dua puluh empat

781 80 25
                                    

Happy reading. Jangan lupa sematkan koment ya. Makasi
.
.
.
.
.

Namjoon menatap Hoseok yang duduk menundukkan kepala. Jimin dan jungkook terdiam. Empat member mengintimidasi mereka bertiga.

"Apa yang terjadi? Ada yang mau menjelaskan?"

"Hyung, aku tak tahu apa yang terjadi. Tadi saat aku dan Jimin hyung hendak ke dorm, aku melihat Hoseok hyung menarik koper menuju halte bus."

Jungkook bicara, sambil menangis sesenggukan. Ia sudah menangis dari sejak di halte tadi, tak terima jika Hoseok harus pergi dari group itu.

"Ada penjelasan untuk yang dikatakan Jungkook barusan, Hoseok?"

Hoseok menghela napas. "Maafkan aku," ucapnya malas.

"Ibuku menelepon dan memintaku untuk pulang."

"Bohong, tadi Hoseok hyung bilang BigHit akan mengusirnya," sela Jimin. Namjoon menghela napas, sementara yang lainya menatap bingung.

"Jadi kau sudah dengar keputusan itu, ya." Pria berdimpel itu menurunkan kacamata, menekan pangkal hidungnya.

"Ini melelahkan kau tahu?" ucapnya penuh penekanan. Ada beban terdengar di sana. "Aku sudah tahu semuanya, minggu lalu. Tapi sengaja kudiamkan. Kau tahu kenapa, Hoseok?"

Hoseok hanya menatap sendu, ada keraguan dan kekecewaan di matanya. Namjoon kembali menghela napas sebelum melanjutkan.

"Aku pernah ditinggalkan beberapa kali, jauh sebelum kalian ada di sini. Aku tahu bagaimana rasanya gagal debut meski sudah berlatih mati-matian. Aku mungkin belum tahu bagaimana rasanya dikeluarkan dari team. Namun, akulah yang paling tahu bagaimana rasanya dicampakkan."

Semua orang terdiam, menunduk tak berani bicara, kecuali Seokjin yang menepuk punggung Namjoon, menguatkan pria itu yang terlihat emosional.

Namjoon menoleh ke arah Seokjin sekilas. Menahan air matanya agar tak meluncur jatuh. Baru kembali bicara.

"Kau tahu kenapa aku berusaha menahan Jimin?" Tak ada yang menjawab, ruangan itu jadi sangat hening.

"Jika mereka berhasil mengeluarkan satu dari kita dengan mudah, maka dikemudian hari mereka akan melakukannya lagi. Aku tak ingin kesepian lagi. Apa aku egois?"

"Tidak, Hyung," jawab Taehyung tanpa mengangkat wajah.

"Lalu apa kalian tahu kenapa aku diam saja, saat tahu Hoseok akan dikeluarkan?" Semua diam. Bahkan napas mereka pun tertahan.

"Itu karena aku yakin bisa mengubah keputusan mereka. Dan, aku sedang berusaha untuk mencegahnya. Kalian percaya padaku, 'kan?" Mereka mengangguk serempak kecuali Hoseok.

"Bagaimana denganmu, Hoseok? Kau percaya padaku?"

"Entahlah, Joon. Bahkan manager Sejin pun menyerah," jawab pria itu bimbang.

"Manager Sejin, mungkin menyerah. Tapi tidak denganku Hoseok. Bisakah kau percaya padaku sekali lagi?"

"Aku ...."

"Kau tak percaya padaku?"

"Bukan begitu, Joon. Aku tahu kau sangat bertanggung jawab. Tapi jika masalahnya tetap pada uang bagaimana kita bisa ...."

"Maka kita akan cari solusinya," ucap Yoongi. Semua orang pun menoleh padanya.

"Kita akan cari solusinya bersama. Itulah gunanya team. Gunanya kita disatukan dan dilatih dalam wadah yang sama." Seokjin pun mulai ikut berbicara. Namjoon mengangguk mengiyakan.

Bulletproof (We Are Not Seven With You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang