Ya Muqallibal qulub tsabbit qulubana 'ala dinika wa 'ala itho'atikaYang memiliki hati adalah Allah, untuk kemantapan hati dalam taat pada ilahi, ya dengan terus meminta pada-Nya bukan pada yang lain. Dia yang membolak-balikkan hati manusia, yang keras jadi lunak, yang buruk jadi baik, yang susah jadi mudah, yang pemarah jadi pemaaf, yang pendengki jadi rendah hati.
****
Dekorasi yang tampak begitu elegan dengan tema rustik, ditata begitu apik nan ciamik. Semua mata yang hadir ikut terkagum-kagum, padahal baru acara empat bulanan. Biasanya di kampung Manggis tidak sebesar ini kalau acara empat bulanan, tapi ini udah seperti mau acara aqiqah besar-besaran.
Acara pun sudah dimulai meski Mami, Papi & Eyang Utari belum sampai, seperti yang dikatakan Faisal kepada Papinya izin untuk memulai. Tak lama berselang setelah 15 menit acara sudah dimulai, keluarga Faisal pun datang.
Pelan-pelan Papi, Mami dan Eyang Utari bergabung mendekat ke Faisal & Nisa di bagian depan. Nisa & Faisal bersalaman kepada mereka. Eyang Utari mendekap erat Nisa sembari membisikian ke telinganya "Maafkan Eyang ya, maafin Papi & Mami juga yang telat, tadi kejebak macet"
"Iya nggak apa-apa Yang Ti..."
.
Acara berlanjut khidmat dan penuh kekhusyu'an. Sebelum ditutup dengan doa bersama, ust Yahya menyampaikan nasehat kepada seluruh jamaah yang hadir "Alhamdulillah malam ini kita bisa bersilaturrahim, mendoakan semuanya khususnya Nisa dan bayi dalam kandungannya yang saat ini sudah memasuki empat bulan, ya saat di mana Allah sudah meniupkan ruh bagi janin, Allah juga memerintahkan malaikat untuk mencatat segala hal berkenaan si janin, semoga Allah jadikan dzurriyyah thoyyibah, mau itu laki-laki atau perempuan semoga sholih sholihah berbakti kepada kedua orang tuanya, berguna bagi agama, nusa dan bangsa, menjadi pelita bagi keluarga, yang membawa manfaat dunia akhirat, dan semoga juga bisa dilancarkan sampai persalinan kelak, sehat, selamat ibu dan juga janinnya, Aaamiiin"
.
Kemudian ust Yahya memimpin doa, dan menutupnya dengan salam. Semua menikmati jamuan, anak-anak yatim juga begitu tulus dalam mendoakan, mereka pun pulang diberikan bingkisan. Faisal & Nisa berharap mereka bisa mendapatkan keberkahan dalam rumah tangganya, janinnya sehat, selamat, jadi anak yang sholih sholihah. Meski sampai sekarang belum tahu apa jenis kelaminnya. Apapun itu mereka tetap mensyukurinya.
.
Sesi perfotoan bersama dengan keluarga, tetangga dan anak yatim pun berlangsung dengan seru, syukur, haru dan bahagia.
Saat ibu² kampung Manggis bersalaman untuk berpamitan mereka juga ikut merasakan kebahagiaan Faisal & Nisa yang akan menjadi orang tua baru nantinya. Ucapan selamat dan doa-doa baik mengalir untuk mereka..
"Faisal...Papi Mami, Yang Ti pamit langsung ya...jaga Nisa dan calon cucu Papi ini baik² ya"
"Siap Pi...selalu, jadi suami siaga di samping Dek Nisa" sembari merangkul Nisa disampingnya, dan Nisa menyalami Papi mertuanya, berlanjut ke Yang Ti & Mami.
"Nis...Yang Ti pamit dulu yaa...Cicit eyang sehat-sehat yaa di dalem" Yang Ti mengusap perut Nisa dan memeluknya.
"Nis...Mami juga pamit pulang" Mami Marina juga memeluk Nisa, kemudian dengan ragu-ragu akhirnya mengelus perut Nisa. Nisa pun kaget bukan main, terharu sekaligus terkejut, bagaikan ada sengatan listrik yang menjalar ke seluruh tubuhnya. "Benarkah ini Mami? Mami mengelus perutku, apakah Mami sudah mulai menerima kehadiran calon cucunya ini? Sudah menerima aku?" Dalam hati Nisa bergejolak dan di pikirannya banyak sekali pertanyaan-pertanyaan bertebaran. Sorot matanya haru biru, bahagia, ini pertama kalinya Mami marina mengelus perutnya. Masya Allah "Terimakasih Ya Allah" dalam hatinya berkata.
"Iya Mi...makasih Mi"
.
Faisal pun yang melihat ikutan bahagia dan terkejut juga atas perlakukan Maminya, dalam hatinya berdoa semoga hari ini dan seterusnya sikap Mami akan terus baik pada Nisa, tulus dan sayang pada istri tercintanya.
.
"Nis...gue pamit juga yaa...hei dedek yang di dalem...aunty nggak sabar loh pengen ketemu kamu" Mutia juga memeluk erat sahabatnya itu
"Sama Aunty...aku juga, doain aku dan Bunda selalu ya Aunty" jawab Nisa dengan menirukan suara anak kecil
"Makasih ya Mutia udah hadir, oh ya kamu pulang sama siapa?"
"Oh ini Bang Faisal, bareng sama Andi dan juga keluarganya"
"Oh Alhamdulillah kalau begitu"
"Iya Muti...aku ikutan khawatir, apalagi malem-malem begini, jadi parno setelah dengee ceritenye dr. Laila dulu"
"Amaan in sya Allah..." jawab Mutia
.
Andi & keluarganya mendekat ikut serta berpamitan, Ibunya Andi & Nini memeluk Nisa, dan mendoakannya.
.
.
Malam ini menjadi malam penuh haru tangis bahagia bagi Nisa dan juga Faisal, usai semua tamu pulang, lega, plong hari ini sudah terlewati dengan begitu indah, seindah harapan dan doa yang terus melangit pada-Nya tak pernah sirna.
.
"Bang Isal...makasih banyak ya Bang untuk hari ini dan seterusnya?"
"Hari-hari kemarin nggak nih?"
"Ya semuanya Bang...untuk semua hari-hari yang udah kite laluin bareng-bareng Bang..."
Saling mendekap, saling berpelukan erat, mereka saling menatap satu sama lain, Faisal menyentuh kedua pipi Nisa
"Apapun Abang akan berusaha memberikan yang terbaik untuk Dek Nisa dan calon anak kita, keluaga kita"
"Bang jujur Nisa bahagiaaaaa banget hari ini, apalagi nih ye Bang pas waktu Mami ngelus-ngelus perut Nisa...rasanya kayak terbang ke angkasa tau Bang"
"Hmmm jadi gitu...kalau Ayah yang ngelus dedek Bayi di perut Bunda nggak kerasa terbang ya?"
"Beneran Bang ini serius...bayangin aja, Mami, seorang Mami tiba-tiba tadi ngelus perut Nisa, meluk Nisa juga, Masya Allah Bang...antara percaya nggak percaya"
"Apa Abang bilang...pasti suatu saat nanti, Mami bakalan berubah, kita minta terus sama Allah, kita doain Mami, Allah yang membolak-balikkan hati manusia, semoga hati kita selalu terpaut dengan-Nya"
"Amiiin..."
"Dan hati Abang akan selalu nyangkut di hatimu"
"Love you Abang zyang" dengan menunjukkan jempol & jari telunjuk ala drama Korea, Faisal mengambil dengan tangannya lalu meletakkan tangannya di dadanya.
"Bang...kita perlu nggak USG, biar tahu jenis kelaminnya gitu Bang?"
"In sya Allah kita jadwalkan ya, tapi kalau di klinik Nassiri kayaknya abang kurang sreg gitu, soalnya dokter Obgyn nya cowok, kita cari ke RS aja ya, yang dokter Obgyn nya cewek, Abang nggak mau ada orang lain yang bukan mahrom lihat perut dek Nisa, meski memang untuk diperiksa"
"Iya Bang...Nisa juga sependapat dengan Abang"
"Bang kalau anak kita cewek mau kite kasih nama apa?"
"Hmmm apa ya? Kalau cewek Mahira..."
"Hmmm Mahira bagus juga Bang, kalau cowok?"
"Maher, kalau kembar cowok cewek jadi enak tuh Maher dan Maheera"
"Bagus namanya Bang, eh tapi tunggu-tunggu dua??? Sekaligus? Masya Allah Bang...ini rasanya udah mulai berat bagimane kalau kembar ye?"
"Yah...kita kan nggak tahu, siapa tahu...kan Abang bilang kalau...kita kan belum tahu..."
"Yang nanggung aku Bang bukan Abang...berat, emang siap jadi ayah langsung dua anak? Emang udah jago gendong dan ngurusin bayi?"
"Eeh jangan salah...udah ayah-able banget, siap deh jagain Bunda dan anak-anaknya"
Nisa geleng-geleng kepala...nggak kebayang kalau beneran punya anak kembar sekaligus, eh tapi bisa jadi, bisa nggak karena di usia kehamilan empat bulan ini dia belum pernah USG ke dokter kandungan, dan ia merasa berat banget gitu padahal baru empat bulan, atau 'jangan-jangan ucapan Bang Isal bener?'
"Udah malem...istirahat yaa...besok in sya Allah, minggu depan ya kita ke RS buat USGnya, kita bikin janji dulu sama dokternya, nyari rekomendasi dokter"
"Eh ya Bang...Nisa tanya aja ya ke dr. Laila siapa tahu dia bisa rekomendasiin kita dokter obgyn wanita"
"Nah ya tuh, boleh-boleh, besok aja Dek Nisa coba tanya ke dr. Laila, sekarang kita istirahat ya...kasian dedek Bayi butuh istirahat, Bundanya juga"
"Selamat tidur Bundanya dedek bayi...selamat tidur anak Ayah" baru juga Faisal mau mencium perut Nisa tiba-tiba Nisa ngidam
.
.
"Bang...Nisa pengen makan bubur ayam"
"Ha? Beneran bubur ayam?" baru juga romantis dan Faisal dibuat terkejut dengan ngidamnya Nisa yang malem-malem minta bubur ayam. Mana ada jam segini di deket-deket sini yang buka.
Nisa mengangguk,
"Please ya Bang...beneran...ini maunya dedek bayi"
"Nggak bisa ditunda besok ya ngidamnya? Mana ada jam segini jualan?"
"Nisa nggak minta dibeliin loh Bang..."
"Terus?"
"Tapi dibuatin" 🤣🤣🤣🤣🤣
"Hmmmm".
Maaf kemarin nggak up 😊 semoga goresan jemari malam ini bisa sedikit mengobati rasa rindu Faisal-Nisa. Terimakasih sudah setia menunggu, dan membaca 😍😍😍😍
Semoga MRB-DH Allah mudahkan semuanya.
Dan semoga di manapun kita, sehat selalu yaa, selalu jaga kesehatan, cuci tangan, jaga pola makan, pola hidup, olah raga, istirahat dan terus berdoa semoga terhindar dari segala mara bahaya, semua virus dan semua penyakit. Aaaamiin
Allah sebaik² penolong, Allah sebaik2 penyembuh, apapun penyakitnya Allah punya obatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faisal & Nisa
Spiritual"Karena Cinta Bukan Sebatas Kata-kata" Nisa Khadijah Sabilah, seorang model muslimah ternama dengan karir yang semakin naik daun, dan memiliki banyak penggemar karena pribadinya yang baik dan humble. Sosok wanita yang kuat dan mandiri sepeninggal o...