40. JATUH SAKIT

1.6K 162 2
                                    

Saat aku sadarkan diri aku sudah mendapati diri ku berada di rumah sakit, dengan selang infus yang terpasang di tangan ku.

Aku benar-benar tidak ingat bagaimana aku bisa berada di rumah sakit ini.

Tubuhku masih terasa lemas, mata ku tertuju pada seseorang yang tertidur di kursi samping tempat ku berbaring.

Ternyata itu iren, aku pun menggoyang kan tangan iren berusaha membangun kan nya.

Iren lantas bangun dengan terkejut "Kamu sudah bangun, syukurlah__ aku benar-benar khawatir" kata iren

Menurut loh....

"Bagaimana aku bisa sampai di sini?" Tanya ku pada iren

"Tadi cowo yang nolongin kamu sama temanya yang membawa kamu ke sini" jelas iren

"Apa ibu tau?" Tanya ku was-was, sungguh aku benar-benar tidak ingin membuat ibu khawatir dengan kondisi ku saat ini.

"Kata bapak ibu kamu pergi" jawab iren, membuat ku bernafas lega

"Syukurlah kalau begitu, ya sudah tidak papa! Lalu dimana raka dan temanya itu?" Tanya ku kembali ke topik awal

"Ku rasa dia masih ada di depan! Oh yah tadi kamu kenapa?" Tanya iren berubah serius

"Nanti saja baru ku ceritakan"

"Ok" iren pun hanya mengangguk paham

"Aku tidak mau temannya raka si hardi itu masuk ke sini, aku mohon jangan biarkan dia masuk ke sini" pinta ku pada iren, aku masih trauma dengan kejadian tadi.

"Baiklah! Aku keluar dulu"

Iren pun keluar, aku tau betul kalau iren sebenarnya tau apa masalah ku saat ini.

Tapi mungkin karena terlalu banyak yang ku pikirkan jadi mungkin iren tidak dapat membaca pikiran ku.

Tidak lama kemudian iren bersama raka terkecuali teman raka hardi masuk ke dalam.

"Apa kamu sudah tidak papa?" Tanya nya

"Iyah" jawab ku seadanya

"Oh yah sepertinya aku akan pulang sebentar tidak papa kan" ujar iren kemudian

"Tidak papa" jawab ku masih seadanya

"Oh yah, apa kamu bisa menemani re di sini sebentar_saja, aku akan segera kembali" pinta iren pada raka

"Boleh aja" jawab raka santai

"Tidak papa ko aku sendiri di sini! Lagian kan aku sudah baik-baik saja" bagaimana pun juga aku tidak enak hati, jika harus merepotkan raka lagi

"Lagian aku juga tidak keberatan ko" ujar raka kemudian

"Ya sudah aku pergi dulu yah! sebaiknya teman kamu itu pulang saja! Dia membuat kondisi re semakin buruk saja" ujar iren ketus

Benar bukan apa yang ku pikirkan iren itu sebenarnya pasti sudah tau.

"Kenapa begitu?" Tanya raka keheranan

Jelas saja raka heran, Padahal dari tadi hardi itu bahkan belum menginjakkan kaki nya ke dalam tapi kenapa temannya itu membuat kondisi nya semakin memburuk? kepala raka penuh dengan pertanyaan itu.

"Aku pergi dulu" ujar iren tanpa memperdulikan pertanyaan raka

"Iyah" Iren pun meninggalkan ku besar sama raka

"Ya sudah kalau begitu aku keluar dulu" ujar raka

"Terserah" ujar ku datar

Raka keluar ku rasa raka akan menyuruh hardi untuk pulang, meski dia tidak tau apa alasan nya.

Raka kembali masuk ke dalam
"Aku sudah menyuruh hardi untuk pulang! Tapi kenapa?" Tanya raka penuh dengan kebingungan

Aku tidak menjawab pertanyaan yang raka lontar kan, aku memilih diam.

Toh jika ku ceritakan juga raka tidak akan mengerti bukan, atau mungkin aku akan di anggap aneh/halu.

"Ya sudah kalau kamu tidak mau cerita! Sebaiknya kamu istirahat saja"

Kali ini aku mulai berbicara "Sebenernya__"

"Sungguh aku tidak enak jika tidak menjawab pertanyaan raka, tapi___" celoteh ku dalam hati

"Kenapa?" Sela raka penasaran

Aku pun mentekadkan diri untuk menjawab "Teman kamu itu sebenarnya siapa sih?"

"Loh kok kamu malah nanya itu! memangnya kenapa?" Tanya raka sambil menaikkan sebelah alisnya

Aku menyandarkan tubuhku
"Temen kamu itu dalam bahaya" ujar ku terus terang

Pembicaraan kami mulai serius

"Dalam bahaya?! Maksud kamu itu apa sih, aku makin gak ngerti"

"Ada sosok perempuan yang ingin membunuh nya" Jantung ku ikut berdebar mengingat kejadian yang baru saja ku alami tadi.

"Hantu" ujar raka memperjelas

Aku mengangguk perlahan
"Dia ingin balas dendam pada teman mu itu"

"Kenapa begitu?"

"Aku juga tidak tau! Itu sebabnya tadi aku jadi lemas, sepetinya sosok itu benar-benar menguras energi ku"

"Dan biasanya mereka yang seperti itu adalah mahluk jahat, dan punya niat tersembunyi" lanjut ku

"Jadi kamu ini bisa melihat hantu?"

"Iyah! kamu tidak percaya?" ujar ku mulai tersulut emosi

"Eh bukan itu maksud ku" kata raka cepat

Misteri Sekolah Baru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang