empat belas

501 87 22
                                    

Happy Reading. Jangan lupakan komentnya ya..
.
.
.
.
.
.
.

Kulit pucat pria itu tampak berkilau tertimpa sinar surya. Tadi pagi ia bilang akan standby di studio seharian. Tapi nyatanya setelah tengah hari ia keluar. Bukan untuk makan siang. Melainkan untuk mengantarkan sekotak pizza ke pelanggan yang telah mengorder pizza itu di tempatnya berkerja sejak beberapa bulan lalu.

Motor dengan box besar bertuliskan PIZZA itu pun masih berhenti di perempatan jalan. Menunggu lampu mera berubah hijau, Yoongi menurunkan masker wajahnya sesaat lalu menarik nafas panjang. Kulit punggung tangannya sedikit lebih gelap dari kulitnya yang lain karena ia tak memakai slop tangan untuk melindunginya. Berbeda dengan bagian tubuhnya yang lain yang terlindung jaket dan celana panjangnya.

Lampu menyala hijau, Yoongi pun segera memacu motornya ketujuan. Membawa pizza, itulah kerja sambilan yang dilakoni Yoongi sejak beberapa bulan lalu. Tak ada yang tahu, karena ia tak ingin dikasihani oleh teman-teman di dormnya. Untuk menjaga rahasia, Yoongi bahkan terpaksa mengambil jadwal kerja di jam makan siang dan juga di malam hari setelah mereka semua pulang sehabis menyelesaikan latihan di studio.

Meski memiliki kesibukan lain, tapi Yoongi tak pernah melupakan latihannya. Setelah mengantar pizza-pizza itu, Yoongi biasanya akan membeli semangkuk ramen di supermarket, lalu memakannya sebagai menu makan siang baru kemudian ia akan kembali ke studio untuk bergabung dengan yang lainnya melanjutkan sesi latihan mereka.

Begitu juga di malam hari, Yoongi akan keluar setelah makan malam. Dengan alasan melanjutkan membuat lagu di studio atau mencari insprirasi lagu, Yoongi akan berangkat ke tempat kerjanya dan mengantarkan pesanan pizza sampai tengah malam. Tak jarang ketika pulang ke dorm, Yoongi mendapati semua teman-temannya sudah tidur. Namjoon bahkan sudah mendengkur dengan keras. Saat itu, Yoongi hanya akan tersenyum menatapi mereka satu persatu. Akan ada setitik rasa syukur di hatinya, karena kini tak ada lagi yang merasa terganggu dengan dengkuran Namjoon yang memang sangat keras.

Hari ini, Yoongi kembali bekerja seperti biasa. Setelah tadi pagi berbohong pada yang lain, sekarang ia memacu gas motornya ke tempat tujuan. Yoongi cukup bersyukur karena pekerjaan yang ia dapat tergolong mudah dan hasilnya juga lumayan untuk menutupi minus uang bulanannya. Bahkan sekarang ia bisa sedikit menabung untuk keperluan yang tak terduga.

Karena jadwal latihan untuk hari ini diliburkan maka Yoongi memilih untuk bekerja seharian. Dengan begitu upah yang ia dapat juga akan lumayan banyak. Pesanan terakhir pun telah ia antar dengan selamat dan tepat waktu. Pria itu turun dengan senyum mengembang di wajahnya menapaki satu demi satu tangga apartement dari sang pelangggan. Hingga kemudian kakinya terhenti pada tangga kelima karena ponselnya berbunyi. Segera ia mengambilnya.

Tampak nama Namjoon di sana, maka dengan cepat ia menjawab sambungan ponselnya sebelum sambungan itu terputus. "Ah, iya maafkan aku, aku segera pulang." jawab Yoongi.

Rupanya karena terlalu asik melakukan pekerjaannya ia sampai lupa kalau malam ini Jungkook akan berangkat ke Amerika dan mereka sudah sepakat akan mengantar maknaenya sampai di bandara Icheon. Syukurlah Namjoon mengingatkannya lewat telpon tadi. Maka setelah memasukkan ponselnya ke saku celana, Yoongi segera melesat dengan motornya menuju tempat kerjanya untuk mengembalikan semua fasilitas kantor yang ia pakai hari ini.

Entah apa karena Yoongi terlalu senang akan mendapat upah yang lumayan, hingga bisa ia gunakan untuk membelikan sesuatu buat Jungkook, atau karena ia terlalu lelah yang membuatnya kurang hati-hati. Hingga pada tikungan dekat tempat kerjanya, tiba-tiba saja motornya tergelincir. Yoongi jatuh terjerembab bersama motornya. Terseret beberapa meter membuat tubuhnya penuh dengan luka gores. Tapi syukurlah benturan yang ia alami tak sampai mencederai kepalanya. Hanya saja lututnya terasa sangat sakit, mungkin ada yng terkilir ia tak tahu. Sejenak ia menatap ke sekitar, rupanya tempat itu sudah sangat ramai. Beberapa rekan kerja yang tahu mengenai kecelakaan itu segera berlari dan berusaha membantu. Bahkan ada dari mereka yang sudah memanggil ambulance. Hingga tak butuh waktu lama ambulance pun sudah ada di sana.

Bulletproof (We Are Not Seven With You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang