delapan

599 105 11
                                    

Jangan lupakan vote dan koment.

Happy reading.
.
.
.
.
.

Sebuah koper berukuran sedang turun menyusul sepasang kaki yang telah lebih dulu menjejak lantai stasiun. Kereta api cepat yang mereka tumpangi telah sampai beberapa menit lalu.

"Jungkook, cepatlah." teriak seorang pria yang telah lebih dulu berderap menuju halte bus kota.

Ini untuk kesekian kalinya ia menginjakkan kakinya di Seoul. Tapi tetap saja pria bergigi kelinci itu terkagum-kagum. "Sekarang kita kemana, hyung?" tanyanya pada sang kakak.

"Yah, seperti kemarin kita akan menginap di tempat yang sama. Aku sudah menghubungi pemilik rumah sewa itu. Jadi untuk beberapa hari ke depan kita akan menginap lagi."

Ia pun mengangguk, kemudian melangkah lebih cepat untuk mensejajarkan langkahnya dengan sang kakak. Hingga beberapa saat kemudian ia berhenti. Memunculkan gurat keheranan di wajah kakaknya.

"Ada apa?" ia memandang ke arah toko elektronik tempat sang adik memaku diri dan menatap tanpa berkedip ke arah salah satu layar terlevisi yang sedang memutar sebuah lagu rapp.


Jungkook mengabaikan kakaknya, mungkin lebih terpatnya ia tak mendengar pertanyaan sang kakak karena terpesona pada penampilan seorang rapper yang sedang beraksi di layar televisi di depannya.

"Siapa dia?" tanya sang kakak setelah televisi itu memutar acara yang lain karena MV musik tadi sudah selesai.

"Tidak tau, tapi keren. Akan kucari tau tentangnya di internet. Kuharap aku bisa bergabung dengannya." harapnya dengan mata berbinar-binar. Sang kakak pun hanya bisa menggeleng kepala. "Ya, sudah kalau begitu ayo cepat kita ke rumah sewa, aku sudah lelah."

15 menit dengan bus kota, mereka sudah sampai di depan rumah sewa kecil, dengan satu kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Sebuah tempat yang bisa di temukan di pinggiran kota Seoul. Itu hanya merupakan rumah singgah sementara. Jadi mereka tidak perlu mengeluarkan uang jaminan untuk tinggal di sana. Cukup bayar dimuka untuk menginap beberapa hari ke depan. Dan harganya pun cukup murah.

Segera setelah sampai, sang kakak pun langsung merebahkan dirinya di kasur lipat yang memang sudah disediakan. Berbeda dengan Jungkook yang malah mengambil notebooknya dari dalam tas gendongnya dan mulai mencari tahu sosok rapper yang menawan hatinya yang bernama Rap Monster.

Dengan cepat ia mendapatkan akses yang ia inginkan. Menonton video-video Rap Monster mendadak membuatnya semakin bergairah untuk bisa bertemu dan bergabung dalam satu agensi dengannya. Ia telah menetapkan Rap Monster sebagai idolnya kini. Selain IU tentunya.

*

Pagi tiba, tak seperti mereka yang selalu tergesa-gesa menyambut pergantian malam, hingga bahkan harus mendahului sang mentari untuk bangun, Jungkook dan sang kakak justru masih bergelung di balik selimut hingga pukul 09.00.

"Eugh." satu lenguhan kecil terdengar dari arah Jeon Jungkook. Tanpa sadar ia bergerak terlalu liar dalam tidurnya hingga berulang kali kakinya menendang tubuh kakaknya.

"Ais, Jungkook-ah perbaiki cara tidurmu." dengan kesal sang kakak mendorong tubuh adiknya hingga tubuh kecil itu menggelinding ke lantai. Tapi ia tidak bangun sama sekali.

Jeon Jung Hyun pun terduduk menatap adiknya yang tertidur bagai mayat itu. "Aissh, bagaimana kau akan menjalani masa trainee mu nanti. Jungkook." desahnya pelan. Lalu bangkit berdiri, berderap mendekati adiknya dan mencubit dua nipel kecil sang adik yang tersembunyi di balik bajunya.

Bulletproof (We Are Not Seven With You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang