Bagaimana apanya? Bukankah pelatih tadi bilang kita boleh bubar. Jadi kurasa aku akan pergi sekarang." Yoongi pun mulai bersiap untuk pergi. Membereskan barangnya lalu melangkah menuju pintu. "Ada yang mau ikut denganku? Aku mau kembali ke dorm."

"Tidak hyung, kau duluan saja." jawab Hoseok.

"Hyung apa yang akan kau lakukan di dorm sendirian?" Namjoon mendudukan dirinya lalu menatap ke arah Yoongi.

"Aku hanya mau ganti baju sebelum bekerja. Baiklah aku pergi dulu." ucap Yoongi lalu menghilang di balik pintu.

"Kurasa aku pun harus pergi." Namjoon pun akhirnya bangkit.

"Kau mau kemana?" Hoseok datang dan berkumpul kembali setelah mengambil sebotol minuman yang ia letakkan di salah satu sisi ruang latihan.

"Aku mau ke ruang studio ada beberapa projek yang harus ku kerjakan."

Bulletproof (We Are Not Seven With You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang