Sekarang aku dan syiren sudah berada di dalam kamar.
"Iren ganti pakai baju aku aja yah kan baju iren basah" kata ku
"Tapi memang tidak papa?" Tanya iren tidak enak hati
"Ya gk papa lah memang nya kenapa?" Jawab ku kalem, aku tau apa yang di khawatirkan iren
"Ya aku tidak enak saja aku kan__" belum sempat iren menyelesaikan ucapannya aku lebih dulu memotong
"Ih iren apaan sih! iren itu kan teman aku jadi nih pakai yah temen aku juga kadang gini ko jadi kalem aja" aku lantas menyerah kan baju ku pada nya menunggu jawaban iren
"Em__makasih yah re" ujar iren
"Iyah santai aja! Di sana kamar mandinya" aku menunjukkan letak kamar mandi
"Ya sudah kamu aja dulu" kata iren
"Ok! Aku duluan yah" aku pun melangkah masuk ke dalam kamar mandi, tidak lama kemudian aku pun keluar "Sekarang gantian gih"
"OK" balas nya kali ini
Setelah membersihkan diri aku lantas menyisir rambut ku di depan kaca rias.
Awalnya semua baik-baik saja sampai__saat aku tengah menyisir rambut ku tiba-tiba saja wajahku nampak tua penuh dengan keriput di setiap sisi nya.
Aku benar-benar terkejut dengan hal itu aku lantas memegang wajah ku yang nampak keriput itu.
Apa benar aku sudah keriput,
Asataga naga, apa aku kurang perawatan sampe kulit ku keriput gini! aku pun mendekat kan wajah ku ke kaca.Dan betapa terkejutnya aku saat pantulan kaca tidak menunjukkan pantulan dari wajahku justru mahluk lain ia begitu seram dengan banyak keriput di setiap sisi wajahnya.
Sosok itu menyeringai lebar hingga nampak deretan giginya yang runcing kemudian tertawa.
Aku lantas menengok ke belakang ternyata itu hantu diandra, hantu yang waktu itu ku temui di pohon besar depan rumah ku.
"Diandraa___" teriak ku kesal, ternyata aku hanya di kerjain Diandra hanya mengeringai senang karna berhasil mengerjai ku.
"Kamu ngapain si" tanya ku jengkel
"Kamu takut yah?" Tanya diandra seraya tersenyum jahil
"Gak_biasa aja tuh" aku pun berpaling dari diandra lalu lanjut menyisir rambut ku.
"Tapi ko tadi kamu kayak ketakutan sih__" ujar nya kembali meledek
Aku tidak memperdulikan celotehan diandra, aku tetap menyisir rambut ku.
"Nanti aku bilang ke pak husen kalau kamu sudah mengganggu ku, baru tau rasa kamu biar di usir sekalian" ujar ku mengancam
Diandra lantas memasang wajah muram "Terserah kamu aja aku gk perduli" jawab hantu sandra
"Kamu yakin__"
"Kamu jahat"
"Dih kamu apa kabar! Kamu yang mulai duluan"
"Aku kan hanya ingin main saja dengan kamu habis kamu tidak pernah mau main lagi dengan ku" ujar diandra memelas
"Iya deh sorry aku sibuk"
Setelah selesai iren lantas keluar dari kamar mandi.
"Sudah selesai?" Tanya ku lembut
"Iyah! Re itu siapa?" tunjuk iren ke arah hantu diandra
"Oh dia, dia itu hantu penunggu kamar ini HAAA__" jawabku sembari tertawa terbahak-bahak sedangkan hantu diandra sudah menekuk wajahnya kesal
"Kamu serius?" Ujar iren tidak percaya
"Ya tidak lah dia itu teman ku juga, sama seperi mu, namanya diandra dia penunggu pohon yang ada di depan rumah ku itu, dia jahil bangett__tadi aja aku di kerjain" ujar ku panjang lebar.
Nampak nya diandra tidak terkejut kalau iren bisa melihat nya, ternyata pak husen benar mereka bisa tau, kita bisa melihat mereka atau tidak.
"Diandra kamu tidak terkejut? iren ini bisa melihat kamu loh" tanya ku kembali memastikan
"Aku sudah tau ko" jawab diandra sombong "Aku kan tau mana orang yang bisa melihat hantu dan mana yang tidak"
"Oh seperti itu__"
"Jadi dia ini teman kamu re?" Tanya iren
"Kayaknya sih gitu" kata ku sambil mengangkat bahu acuh
"Dih ko gitu" sungut diandra kesal
"Habis aku kesal sama kamu siapa suruh ngerjain aku tadi!"
"Kapan?" Tanya diandra sok lupa
"Jangan sok pikun deh"
"Udah kalian gk usah berantem" ujar iren melerai kami
"Dia yang mulai" bela ku
"Apaan orang kamu yang mulai" bela diandra tak mau kalah
"Dih memutarbalikkan fakta"
Iren yang melihat kami kembali berdebat hanya bisa menghela nafas lelah, karena usaha nya sia-sia.
Salam author yang mulai lelah menunggu dukungan
?^_^😩😴
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Sekolah Baru
Mystery / ThrillerRank #1 in horor [09-01-2021] "Hu..Ha..Hu..Ha" aku menghembuskan nafas ku yang memburu seperti sehabis berlari maraton. Setelah lebih tenang aku melihat sekeliling 'kamar' aku mengerutkan kening ku "Kamar siapa ini?" Seru ku seraya mengedarkan pand...