satu (270220)

1.5K 150 11
                                    

Gara-gara album 7 aku tiba-tiba pengen buat coretan ini. Mencoba menggambarkan bagaimana ketujuh pria tampan itu bertemu pertama kali, saling menyesuaikam diri satu sama lain hingga bertahan untuk tetap bersama sampai saat ini membuatku terkadang merasa iri akan ikatan persahabatan mereka yang bahkan melebihi saudara.

Karena itulah aku dedikasikan ff ini untuk mereka My Inspiration.

We were only seven, but we have you all now. We are not seven with you.

_BTS_ BULLETPROOF THE ETERNAL

Tatapannya makin hari makin kosong, berfikir jika suatu saat semua yang dia lakukan hanya kan berakhir jadi sebuah kegagalan membuatnya semakin sakit hati. Namjoon, sosok itu adalah seseorang yang berusaha bertahan demi mimpinya untuk mengenalkan bahasa hatinya kepada dunia lewat alunan nada dan musik yang ia ciptakan.

Tapi, sebuah kenyataan buruk seolah menamparnya. Semua orang, rekan traineenya satu persatu pergi meninggalkan gedung kecil berdebu yang berdiri di ambang kebangkrutan dan kehancurannya.

Dia mungkin tak percaya Tuhan, tapi tepat di saat ia berada di dalam titik rasa jenuhnya ternyata Tuhan tetap berbaik hati padanya, dengan mengirim seseorang yang memiliki mimpi yang sama dengannya.

"Hai, sapanya pada seseorang yang kini masuk ke dorm kecilnya yang terasa sesak bahkan hanya ditinggali oleh dirinya sendiri. Tapi kehadiran orang asing itu membuatnya tersenyum dan dengan senang hati ia akan berbagi. Meskipun seandainya ranjangnya tak cukup maka ia akan mengalah dan tidur di bawah saja, demi menjaga orang itu untuk tidak pergi meninggalkannya lagi seperti yang lain. "Perkenalkan aku Kim Namjoon, kau bisa memanggilku Namjoon." ia membungkuk sopan.

Pria sedingin es itu pun tersenyum samar. Menatap seorang pria yang akan tidur dengannya di dorm yang bahkan terasa lebih sempit dari rumahnya sendiri. Tapi sudahlah, ia sudah terbiasa dengan hidup di ruang sempit jadi berbagi dengan pria jangkung berkacamata tebal itu tak akan jadi masalah baginya. Maka ia pun membungkuk, melakukan hal yang sama membalas rasa hormat dan sopan santun yang ditunjukkan pria di depannya "Aku Min Yoongi, dari Daegu, salam kenal." ucapnya datar.

Namjoon sedikit terkejut mendengar suara dingin dan datar itu. Ada nada acuh dan keangkuhan dalam getar suara sang pemuda membuatnya sedikit menguras otak, mencoba membuat teman barunya itu merasa nyaman. Sungguh ia tak ingin ditinggalkan lagi. Sudah cukup tiga tahun ia ada di sana dan bertahan dengan mimpinya yang tak kunjung menjadi nyata bahkan terasa semakin memudar. Maka sebelum pria itu pergi lagi, adalah tugasnya untuk membuatnya betah.

"Oh ya, jadi kau dari Daegu? Aku sendiri dari Ilsyan, apa kau pernah ke Ilsyan?" tanyanya berbasa-basi.

Min Yoonggi menggeleng "Tidak." jawabnya singkat dan tegas, lalu melangkah semakin masuk. Menatap semua hal yang ada di dorm itu sebelum akhirnya kembali bertanya "Dimana kamarku?"

"Eh?" Namjoon menatap canggung. "Di sini hanya ada satu kamar, masuklah." Yoongi pun masuk ke dalam dan menatap kamar tidur yang sempit itu. "Kau boleh tidur di mana pun. Selama ini aku tidur di sini, tapi jika kau mau kau bisa tidur di tempatku Yoongi-sii dan aku akan pindah."

"Tidak usah, aku tidur di sini saja." suara Yoongi masih terdengar datar dan dingin. Tapi Namjoon entah kenapa malah menyukainya. "Umurmu berapa?" tanya Yoongi mengagetkannya. Dilihatnya pemuda itu sedang merapikan pakaiannya di salah satu ruang kosong pada lemari kecil yang ada di sana.

"16 tahun." jawab Namjoon cepat berharap dapat respon yang baik dari Min Yoongi. Tapi, pemuda itu hanya manggut-manggut tanpa suara, lalu kemudian beranjak ke tempat tidur yang ia pilih, dan merebahkan dirinya di sana "Kau lebih kecil setahun dariku, jadi mulai sekarang panggil saja aku Hyung."

Bulletproof (We Are Not Seven With You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang