Ternyata itu mereka 'teman hantu ku', yang dari dulu ku cari-cari tapi malah hilang bak di telan bumi.
Mereka menyeringai dan tertawa kearah ku, aku hanya menanggapi nya dengan muka tembok, sebenarnya dalam hati aku sangatlah merindu kan mereka, tapi biarlah sok ngartis dulu.
"Kamu kenapa peb takut Heheeeee" ejek nining
"Heee pebri takut kayak nya tuh" sambung bilah.
Iya lah takut orang lu pada setan, aneh dasar .. pebri membatin
Aku memasang muka sok marah lalu berkata.
"Kenapa kalian melakukan ini ?" Kata ku ketus."Terus gimana dong ?" Ujar nining seolah tidak tau apa-apa.
"Tau ah" balas ku lalu memalingkan wajah.
Aku tidak marah karna mereka menyjahiliku, tapi aku marah karna mereka tidak jujur padaku.
"Maaf_si peb, kami cuma takut kalau kamu tidak mau berteman dengan kami" ujar bilah memelas.
"Tapi gk bohong ke'gini caranya"
Saat aku hendak meninggal kan mereka, tiba-tiba tangan ku terasa dingin, ternyata erika memegang tangan ku.
"Apa kamu ingat waktu kita sedang di kantin ?" Tanya erika
"Aku terdiam seperti ada masalah bukan__dan kamu bertanya pada ku, apakah aku sedang ada masalah" lanjut erika mencoba mengingat kan ku
Aku berusaha mengingat kembali kejadian itu.
"Iyah aku masih ingat, kenapa ?""Aku begitu sebenarnya karena aku itu mau memberi tahukan mu tentang masalah ini, tapi aku masih ragu saat itu" terang erika
"Kita tidak bisa melanjutkan percakapan kita di sini, aku takut nanti anak-anak di kelas ini keburu dateng, kita lanjutkan saja di perpustakaan bagaimana?" Tawar ku
"Baiklah" kata erika
"Kami akan menunggu mu di perpustakaan" ujar bilah.
Aku langsung keluar dari dalam kelas setelah mereka menghilang, dengan cepat aku menuju kelas ku.
Teman-teman pun mulai berdatangan, katrina dan dreas juga sudah datang Viona juga.
Aku menunggu jamkos, aku akan menanyakan nya nanti pada dreas, apa hari ini ada jamkos.
"Peb kamu sekolah ?" Tanya
vionaMenurut lo_
"Memang kamu sudah baik-baik saja ?" Sambung Dreas
Keliatan nya gimana ?
"Iyah peb kamu yakin sudah baik-biak saja ?" katrina juga tidak mau kalah
Ya iya lah baik, lah ini buktinya aku udah sekolah gimana sih.
Ku jawab semua pertanyaan mereka secara batin.
"Iyah aku sudah tidak papa ko"
Dari sekian banyak jawab'n dalam benak ku hanya kata-kata ini yang dapt ku keluar kan."Kamu yakin ?" Katrin kembali menyakinkan.
"Iyah__aku sangat-sangat yakin" ujar ku sambil tersenyum tipis
Meski tubuh ku jadi sedikit lemas setelah kejadian tadi, ku rasa energi ku terkuras saat berkomunikasi dengan mereka,
Aku pun menanyakan tujuan awal ku tadi.
"Dreas nanti ada jamkos gk ?""Memang nya kanapa ?" Tanya dreas
"Aku mau ke perpus" jawab ku
"Oh_, ku rasa nanti di jam ke 3 kosong"
"Baiklah, thanks ya dreas"
"You welcome"
Akhirnya jam ketiga pun tiba, aku langsung menuju perpustakaan, saat aku sampai perpustakaan aku langsung masuk kedalam menuju rak paling belakang.
Aku memanggil mereka beberapa kali, tidak lama kemudian mereka pun muncul.
"Jadi ?" Kata ku langsung
"Awalnya kami juga belum tau kalau kami ini sudah meninggal" jawab kartina sendu
"Iyah awalnya kami tidak tau peb, sungguh kami tidak ada niatan untuk membohongi mu" ujar nining tak kalah sendu
Aku bingung harus berkata apa, di satu sisi mereka memang membohongi ku tapi di sisi lain mereka juga baru menyadari bahwa mereka itu sudah meninggal, memang kebanyakan dari mereka 'para hantu' tidak menyadari kalau mereka sudah tidak hidup lagi.
"Baiklah ku maafkan kalian" ujar ku tulus
"Sungguh ?" Ujar bilah dengan mata berbinar
"Iyah__" jawab ku lagi
"Tapi apakah kamu akan tetap mau berteman dengan kami, meski kami sudah tidak hidup lagi ?" Tanya erika
"Iyah, aku akan tetap menjadi teman kalian" ujar ku langsung tanpa fikir panjang
Sebenarnya aku ragu kami akan terus berteman selamanya, karna sekarang kami sudah lain dunia, nanti pasti ada saat nya kami akan berpisah.
Untuk sekarang ini, tidak papa lah aku bersama mereka.
Berusaha membuat mereka bahagia untuk yang terakhir kalinya tidak apa bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Sekolah Baru
Misterio / SuspensoRank #1 in horor [09-01-2021] "Hu..Ha..Hu..Ha" aku menghembuskan nafas ku yang memburu seperti sehabis berlari maraton. Setelah lebih tenang aku melihat sekeliling 'kamar' aku mengerutkan kening ku "Kamar siapa ini?" Seru ku seraya mengedarkan pand...