Sembilan

561 96 8
                                    

Happy Reading.
.
.
.
.
.

"Hayo berhentilah main-main! bagaimana kita bisa debut jika terus saja begini!" Hoseok menghela nafas lelah. Semakin hari ia semakin kesal. Empat orang trainee yang bersamanya tak ada satupun yang sesuai ekspektasinya dalam dance. Mereka sangat kaku dan sangat tidak berbakat. Dirinya bisa gila jika terus menerus terjebak dalam situasi yang menyesakkannya. Bagaimanapun modal dasar untuk sebuah boygroup di negara bernama Korea adalah keahlian mereka dalam menari. Meskipun kemampuan vokal, maupun rapp tetap jadi yang utama, tapi dance juga menjadi faktor pendukung. Kpop tanpa keahlian dance sungguh tak akan ada artinya.

"Aku lelah!" ketus Yoongi, lalu memilih merebahkan dirinya di atas lantai.

"Kurasa aku harus pergi, ada beberapa kalimat dalam laguku yang harus ku revisi." Namjoon pun bersiap pergi.

"Apa ada kalian yang mau makan? biar kubuatkan sesuatu. Aku akan menelpon eomma untuk membawa beberapa bahan makanan. Ketampananku bisa hilang jika hanya memakan mie instan setiap hari." semua memutar bola mata malas mendengar hyung tertua mereka yang selalu menyombongkan visualnya.

Sementara itu, di salah satu sudut ruangan, masih ada seorang lagi yang hanya diam tak berani mengungkapkan pendapat apapun.

"Ah, Jungkook-ah ayo ikut denganku, akan ku ajak kau ke rumahku, kita bisa mengambil persediaan makanan milik eomma."

"YA! Bisakah kalian serius!" semua menoleh, menatap Hoseok yang sudah menekuk wajahnya begitu rupa. "Kita harus latihan, ingat? kita harus berlatih. Dan ini perintah!"

"Perintah siapa? Perintahmu?" suara Yoongi terdengar meninggi "Kau terlalu merasa diri bertalenta, debut saja sendiri dengan kemampuan dance mu yang luar biasa itu." pria berkulit pucat itu bangkit lalu melangkah keluar ruangan dan membanting pintu dengan keras. Semua orang terperanjat dan terdiam seketika.

"Jangan terlalu memaksa kami melakukan apa yang kami tidak bisa, lagi pula kapan kita debut, dan jenis musik apa yang akan kita bawakan juga belum jelas. Jika kau memang merasa ahli dalam hal yang satu itu. Maka kau bisa debut dengan para trainee lainnya Hoseok, aku yakin agensi akan mendatangkan lebih banyak lagi trainee yang bisa mengimbangi kemampuanmu. Aku dan Yoongi hyung akan memilih untuk debut menjadi rapper." Namjoon pun keluar menyusul Yoongi.

Sementara itu Seokjin dan Jungkook hanya diam saja. Situasi kembali memanas. Sudah setahun mereka bersama, situasi seperti ini memang sangat sering terjadi. Awalnya hanya karena hal-hal kecil, tapi sekarang sepertinya masalahnya jadi semakin besar. Ia pun tak tahu harus mengetengahinya dengan cara apa. Perlahan Seokjin pun melangkah mendekati Hoseok, ia menepuk bahu Hoseok dengan pelan. Bermaksud untuk menenangkannya tapi tak disangka Hoseok malah menampik tangan Seokjin dengan kasar "YA!! kau sangat tidak sopan JUNG HOSEOK!!" teriakan Seokjin atas dirinya, langsung diabaikan begitu saja oleh Hoseok, dan ia langsung berlalu dari ruangan itu mengabaikan Seokjin yang mulai memerah menahan marah.

Melihat keadaan itu, Jungkook yang terbilang masih sangat kecil pun hanya diam sambil meremat jari-jemarinya. Ia sedikit takut. Seokjin menatapnya. "Jungkook-ah, ayo kau ikut aku saja." ucap Seokjin, lalu melangkahkan tungkainya menuju pintu. Tak ingin memperkeruh suasana Jungkook pun mengikutinya dalam diam, ia tak berani banyak bicara.

*******

Dari stasiun kereta api pria berperawakan sedikit kurus itu mengayuh sepedanya. Ia membawa sepeda lipat itu dari kampungnya di Daegu. Dengan alasan mengirit uang ongkos taxi, maka ia harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk bisa sampai di tempat tujuannya.

Berbekal sebuah kartu nama yang ia dapat dalam peristiwa tak terduga minggu lalu, ia memutuskan untuk mencoba mengubah takdirnya di masa depan.

Bulletproof (We Are Not Seven With You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang