Part 10

1K 89 14
                                    

Orang tua bukan hanya ia yang melahirkan, tapi orang tua sambung, paman bibi, guru, dan mertua juga orang tua yang harus dihormati, dicintai dan wajib bagi kita berbakti tanpa tapi, mentaati perintah keduanya selama tidak keluar dari koridor aturan qurani. Selagi mereka masih ada di dunia ini mari berbakti tanpa “nanti” sebab manusia tidak pernah tahu kapan ajal menghampiri, kita yang akan lebih dulu pergi atau mereka yang akan dipanggil kehadapan ilahi. Teruslah berbuat baik bagaimanapun seperti apapun orang tuamu.
.
.
.
.
.

Mobil memasuki pekarangan rumah, setelah pak satpam membukakan pintu gerbang,  Faisal menyapanya dengan membuka jendela mobil "Makasih pak..."
"Sama² Den...wah itu Eyang udah nungguin dari tadi, ngintip-ngintip terus Den keluar rumah barang kali ada Den Faisal & Neng Nisa"
"Iya pak tadi ada urusan bentar di cafe soalnya...mari pak makasih"  Faisal memarkirkan mobilnya di garasi, Nisa membuka pintu sendiri karena nggak sabar ketemu Eyang Utari. Saat pintu mobil udah terbuka, Faisal menahan tangan Nisa "Eh Dek Nisa biar Abang aja yang bukain"
"Bang...Nisa bisa sendiri kok tenang aje Bang...Nisa bakalan hati-hati turunnya" barulah Faisal melepaskan tangan istrinya, dan segera turun dari kemudi mobil.

Keduanya mengucap salam
"Assalamu'alaikum..."

Eyang Utari yang duduk di ruang keluarga tampak merekah senyumnya saat mendengar suara kedunanya, ditambah melihat Faisal & Nisa mendekatinya
"Wa'alaikumussalam...eh ini dia cucu Eyang yang dikangenin, ditunggu-tunggu dari tadi udah dateng,"

Nisa mencium punggung tangan Eyang Utari kemudian memeluknya erat.

"Iya Eyang...Nisa juga kangen, kangeeeen banget, Eyang sehat kan?"

"Sehaat...alhamdulillah sehat, apalagi lihat kalian tambah semangat"

"Hmmm...Nisa aja ya cucunya Eyang...Faisal dilupain nih?"

"Ya nggak lah, kamu ini Sal...Faisal, kalian itu udah sepaket jadi Eyang juga kangennya sepaket, nggak ada yang dilupain, ditambah sama calon cicit" Eyang Utari mengusap-usap perut Nisa setelah melepaskan pelukan, berganti ke Faisal yang mencium punggung tangan Eyang Utari dan memeluknya erat.

Papi keluar dari kamar, dan wajahnya bahagia melihat kedatangan anak dan menantunya,

"Eh kalian udah dateng rupanya, itu dari tadi Eyang udah nggak sabar nanyain kalian terus" mendekati keduanya, memeluk keduanya bergantian.

"Iya tadi Faisal masih ada urusan Pi di cafe, jadi agak lama, padahal udah berangkat pagi banget, ini Nisa juga kangen berat sama Eyang Ti"

Mereka duduk di ruang keluarga, Nisa duduk di tengah-tengah antara Faisal & Eyang Utari.

"Mami kemana Pi?" Nisa memulai obrolan
"Iya Mami kemana Pi?" Faisal menyakan hal yang sama

"Tadi katanya sih pamit mau keluar sebentar sampek udah mau jam makan siang belum juga datang, tapi nggak bilang ke Papi mau kemana dan sama siapa, yah kamu tahu sendiri lah Mami" Papi menjawab pertanyaan keduanya

"Hmmm Marina...Marina udah tahu hari Minggu, Faisal sama Nisa mau dateng ini malah keluar, heran Eyang sama Mami kamu Sal..."

Tak lama berselang sekitar 30 menit saat mereka berempat (Faisal, Nisa, Eyang dan Papi) bercengkrama suara mobil memasuki pekarangan rumah, dan Mami Marina masuk tanpa salam

"Eh...ada tamu rupanya, masih inget sama rumah Sal, sejak kapan dateng?"

Nisa mendekat, bersalaman dengan Mami begitu juga Faisal sudah hafal omongan Mami kalau dalam satu minggu aja dia nggak ke rumah.

"Ya nggak bakalan lupa lah Mi...lumayan 30 menit yang lalu Mi, Mami dari mana?"

Faisal & Nisa kembali duduk, dan Mami juga duduk di samping Papi

Faisal & NisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang