Part 31

814 96 17
                                    

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

تَصَافَحُوْا يَذْهَبُ الغِلُّ ، وتَهَادَوْا تَحَابُّوا ، وَتَذْهَبُ الشَحْنَاءُ

"Saling bersalamanlah (berjabat tanganlah) kalian, maka akan hilanglah kedengkian (dendam). Saling memberi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai dan akan hilang kebencian." (HR. Malik dalam Al-Muwaththa')

*

*

*

*

Usai melihat dan mengomentari postingan istrinya Faisal tersenyum tapi senyumannya tiba-tiba berubah saat melihat ada komentar dari Farez, alisnya terangkat keningnya berkerut, wajahnyan pun jadi cemberut. Ya semalam dia hanya diam tak menanyakan apapun ke istrinya, sebab ia paham istrinya pasti capek dengan acara tasyakuran tujuh bulanan undangannya pun lebih banyak dibandingkan dengan saat empat bulanan. Meski sebenarnya pikiran dan hatinya dipenuhi jutaan pertanyaan dan rasa pensaran. Tapi dia harus bisa mengendalikan pikiran dan perasaannya, demi istrnya. Ah entahlah api cemburu kenapa masih muncul aja dalam diriku? Batinnya berkecamuk saat ia duduk di kursi ruangan tampat ia biasa bekerja di Café.

Bukan saja karena Farez tapi dokter Dewi pun perhatian banget sama Nisa, lebih perhatian dari pada Maminya, omongan dokter Dewi yang ingin menjadikan Nisa sebagai menantunya andai saja belum menikah, "Ah...apaan sih Sal...astahgfirullah...setan nih...jelas-jelas Nisa istriku...tapi jujur bikin penasaran banget siapa sih Farez, ah nanti kepo bikin sakit hati aja, ah nggak-nggak nanti harus nanya nih ke Nisa, biar nggak dihantui rasa penasaran" Ia mengusap dadanya, menggelengkan kepala, seraya mengusap wajahnya dan beristighfar "Astaghfirullahal adziim...banyak setan nih emang yang membisikin, harus wudhu biar ilang, biar pulang hati tenang, ketemu istri jadi riang" dia tersenyum membayangkan wajah istrinya. Faisal segera bangkit dari duduknya berwudhu dan segera bergegas pulang sebelum jam makan siang.

Seperti biasa Nisa sudah menyiapkan makan siang, sembari menunggu suminya pulang ia membaca buku, ya Nisa memang suka membaca dan menulis, dengan membaca ia bisa menambah ilmu, nambah wawasan bukankah membaca berarti membuka jendela dunia? Bisa tahu dunia dari membaca, dan menulis baginya bisa menjadi teman mengungkapkan segala apa yang ada dalam hati dan pikiran, meski memang dalam buku catatan, tapi suatu saat nanti ia akan membukukannnya. Berharap tulisan-tulisannya bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, bukankah dengan menulis namanya abadi dalam sejarah meski raganya kelak telah tiada.

Selama masa-masa kehamilan Nisa sering membaca buku-buku parenting begitu juga dengan Faisal, ya meski awalnya Faisal nggak seperti Nisa yang 'book addict' lama-lama juga ketularan hobi istrinya 'membaca buku' bahkan dia jadi sering mampir ke toko buku untuk membelikan buku-buku kesukaan istrinya, entah itu novel, buku-buku motivasi atau yang lainnya. dan Faisal berharap kelak anak-anaknya juga mewarisi hobi istrinya yaitu suka dengan ilmu, baik budi pekertinya, cerdas dan kuat. Dan sebelum sampai rumah Faisal mampir ke salah satu toko buku membelikan istrinya hadiah 'novel' terbaru #BERHENTIDIKAMU yang ditulis oleh dr. Gia Pratama, setelah menimbang-nimbang dan tak pikir panjang karena katanya ini bagus dan kabarnya akan difilmkan juga. Ia segera membayarnya ke kasir, langkah kakinya pun gesit ingin segera sampai di rumah memeluk istrnya, meski 'egonya' diliputi kegundahan dan 'rasa penasaran' gara-gara kehadiran Farez di acara tujuh bulanan. Ya buku yang ia beli sebagai hadiah buat Nisa, ya bukankah saling memberikan hadiah bisa menambah rasa cinta? Apalagi dalam berumah tangga, dan itu yang diusahakan Faisal membalas bagaimana bakti Nisa sebagai istri yang begitu 'limited edition' baginya.

****

"Assalamu'alaikum..."

Nisa segera membukakan pintu, menyambut suaminya dengan senyuman penuh kebahagiaan, tapi Faisal memasang wajah cemberut, sengaja ingin mengerjai istrinya.

Faisal & NisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang